Pengaruh Frekuensi Penyiangan dan Macam Mulsa terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pre Nursery

Penulis

  • Auneska Zachmi Azwari Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, INSTIPER Yogyakarta, Indonesia
  • Abdul Mu'in Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, INSTIPER Yogyakarta, Indonesia
  • Hangger Gahara Mawandha Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, INSTIPER Yogyakarta, Indonesia

Kata Kunci:

Mulsa, Kelapa sawit, Pre Nursery

Abstrak

Penelitian dilakukan di Yayasan Pendidikan Kader Perkebunan Yogyakarta (YPKPY) Institut Pertanian STIPER  Yogyakarta, Sempu, Wedomartini, Kec. Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta selama 4 bulan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan percobaan faktorial yang terdiri dari 2 faktor dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah frekuensi penyiangan (P) yang terdiri dari 3 taraf yaitu: 1 kali (2 MST) (P1), 2 kali (2 dan 4 MST) (P2), dan 3 kali (2,4 dan 6 MST) (P3). Faktor kedua adalah macam mulsa organik (M) yang terdiri dari 3 aras, yaitu mulsa jerami padi (M1), mulsa serbuk gergaji (M2), dan tanpa mulsa (M3) sebagai kontrol. Dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi perlakuan. Masing masing diulang 3 kali. Tiap ulangan menggunakan 2 sampel tanaman. Sehingga tanaman yang di butuhkan 9 x 2 x 3 = 54 tanaman. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan sidik ragam (Analisis Of Variance) pada jenjang nyata 5% . Bila ada pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) pada jenjang nyata 5%. Untuk mencari perlakuan yang berbeda nyata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terdapat interaksi nyata pada berat segar tanaman bagian atas.Mulsa jerami padi (M1) merupakan perlakuan lebih baik.Terdapat perlakuan sama pada berat segar akar, berat kering akar, dan panjang akar. Penyiangan 2, 4 & 6 MST merupakan frekuensi penyiangan yang tepat. Pada berat segar tanaman bagian atas terdapat interaksi nyata bahwa perlakuan penyiangan 3 kali (2,4 & 6 MST) dan mulsa jerami padi direspon pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery nyata paling baik di bandingkan dengan perlakuan lainnya.

Referensi

Herumia dkk. (2017). PENGGUNAAN MULSA TERHADAP PERTAMBAHAN TINGGI TANAMAN GORAKA MERAH ( Zingiber officinale , Rosc.) DI KECAMATAN TOMBARIRI. 1–5.

Lubis. (1992). Pembibitan Kelapa Sawit Universitas Riau. 17–35.

Mangoensoekarjo. (1983). Efektivitas Beberapa Jenis Gulma. Bachelor Thesis, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO., 4.

Martajaya. (2017). Jurnal Mulsa Organik. 1–4.

Rankie. (2003). Jurnal Pembibitan Respository Universitas Riau, 2001–2004. https://doi.org/10.5772/intechopen.92931

Singh. (2010). PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT(Elaeis gueneensisJacq.)DI PRE NURSERY. Agrinula : Jurnal Agroteknologi Dan Perkebunan, 5(2), 20–27. https://doi.org/10.36490/agri.v5i2.574

Sukamto. (2008). PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK NPK DAN KOMPOS SEKAM PADI PADA MEDIA INCEPTISOL. AGROTEK: Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian, 6(1), 1–14. https://doi.org/10.33096/agrotek.v6i1.169

Sunarko. (2009). Jurnal Pembibitan Kelapa Sawit.

Syahputra, E., -, S., & Dian, S. (2012). Weeds Assessment di Perkebunan Kelapa Sawit Lahan Gambut. Perkebunan Dan Lahan Tropika, 1(1), 37. https://doi.org/10.26418/plt.v1i1.120

Waggoner. (1960). Pengaruh Macam Mulsa Dan Pemangkasan Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris schard.). INNOFARM : Jurnal Inovasi Pertanian, 12(2), 67–78.

Unduhan

Diterbitkan

2024-03-19

Cara Mengutip

Azwari, A. Z., Mu’in, A., & Mawandha, H. G. (2024). Pengaruh Frekuensi Penyiangan dan Macam Mulsa terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pre Nursery. AGROFORETECH, 2(1), 90–94. Diambil dari https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1077

Terbitan

Bagian

Agroteknologi

Citation Check

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 3 > >>