https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/issue/feed AGROFORETECH 2024-08-12T13:04:18+07:00 Helmi Afroda, S.IP.,M.IP helmiafroda@gmail.com Open Journal Systems <p><strong>AGROFORETECH</strong> merupakan media jurnal elektronik sebagai wadah untuk penyebaran dan publikasi hasil penelitian dari skripsi/tugas akhir dan atau sebagian dari skripsi/tugas akhir mahasiswa strata satu (S1) Institut Pertanian STIPER Yogyakarta yang merupakan kewajiban setiap mahasiswa untuk mengunggah karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk yudisium dan wisuda sarjana. Artikel ditulis bersama dosen pembimbing dan penguji serta diterbitkan secara online setelah melewati proses review oleh 2 orang reviewer dan editor AGROFORETECH. AGROFORETECH menerbitkan artikel ilmiah mahasiswa dari lima Program Studi, yaitu <strong>Prodi Agribisnis, Prodi Agroteknologi, Prodi Teknologi Hasil Pertanian, Prodi Teknik Pertanian, dan Prodi Kehutanan.</strong></p> <p>AGROFORETECH terbit satu volume dan empat nomor dalam setahun, yaitu bulan <strong>Maret, Juni, September, dan Desember<br /></strong></p> https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1241 Pengaruh Suhu dan Waktu Perkecambahan Edamame terhadap Karakteristik Susu Edamame yang Dihasilkan 2024-07-12T14:45:38+07:00 Sany Verawaty Saragih sannysaragih09@gmail.com Sunardi ydranus@gmail.com Sri Hastuti thp@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh suhu dan waktu perkecambahan biji edamame yang tepat sehingga dihasilkan susu edamame yang memiliki nilai cerna protein dan disukai konsumen. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi yang terdiri dari 2 faktor, iyalah petak utama yaitu suhu perkecambahan (A) terdiri dari 2 taraf yaitu (A<sub>1</sub> = suhu ruang (25<sup>0</sup>C, A<sub>2</sub> = suhu inkubasi (30<sup>0</sup>C). Faktor terbagi yaitu waktu perkecambahan (B) terdiri dari 5 taraf yaitu, B1,0 jam, B2,6 jam, B3,12 jam, B4,18 jam, B5,24 jam. Masing – masing diulang 2 kali, susu edamame yang dihasilkan dianalisis kadar protein, lemak, nilai cerna protein, pH, kesukaan aroma, warna, dan rasa. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan suhu perkecambahan berpengaruh terhadap nilai cerna protein, pH, kesukaan aroma, dan warna susu, tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar protein, lemak dan kesukaan rasa susu. Waktu perkecambahan berpengaruh terhadap nilai cerna protein, pH, kesukaan aroma dan warna susu, tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar protein, lemak dan kesukaan rasa susu edamame yang dihasilkan. Kesukaan keseluruhan tertinggi susu edamame (4,73 = agak suka) terdapat pada A<sub>1</sub>B<sub>4</sub> dengan nilai cerna tinggi 25,98%bk yang didukung oleh kadar protein 2,49%bk, lemak 1,30%bk, pH 6,20, dan memenuhi SNI 01 -3830- 1995. Syarat mutu susu kedelai, kecuali pH.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1287 Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas Kerja dengan Pendekatan Metode Job Safety Analysis di PT.XYZ 2024-07-24T13:18:58+07:00 Nur Khasana Sahara nurkhasanahsahara@gmail.com Herawati Oktavianty hera.oktavianty@gmail.com Ngatirah ngatirah@instiperjogja.ac.id <p>Setiap lingkungan kerja mempunyai potensi bahaya yang tinggi pada tiap langkah pekerjaannya. PT.XYZ tercatat memiliki beberapa kejadian kecelakaan kerja yang menjadi perhatian serius bagi manajemen dan para pekerja. Penelitian ini bertujuan agar memahami proses pabrikasi pengerjaan kelapa sawit dan juga potensi bahaya bagi para pekerja di PT.XYZ, mengetahui Wawasan karyawan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. XYZ., menganalisis upaya pencegahan yang dapat dilakukan dengan <em>Job Safety Analysis</em> (JSA) yang telah erusahaan implementasikan dan mengevaluasi efek K3 serta kondisi lingkungan kerja terhadap produktivitas karyawan. Selama pengamatan dan penelitian ini dilakaukan, data dikemas dan dikumpulkan melaluii berbagai metode seperti observasi, wawancara, survei, dan dokumentasi. Data dari kuesioner dianalisis menggunakan teknik statistik deskriptif dan inferensial Dengan memilih pekerjaan, mengkarakterisasi pekerjaan, dan memeriksa potensi risiko, tahapan pekerjaan diperiksa menggunakan JSA. Diketahui bahwa ada kemungkinan terjadinya kecelakaan serius pada pekerja selama proses produksi minyak sawit. Produktivitas kerja sangat dipengaruhi oleh K3 dan tempat kerja. Apabila digunakan analisis uji F simultan untuk pengujian hipotesis diperoleh nilai F hitung sebesar 7,494 lebih tinggi dari nilai F tabel sebesar 4,17 dan nilai Sig sebesar 0,003 kurang dari 0,05. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa K3 dan lingkungan tempat kerja secara bersama-sama mempunyai dampak yang baik dan patut diperhatikan terhadap produktivitas pekerja.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1293 Pengaruh Penjualan Online Terhadap Minyak Goreng Kelapa “Perdana” Melalui Aplikasi Shopee Di Uph (Unit Pengolahan Hasil) Barepan, Moyudan, Sleman, Yogyakarta 2024-07-25T21:49:19+07:00 M. Ali Argo jurnalali@gmail.com Erista Adisetya erista@instiperjogja.ac.id Sunardi Sunardi@instiperjogja.ac.id <p>Telah dilakukan penelitian pengaruh Penjualan Online Pada Produk Minyak Goreng Kelapa “Perdana” di desa barepan, moyudan, sleman yogyakarta, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penjualan online pada Minyak Goreng kelapa perdana di unit pengolahan hasil Minyak kelapa dan juga untuk mengetahui apakah penerapan penjualan online sudah sesuai dengan standar di unit pengolahan hasil Minyak Kelapa. Penelitian ini dilakukan pada Unit pengolahan hasil Minyak kelapa, dengan mengunakaan populasi dan sample Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap para pembeli dan akan menganalisa berapa hasil dan jumlah dari total penjualan minyak kelapa yang dijual secara online di shoope dan juga metode penelitian kualitatif yaitu mencocokan antara teori yang ada dengan realita dan juga mengunakan metode diskriptif guna mengetahui secara mendalam bagaimana penerapan penjualan online yang dilakukan oleh Unit pengolahan hasil Minyak kelapa. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara, metode observasi dan juga metode dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Unit pengolahan hasil Minyak kelapa, mengalami peningkatan dari rata rata penjualan dikarenakan dengan harga yang terjangkau dan promosi yang luas dengan bantuan penjualan online di marketplace shopee, kualitas produknya baik dan harga terjangkau. Hal ini merupakan tanda yang bagus bagi penjuala minyak kelapa merk perdana.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1315 Pengaruh Jenis Pati sebagai Edible Coating terhadap Umur Simpan Pisang Cavendish, Pisang Mas dan Pisang Raja 2024-07-26T13:06:11+07:00 Septi Nelviana Laia laiasepti587@gmail.com Reza Widyasaputra rezaws@instiperjogja.ac.id Sunardi Sunardi@instiperjogja.ac.id <p><em>Edible Coating</em> merupakan lapisan dapat dimakan yang bertujuan untuk melindungi produk dan untuk memperpanjang umur simpan produk, sehingga tampilan asli produk dapat dipertahankan, aman terhadap lingkungan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pelapis makanan berbasis pati berpengaruh terhadap perpanjangan masa simpan pisang <em>cavendish</em>, pisang mas dan pisang raja. Serta menentukan jenis pati dan jenis pisang mana yang umur simpan nya lebih lama dengan perlakuan <em>coating</em>. Penelitian ini dilakukan dengan tahap yakni tahap pertama pembuatan <em>edible coating</em> berbasis pati. Tahap kedua yaitu aplikasi edible coating pada buah pisang. Percobaan ini menggunakan rancangan blok lengkap (RBL) dengan dua faktor, yaitu jenis pati dan jenis pisang. Dengan 2 kali pengulangan sehingga dihasilkan 18 satuan eksperimental. Parameter uji yang digunakan yaitu analisis kadar air, total padatan terlarut, gula total, warna (chromameter) dan uji organoleptik. Pada analisis kadar air sampel terbaik pada A1B1 hari ke-12 yaitu sebesar 33.44% , analisis total padatan terlarut sampel terbaik A2B1 yaitu sebesar 8.30 oBrix, analisis gula total sampel terbaik yaitu A1B1yaitu sebesar 14.69%, analisis warna chromameter pada hari ke-12 sampel terbaik yaitu A1B1 sebesar 53.26. Berdasarkan uji organoleptik warna dan tekstur pada <em>edible coating</em> berbasis pati terbaik pada sampel A1B1.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1304 Pengaruh Penerapan Otomatisasi Mesin Digester Press terhadap Efektivitas Produksi Crude Palm Oil (Cpo) di PT. XYZ 2024-07-26T14:24:42+07:00 Ikhfarul Mukhditin ikhfarulmukhditin@gmail.com Adi Ruswanto adiruswanto@instiperjogja.ac.id Ida Bagus Banyuro Partha idabagus@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan otomatisasi mesin digester press terhadap efektivitas produksi Crude Palm Oil (CPO) di PT. XYZ dan mengetahui bagaimana kinerja karyawan sebelum dan sesudah penerapan otomatisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan analisis regresi. Data diperoleh melalui observasi langsung dan wawancara dengan karyawan dan staff, kemudian data oil losess sebelum penerapan otomatisasi pada bulan Juni hingga Agustus dan sesudah penerapan otomatisasi pada bulan Oktober hingga Desember diperoleh dari laboratorium pabrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan otomatisasi pada mesin digester press memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan efektivitas produksi CPO. Didapatkan presentase oil losess mesin press setelah penerapan otomatisasi sebesar 3,995% yang mengalami penurunan sebesar 0,515% dari presentase oil losess sebelum penerapan otomatisasi sebesar 4,51%. Penerapan otomatisasi mesin digester press mencapai standart oil loses press yang telah ditetapkan perusahaan sebesar 4%. Setelah penerapan otomatisasi, proses pengoperasian mesin digester press menjadi lebih efisien karena karyawan tidak harus melakukan pengecekan volume digester dan mesin bekerja berdasarkan waktu, tekanan, suhu dan ampere yang telah ditentukan, dengan adanya otomatisasi pada mesin digester press, karyawan dapat fokus pada tugas-tugas lain yang lebih bernilai tambah, seperti pemantauan proses secara keseluruhan, perawatan mesin serta kebersihan lingkungan kerja.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1306 Strategi Pemasaran Minyak Goreng Kelapa pada “UPH Minyak Kelapa Perdana”di Desa Sumber Ayu, Kec. Moyudan, Kab. Sleman, DIY 2024-07-26T15:55:19+07:00 Hatta Alfinsyah hattaalfin@gmail.com Erista Adistya erista@instiperjogja.ac.id Sunardi ydranus@gmail.com <p>Telah dilakukan penelitian mengenai Strategi Pemasaran Minyak Goreng Kelapa di UPH Minyak Kelapa Perdana di Desa Sumber Ayu, Kec. Moyudan, Kab. Sleman, DIY. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengatasi kendala dalam penerapan strategi pemasaran, serta meningkatkan penjualan minyak goreng kelapa di pasar melalui strategi pemasaran yang efektif. Penelitian ini menggunakan analisis strategi 5P (<em>Product, Price, Promotion, Place, People</em>) dan analisis SWOT (<em>Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats</em>), serta metode penelitian deskriptif kualitatif untuk mencocokkan teori dengan kondisi aktual di lapangan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan kuesioner dengan responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis UPH minyak kelapa perdana masih belum efektif dalam menjalankan strategi pemasarannya, oleh karena itu peneliti menyarankan agar melakukan strategi pemasaran yang sesuai dengan formulasi SWOT yaitu: menggunakan medsos untuk promosi, membuat variasi ukuran dan harga pada produk, dan menambah karyawan/tenaga kerja serta tidak ketergantungan dengan <em>pre-order</em>. Maka dari itu UPH Minyak Kelapa Perdana dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan memanfaatkan kekuatan perusahaan, serta memperbaiki kelemahan yang dimiliki.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1337 Analisis ALB CPO (Crude Palm Oil) di Pilot Plant Instiper Menggunakan Metode Peta Kendali 2024-07-27T21:17:01+07:00 Halason Raja Pakpahan halasonrajapakpahan00@gmail.com Prasanto Bimantio Mohammad bimantiomp@instiperjogja.ac.id Adi Ruswanto adiruswanto@gmail.com <p>Telah dilakukan penelitian tentang Analisis ALB CPO (Crude Palm Oil) dengan tujuan Untuk mengetahui kadar FFA dalam CPO yang dihasilkan berada dalam batas kendali yang telah ditetapkan. Minyak sawit mentah (CPO) merupakan salah satu komponen utama produk pertanian Indonesia, baik sebagai bahan baku minyak nabati maupun sebagai komoditas ekspor. Untuk mencapai keuntungan yang maksimal, perusahaan produksi CPO harus berproduksi secara efisien. Indonesia merupakan produsen CPO terbesar di dunia, dengan volume produksi sebesar 30,9 juta ton pada tahun 2015, meningkat sebesar 5,47% dibandingkan tahun 2014 (Rifin, 2017). Kegiatan ini dilakukan dengan mencari data data yang valid dan resmi yang berhubungan dengan kelapa sawit khususnya parameter parameter mutu CPO (<em>Crude Plam Oil</em>) dan juga teori yang berhubungan dengan maslah pengendali mutu statistik. Untuk data yang diambil untuk penelitian merupakan data informasi harian <em>Crude Palm Oil</em> (CPO) ( kadar asam lemak bebas, OER, <em>Oil losses in condesat</em> dan <em>broken nut</em>) di Pilot Plant INSTIPER Yogyakarta. Kondisi kendali statistik untuk parameter yang diamati kadar FFA, <em>Oil Losses in Condensat</em>, <em>Losses Broken Nut</em>, Rendemen, dan Jumlah CPO bernilai masing-masing 0.39, 0.45, 0.58, 0.40, 0.40 (Nilai Cp &lt;1) menunjukan Nilai Cp tersebut menunjukkan bahwa setiap proses belum memberikan hasil yang sesuai dengan spesifikasi kualitas yang diinginkan. Nilai korelasi ALB dengan <em>Oil Losses in condensat</em>, ALB dengan <em>Losses broken nut</em>, ALB dengan Rendmen masing-masing benilai 0.074, 0.364, -0,365. Sedangkan nilai korelasi Rendemen dengan <em>Oil Losses in Condensat </em>dan Rendemen dengan <em>Losses Broken Nut </em>masing-masing bernilai -0.070, dan 0,245. Seluruh nilai korelasi yang diberikan menunjukkan hubungan yang lemah antara pasangan variabel yang dianalisis.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1336 Analisis Mutu Kopi Arabika (Coffea arabika L.) dengan Metode Honey Process 2024-07-29T10:48:34+07:00 Yehezkiel Gland Sitepu yeheskielsitepu240@gmail.com Ngatirah ngatirah@intiperjogja.ac.id Erista Adisetya erista@instiperjogja.ac.id <p>Salah satu produk hortikultura yang ditanam di Indonesia adalah kopi. Kopi memiliki peran yang penting untuk menyokong pertumbuhan ekonomi masyarakat Inonesia. Dari banyaknya jenis kopi, kopi arabika memiliki rasa dan aroma yang lebih khas dibandingkan dengan jenis kopi lainnya. Kandungan pada kopi arabika adalah asam klorogenat, protein, karbohidrat, kafein, lipid, vitamin, alkaloid, mineral, dan senyawa fenolik. <em>Honey process</em> adalah biji kopi kemudian dikeringkan tanpa dicuci agar mucilage tetap menempel. Metode <em>honey process</em> terbagi menjadi 3 jenis yaitu <em>yellow honey, red honey dan black honey</em>. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu pengolahan <em>honey process</em> terhadap sifat fisika kimia yaitu kadar air, kadar abu, kafein, gula reduksi, total asam kopi arabika dan uji organoleptik (warna dan rasa). Rancangan percobaan dalam penelitian ini disusun secara faktorial dalam Rancangan Blok Lengkap (RBL) dengan menggunakan 1 faktor, tiga taraf dan tiga kali pengulangan. Tiga taraf tersebut yakni <em>Yellow Honey</em> (25% : 75%), <em>Red Honey</em> (50% : 50%) dan <em>Black Honey</em> (100%) yang akan dianalisis menggunakan metode <em>honey process</em>. Berdasarkan hasil menjukkan pengolahan buah kopi dengan metode <em>honey process</em> tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar kafein, gula reduksi, dan kadar abu. Namun berpengaruh nyata terhadap total asam dan uji organoleptik (warna dan rasa).</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1343 Pembuatan Teh Celup Kulit Buah Naga Merah Variasi Penambahan Bunga (Rosella, Telang, Dan Krisan) 2024-07-29T11:53:12+07:00 Maria Gorman gormanintan@gmail.com Reza Widyasaputra rezaws@instiperjogja.ac.id Sunardi Sunardi@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini tentang pembuatan teh celup kulit buah naga merah variasi penambahan bunga (rosella, telang, dan krisan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis bunga dan perbandingan kulit buah naga terhadap bunga, terhadap karakteristik ekstraksi teh celup yang disukai panelis. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor, meliputi jenis bunga yang digunakan: A1 = bunga rosella, A2 = bunga telang, dan A3 = bunga krisan terdiri dari tingkatan yaitu B1 : Kulit buah naga 70% : Bunga 30%, B2 : Kulit buah naga 60% : Bunga 40%, B3 : Kulit buah naga 50% : Bunga 50%. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis fisik yang meliputi total perbedaan warna. Analisis kimia yang meliputi kadar air, kadar abu, aktivitas antioksidan dan pH. Selanjutnya, uji organoleptik yang meliputi kesukaan warna, rasa, dan aroma. Data hasil penelitian dianalisis keragamaannya, dan jika hasilnya berbeda secara signifikan, analisis uji berganda <em>Duncan</em> dilanjutkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis fisik total perbedaan warna diperoleh 18,62 22,90. Analisis kimia kadar air diperoleh 9,50 13,57, kadar abu diperoleh 20,15 27,65, aktivitas antioksidan diperoleh 6,70 37,96,pH diperoleh 3,16 5,96. Analisis organoleptik warna diperoleh 3,17 3,72, rasa diperoleh 2,61 3,33, aroma diperoleh 2,72 3,67. Berdasarkan uji keseluruhan tingkat preferensi ekstraksi teh celup, panelis paling menyukai perlakuan A3B3, perbandingan 50% kulit buah naga dan penambahan 50 bunga krisan, dengan tingkat preferensi ekstraksi sebesar 3,43.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1216 Pengaruh Macam dan Dosisi Pupuk Hijau terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Main Nursery 2024-06-10T13:20:07+07:00 Janami Luansa Purba luansapurba@gmail.com Pauliz Budi Hastuti pauliz@instiperjogja.ac.id Sri Manu Rochmiyati rohmiyatisrimanu@gmail.com <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Tujuan penelitian ini untuk mengetahui interaksi antara macam dan dosis pupuk hijau terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di main nursery, mengetahui pengaruh macam pupuk hijau terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di main nursery serta mengetahui pengaruh dosis pupuk hijau terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di main nursery, telah dilaksanakan di Kebun Pendidikan Penelitian (KP2) Instiper Maguwoharjo, Desa Banjeng, Kecamatan Wedomartani, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pada ketinggian 188 mdpl, mulai bulan Desember 2023 - Februari 2024. Penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan <em>rancangan acak lengkap</em> (RAL) atau <em>completely randomized design</em> (CRD) yang terdiri atas 2 faktor, yaitu macam pupuk hijau yang terdiri atas 4 macam (<em>mucuna, azolla</em>, lamtoro dan eceng gondok). dan dosis pupuk hijau yang terdiri dari 4 aras dosis % volume (tanpa pupuk hijau + NPK sebagai kontrol, 25% atau 1/4 bagian volume, 33% atau 1/3 bagian volume dan 50% atau 1/2 bagian volume). Hasil temuan pada penelitian ini bahwa tidak terdapat kombinasi yang baik antara macam dan dosis pupuk hijau terhadap semua parameter pertumbuhan, perlakuan macam pupuk hijau menghasilkan pengaruh yang sama, demikian juga perlakuan dosis pupuk hijau 25% sudah memberikan pertumbuhan yang sama baik dengan dosis 33% dan 50% serta pupuk NPK sebagai kontrol, kecuali pada diameter batang pemberian pupuk hijau dosis 50% volume memberikan pertumbuhan yang terbaik.</p> <p> </p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1234 Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada Merah (Lactuca Sativa L.) terhadap Konsentrasi Pupuk Organik Cair pada Beberapa Media Tanam 2024-07-02T12:02:03+07:00 Anisa Tri Indah Lestari anisatriindahlestari3@gmail.com Fariha Wilisiani farihawilisianiani@gmail.com Pauliz Budi Hastuti Paulizbudihastuti@gmail.com <p>Selada merah <em>(Lactuca sativa </em>L<em>.</em>) semakin populer dikalangan masyarakat dikarenakan teksturnya yang begitu renyah serta memiliki warna-warna menarik. Tujuan penelitian dilakukan untuk dapat menentukan pengaruh interaksi antara konsentrasi POC urin kelinci dengan media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah. Pelaksanaan penelitian berada di kebun pendidikan dan penelitian (KP2) Desa Maguwoharjo, Kec. Depok, Kab. Sleman, Yogyakarta dari 9 Juli hingga 5 September 2023 dengan ketinggian 118 mdpl. Penelitian ini menggunakan metode percobaan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor, yaitu pemberian konsentrasi pupuk organik cair (P1 20 mililiter per liter, P2 40 mililiter per liter, dan P3 60 mililiter per liter) dan penggunaan beberapa jenis media tanam (M1 adalah tanah regusol, M2 adalah tanah regusol dengan sekam, M3 adalah tanah regusol dengan cocopeat, dan M4 adalah tanah regusol dengan kompos sapi). Berdasarkan kedua faktor, terdapat 12 perlakuan &amp; 3 kali ulangan, sehingga total diperoleh 36 satuan percobaan. Data hasil analisis menggunakan <em>ana</em><em>lysis of </em><em>varians</em> (ANOVA) dengan tingkat signifikansi 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata, duji lanjutkan uji DMRT dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi nyata antara konsentrasi pupuk organik cair pada beberapa media tanam, serta pengaruh konsentrasi pupuk organik cair pada beberapa media tanam memberikan pengaruh yang sama baik terhadap seluruh parameter pertumbuhan dan hasil tanaman selada merah.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1242 Pengaruh Dosis Pupuk P dan Solid Limbah Kelapa Sawit terhadap Pertumbuhan Legume Cover Crop (LCC) Pueraria javanica 2024-07-12T15:09:16+07:00 Muhammad Okta Bika oktabika15102002@gmail.com Candra Ginting candraginting@gmail.com Enny Rahayu enyrahayu@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk fosfor (P) dan solid limbah kelapa sawit serta interaksinya terhadap pertumbuhan <em>Legume Cover Crop (LCC) pueraria javanica. </em>Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Stiper Yogyakarta, dari bulan Januari 2024 hingga April 2024. Penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan rancangan faktorial yang terdiri dari dua faktor yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama adalah dosis pupuk fosfor yang terdiri dari 4 aras yaitu 0 gram, 1,2 gram, 2,2 gram, dan 3,2 gram per tanaman. Faktor kedua adalah dosis solid limbah kelapa sawit yang terdiri dari 4 aras yaitu 1:0, 1:2, 1:1, dan 2:1 per tanaman. Sehingga diperoleh 4 x 4 = 16 kombinasi, setiap kombinasi diulang sebanyak 3 kali menghasilkan 48 satuan percobaan. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan sidik ragam analysis of variance (ANOVA) pada jenjang 5%. Jika terdapat pengaruh nyata antar perlakuan maka diuji lanjut dengan Duncan's Multiple Range Test (DMRT) pada jenjang 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi nyata antara pupuk fosfor (P) dan solid limbah kelapa sawit terhadap pertumbuhan <em>Legume Cover Crop (LCC) pueraria javanica </em>pada semua parameter yang diukur kecuali panjang sulur, dan bobot basah tanaman pada perlakuan tanah kombinasi terdapat pada perlakuan kombinasi 2:1 (Tanah : solid).</p> <p> </p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1253 Pengaruh Intensitas Penyinaran terhadap Pertumbuhan Beberapa Jenis Tanaman Kacang - Kacangan 2024-07-18T12:42:13+07:00 Abdi Bayu Surya Pratama pratamaabdi15@gmail.com Umi Kusumastuti Rusmarini umikusumastutirusmarini@gmail.com Pauliz Budi Hastuti paulizbudihastuti@gmail.com <p>Faktor utama dalam proses fotosintesis adalah Cahaya matahari yang mana pada tanaman kacangan intensitas cahaya terbaik dalam proses fotosintesis yaitu pada intensitas 3000fc. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis kacangan seperti (<em>Mucuna bracteata, Purearia javanica, </em>dan <em>calopogonium mucunoides) </em>yang tahan terhadap tingkat Intesitas penyinaran dan mengetahui pengaruh pada tingkat intesitas penyinaran (3000fc, 1000fc dan 700fc) yang terbaik pada pertumbuhan tanaman kacang-kacangan. Penelitian ini dilakukan di kebun KP2 Institut Pertanian STIPER Yogyakarta., berlokasi di Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini menggunqkan metode rancangan acak lengkap dengan design split plot yang merupakan jenis percobaan factorial (lebih dari satu factor) dengan main plot tingkat intensitas penyinaran yang terdiri dari tingkat intensitas penyinaran, P1 = 3000fc, P2 = 1000fc dan P3= 700fc dan sub plot macam jenis kacang-kacangan yang terdiri dari L1 = <em>Mucuna bracteata , </em>L2 = <em>Pueraria javanica, </em>L3 = <em>Calopogonium mucunoides.</em> Hasil dari penelitian ini menggunakan analisis sidik ragam pada tingkat signifikansi 5%. Jika ditemukan perbedaan yang signifikansi, analisis dilanjutkan menggunakan uji jarak berganda duncan pada tingkat signifikansi yang sama. Pada hasil penelitian mengindikasikan bahwa tidak menunjukkan interaksi atara intensitas penyinaran dan kacang-kacangan. Pada tingkat intesitas penyinaran 3000fc menunjukkan hasil lebih baik dibandingkan tingkat intensitas penyinaran 1000fc dan 700fc pada tanaman kacangan, tanaman kacangan jenis (<em>Mucuna Bracteata) </em>menunjukkan hasil lebih baik pada tingkat intesitas penyinaran dibandingkan tanaman kacangan jenis (<em>Purearia javanica </em>&amp;<em> Calopogonium mucunoides</em>).</p> 2024-07-12T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1256 Pemberian Pupuk P dan Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Campuran Media Tanam Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Mucuna bracteata 2024-07-19T20:43:41+07:00 Wahyu Hidayat wahyuhd131277@gmail.com Retni Mardu Hartati retnimh@gmail.com Dian Pratama Putra dianswn@instiperjogja.ac.id <p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana reaksi <em>Mucuna bracteta</em> terhadap pupuk P apabila ditanam pada kombinasi media tanam tanah latosol dan kompos tandan kosong kelapa sawit. Tepatnya di KP2 Institut Pertanian Stiper Yogyakarta di Desa Wedomartani, Kec. Ngemplak, Kab. Sleman, DIY. Tiga bulan pelaksanaan proyek penelitian ini dari tanggal 25 April 2023 sampai dengan tanggal 26 Juli 2023. Percobaan faktorial yang dipakai guna rancangan penelitian ini dibuat dalam rancangan acak lengkap (RAL) dan mencakup dua unsur, yaitu: Komponen pertama adalah pemberian pupuk P yang terbagi dalam tiga perlakuan yaitu 3,5 g, 4,5 g, dan 5,5 g. Faktor yang kedua yakni komposisi media tanam terdiri dari 4 perlakuan : tanpa kompos tankos (kontrol), (1 : 1), (1 : 2)&nbsp; dan (3 : 1).&nbsp; Kombinasi perlakuan 3 x 4 = 12 yang diulang sebanyak 3 kali sehingga menggunakan 36 tanaman. Kemudian hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam atau ANOVA. Dalam hal dua variabel berinteraksi maka digunakan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak diperoleh kombinasi yang paling baik antara pemberian pupuk P dan juga penambahan media tanam kompos tankos. Penambahan media tanam tankos (1:2) memberikan pengaruh paling besar terhadap perkembangan akar <em>Mucuna bracteata</em>, sedangkan pemberian pupuk P dalam jumlah berbeda tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1277 Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk NPK dan Dosis Inokulum Rhizobium sp terhadap Pembentukan Nodulasi dan Pertumbuhan Pueraria Javanica 2024-07-24T09:35:44+07:00 Samuel Banjarnahor nahorlahh@gmail.com Suprih Wijayani wiwik.swijayani@gmail.com Ety Rosa Setyawati etyrosasetyawati@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk NPK dan dosis inokulum <em>Rhizobium </em>sp terhadap pertumbuhan <em>Pueraria javanica</em>, yang telah dilaksanakan di Kebun Pendidikan dan Penelitian (KP-2) Institut Pertanian Stiper Yogyakarta yang terletak di Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta pada bulan Januari hingga bulan Mei 2024. Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial, terdiri dari 2 faktor yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama yaitu dosis pupuk NPK 0 g/polybag, 1 g/polybag, 2 g/polybag dan 3 g/polybag, faktor kedua adalah dosis <em>Rhizobium </em>sp 0 g/polybag, 3 g/polybag, 6 g/polybag dan 9 g/polybag. Hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam dilanjutkan dengan dengan DMRT (<em>Duncan’s Multiple Range Test</em>) pada jenjang nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi nyata antara pupuk NPK dan dosis inokulum <em>Rhizobium </em>sp. terhadap pembentukan nodulasi dan pertumbuhan <em>Pueraria javanica</em> pada semua parameter yang diukur. Pemberian NPK sampai dengan 3 g/polybag tidak terdapat interaksi nyata terhadap pembentukan nodulasi dan pertumbuhan <em>P. javanica</em>. Pemberian <em>Rhizobium </em>sp. sampai dengan 9 g/polybag terdapat interaksi nyata terhadap pembentukan nodulasi dan pertumbuhan <em>P. javanica</em>.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1265 Pengaruh Pematahan Dormansi Dengan GA3 dan H2SO4 Terhadap Perkecambahan Benih dan Pertumbuhan Bibit Mucuna bracteata 2024-07-22T16:57:43+07:00 Nugra Al Fattah xtra7585@gmail.com Setyastuti Purwanti Soebroto setyastuti@instiperjogja.ac.id Wiwin Dyah Ully Parwati DyahUlly@instiperjogja.ac.id <p>Pelaksanaan penelitian ini bertepatan di Kebun Penelitian Institut Pertanian Stiper Yogyakarta 2, Kalikuning, Desa Wedomartani, Depok, Kabupaten Sleman. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dari awal bulan Mei hingga akhir Juni 2024. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, alat ukur, talam perkecambahan, sekat, catatan dan alat pendukung lainnya dalam penelitian ini. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan giberelin (GA3) dan asam sulfat (H2SO4), benih <em>Mucuna bracteata, </em>air, dan bahan pendukung lainnya dalam penelitian ini. M0 : Kontrol atau tanpa perlakuan, G1 : GA3 dengan 80 ppm, G2 : GA3 dengan 100 ppm, H1 : H2SO4 dengan konsentrasi 15%, H2 : H2SO4 dengan konsentrasi 25%. ANOVA atau sidik ragam digunakan untuk menganalisis data hasil pengamatan yang terkumpul. Jika ada perbedaan nyata, uji jarak berganda Duncan's Multiple Range Test (DMRT) dilakukan pada jenjang nyata 5%.. Perlakuan pematahan dormansi menggunakan GA3 dan H2SO4 terbukti mampu mematahkan dormansi benih Mucuna. Perlakuan menggunakan H2SO4 dengan konsentrasi 15 % dan 25% memberikan persentase daya kecambah tertinggi yaitu 75% dan 76%.Perlakuan pematahan dormansi menggunakan H2SO4 mampu meningkatkan kecepatan berkecambah dan memunjukkan keserampakan berkecambah pada hari ke-10. Perlakuan GA3 dengan konsentrasi 80 ppm dan 100 ppm menunjukkan keserampakkan berkecambah pada hari ke-13.Perlakuan GA3 mampu memberikan pertumbuhan bibit yang baik pada jumlah sulur dan berat segar akar Mucuna. 80 ppm dan 100 ppm mampu memberikan hasil terbaik dengan berat segar akar dan jumlah sulur sulur. Perlakuan pematahan dormansi menggunakan kontrol, GA3 dan H2SO4 memberikan pengaruh yang sama baiknya pada beberapa parameter pertumbuhan bibit karena bibit ditanam dengan media tanam yang sama dan lingkungan yang sama.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1268 Pengaruh Populasi Nephrolepis terhadap Populasi Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit 2024-07-22T20:37:42+07:00 Tomi Kristian Samosir tomikristian12@gmail.com Idum Satya Santi idum@instiperjogja.ac.id Samsuri Tarmadja samsuri.tarmadja@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan populasi serangga penyerbuk <em>Elaeidobius kamerunicus</em> pada tajuk bunga kelapa sawit yang anthesis dengan beberapa kriteria populasi <em>Nephrolepis bisserata</em> di pokok kelapa sawit. Penelitian dilaksanakan di Perkebunan Rakyat Desa Modang Mas, Kecamatan Menthobi Raya, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah pada 1 April hingga 1 Mei 2023. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan uji ANOVA dengan jenjang nyata 5% apabila ada pengaruh uji nyata pada faktor lingkungan yang diamati maka dilanjutkan dengan uji Duncan pada jenjang nyata 5%. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola faktorial yang terdiri dari 1 faktor. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan populasi serangga penyerbuk <em>Elaeidobius kamerunicus</em> pada berbagai kriteria populasi <em>Nephrolepis biserrata</em>. Populasi serangga penyerbuk paling banyak berada pada populasi <em>Nephrolepis biserrata </em>yang tinggi, sementara populasi serangga penyerbuk paling sedikit berada pada pokok kelapa sawit tanpa populasi <em>Nephrolepis biserrata</em>. Faktor kelembapan memiliki nilai yang berbeda nyata pada setiap kriteria pertumbuhan <em>Nephrolepis bisserata</em>.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1275 Pengaruh Asal Bahan Stek dan Zat Pemacu Perakaran terhadap Pertumbuhan Bunga Pukul Delapan (Turnera subulata) 2024-07-24T02:58:43+07:00 Jenarwan jenarwan123cargil@gmail.com Umi Kusumastuti Rusmarini umikusumastuti.rusmarini@gmail.com Ety Rosa Setyawati etyrosasetyawati@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asal bahan stek dan zat pemacu perakaran terhadap perumbuhan <em>Turnera subulata</em>. Peneliatian ini telah di laksanakan di kebun penelitian INSTIPER KP2 Kuningan, Desa Werdomartani, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Daerah Istimewa Yogyakarta sejak bulan Desember 2023 sampai dengan Februari 2024. Metode penelitian menggunakan Rancangan Factorial yang disusun dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah asal bahan stek yang terdiri dari 3 aras yaitu bagian pucuk ruas (A1): batang tengah ruas (A2): dan batang bagian bawah ruas (A3). Masing masing panjangnya adalah 20 cm kemudian dibuat irisan miring dengan sudut miring 45˚. Sedangkan faktor ke 2 adalah perlakuan perendaman Zat Pengatur Tumbuh Organik yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu: D0: kontrol; D1: Ektrak Daun Kelor 250 gram/ml; D2: Ektrak Bawang Merah 250 gram/ml D3: dan Air Kelapa muda 250 ml. Analisis perbedaan (Analysis of Variance) digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh pada jenjang nyata 5%. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa ada signifikansi. Selanjutnya, uji jarak berganda DMRT (Duncan Multiple Range Test) dilakukan pada jenjang nyata 5%. Hasil penelitian menunjukan Kombinasi asal bahan stek pucuk, air kelapa, dan dan bahan stek bawah, daun kelor memberikan pengaruh terbaik pada tinggi tanaman. Sedangkan kombinasi stek pucuk tengah dan bawah, dengan zat pengatur tumbuh organik (daun kelor, air kelapa) memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan <em>Turnera subulata. </em>Penggunaan asal bahan stek pucuk, tengah, dan bawah memberikan pengaruh yang sama pada pertumbuhan dan jumlah bunga <em>Turnera subulata</em>. Pemberian ekstrak daun kelor, bawang merah, dan air kelapa juga memberikan pengaruh yang sama pada pertumbuhan dan jumlah bunga <em>Turnera subulata</em>.</p> 2024-08-13T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1276 Pengaruh Kombinasi Dosis Pupuk NPK dan Dosis Inokulum Rhizobium sp terhadap Pembentukan Nodulasi dan Pertumbuhan Mucuna Bracteata 2024-07-24T09:30:40+07:00 M. Fahrozi Ichwan fahroziichwan830@gmail.com Suprih Wijayani wiwik.SWijayani@gmail.com Ety Rosa Setyawati etyrosasetyawati@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk NPK dan inokulum <em>Rhizobium</em> sp. terhadap pertumbuhan <em>Mucuna bracteata</em>, yang dilaksanakan pada bulan Januari di Kebun Pendidikan dan Pemuliaan Lembaga Pertanian Stiper Yogyakarta (KP-2) hingga Mei 2024. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan 2 faktor yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama adalah dosis pupuk NPK (0, 1, 2, dan 3 g/tanaman), disusul dosis <em>Rhizobium</em> sp. (0, 3, 6, dan 9 g/tanaman). Data Analisis varians dan pengujian digunakan untuk mengevaluasi temuan penelitian dengan DMRT (<em>Duncan's Multiple Range Test</em>) pada jenjang nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara pemberian dosis pupuk NPK dan <em>Rhizobium</em> sp. tidak berpengeruh nyata terhadap pembentukan nodulasi dan pertumbuhan <em>Mucuna bracteata</em>. Pemberian pupuk dengan NPK sampai dosis 3 g/tanaman tidak berdampak signifikan terhadap perkembangan bintil atau pertumbuhan <em>Mucuna bracteata</em>. Pertumbuhan <em>Mucuna bracteata</em> tidak dipengaruhi nyata oleh pemberian <em>Rhizobium</em> sp. hingga dosis 9 g/tanaman, dan berpengaruh terhadap pembentukan nodulasi.</p> 2024-08-13T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1279 Pengaruh Perbandingan Arang Cocopeat Sebagai Campuran Media Tanam dan Dosis NPK terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) di Pre Nursery 2024-07-24T10:11:32+07:00 Muhammad Hasanul Fahri 082170006576fa@gmail.com Ety Rosa Setyawati etyrosa@gmail.com Valensi Kautsar valkauts@instiperjogja.ac.id <p>Eksplorasi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan arang cocopeat dengan proporsi berbeda sebagai kombinasi media tanam dan kompos NPK dengan porsi berbeda terhadap perkembangan bibit kelapa sawit di pre-nursery. Eksplorasi dilakukan dengan menggunakan uji faktorial yang disusun dalam Rancangan Acak Total (RAL) yang terdiri dari dua variabel. Variabel utama adalah susunan proporsi regosol dan arang cocopeat yang terdiri dari 4 taraf yaitu: kontrol (tanpa arang cocopeat), regosol arang cocopeat (1:1), regosol arang cocopeat (1:2), regosol arang cocopeat (1:3). Sementara komponen selanjutnya adalah porsi NPK yang terdiri dari 4 kadar yaitu: 1 g; 1,5 gram; 2g dan 2,5g. Dari kedua variabel tersebut diperoleh 16 campuran. Setiap perawatan diselesaikan dalam 4 kali pengulangan. Jumlah benih yang diperlukan untuk analisa adalah: 4 x 4 = 16 x 4 = 64 benih. Informasi eksplorasi dipecah menggunakan pengujian perbedaan (Anova) pada derajat 5%. Apabila terdapat perbedaan nyata pada perlakuan, dicobakan lebih lanjut dengan DMRT pada derajat 5%. Konsekuensi dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya kerjasama yang tulus antara proporsi arang cocopeat sebagai kombinasi media tanam dan porsi NPK pada pengembangan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di pre-nursery. Proporsi arang cocopeat sebagai campuran media tanam berdampak pada perkembangan bibit kelapa sawit di pre-nursery. Media pembentuk yang paling baik adalah media pembentuk 1:1 (regosol: arang cocopeat). Porsi NPK yang berbeda-beda mempengaruhi perkembangan bibit kelapa sawit di pre-nursery, porsi NPK terbaik adalah 1,5 g/tanaman.</p> <p> </p> 2024-08-13T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1282 Pengaruh Dosis dan Bahan Pembenah Tanah terhadap Pertumbuhan Pueraria javanica pada Tanah Latosol 2024-07-24T11:58:28+07:00 Danang Saragih dhanang.saragih25112001@gmail.com Enny Rahayu ennyrahayu000@gmail.com Ety Rosa Setyawati etyrosasetyawati@gmail.com <p><strong>ABSTRAK </strong></p> <p>Penelitian yang berjudul pengaruh dosis dan bahan pembenah tanah terhadap pertumbuhan <em>Pueraria javanica</em> pada tanah latosol ini bertujuan untuk mengetahui interaksi dari bahan pembenah tanah dan dosis terhadap perumbuhan <em>Pueraria javanica</em> pada tanah latosol. Mengetahui pengaruh dari bahan pembenah tanah dan mengetahui pengaruh dosis terhadap pertumbuhan <em>Pueraria javanica</em> pada tanah latosol. Penelitian ini telah dilaksanakan di KP2 Institut Pertanian Stiper, Desa Maguwo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY pada bulan Januari 2024 - Mei 2024. Pada penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan rancangan faktorial yang disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama bahan pembenah tanah dengan 2 aras yaitu pupuk dolomit dan pupuk kandang ayam. Faktor kedua adalah dosis dengan 4 aras yaitu 0, 25, 50 dan 75 g/polybag. Hasil penelitian di analisis atau di uji dengan menggunakan sidik ragam (<em>Analysis Of Variance</em>) pada jenjang nyata 5%, perlakuan yang berpengaruh nyata diuji lanjut dengan <em>Duncen’s Multiple Range Test</em> (DMRT) pada jenjang 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat interaksi yang nyata antara bahan pembenah tanah dan dosis pembenah tanah dalam mempengaruhi pertumbuhan <em>Pueraria javanica</em>, terdapat pengaruh nyata dari pembenah tanah terhadap pertumbuhan <em>Pueraria javanica</em>, pemberian pupuk kandang ayam memberikan pertumbuhan <em>Pueraria javanica</em> yang lebih baik dibandingkan penggunaan pupuk dolomit, dan dosis pembenah tanah tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan<em> Pueraria javanica.</em></p> 2024-08-13T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1288 Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Ayam dan Frekuensi Penyiraman terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery pada Kondisi Cekaman Kekeringan 2024-07-24T13:59:33+07:00 Bima Wahyu Apriyan bimaafrian35@gmail.com Wiwin Dyah Ully Parwati ully.parwati@gmail.com Hangger Gahara Mawandha hangger@instiperjogja.ac.id <p>Studi ini bertujuan untuk menilai bagaimana berbagai dosis pupuk kandang ayam dan frekuensi penyiraman memengaruhi perkembangan bibit kelapa sawit dalam fase <em>pre-nursery</em> di tengah kondisi kekeringan. Eksperimen dilaksanakan di lahan pertanian masyarakat Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, dari Desember hingga Maret 2024. Desain RAL faktorial dua variabel ini memfasilitasi analisis menyeluruh terhadap bagaimana dua faktor utama saling terkait dan memengaruhi hasil riset. Variabel pertama yakni dosis pupuk kandang ayam (sebagai kontrol NPK) yaitu 1 g, serta dosis pupuk kandang ayam sebesar 150 g, 200 g, dan 250 g. Variabel kedua yakni frekuensi penyiraman, yang dibagi menjadi tiga tingkat: setiap hari (100 ml), dua hari sekali (100 ml), dan tiga hari sekali (100 ml). Kombinasi kedua variabel ini menghasilkan 12 perlakuan yang diulang empat kali, sehingga total ada 48 polybag (4x12) bibit yang digunakan. Data dianalisis mengindikasikan ANOVA pada taraf signifikansi 5%. Jika ditemukan perbedaan signifikan, analisis dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf signifikansi yang sama. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa variasi dosis pupuk kandang ayam tidak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit pada fase <em>pre-nursery</em>, terutama dalam kondisi kekeringan. Meskipun berbagai dosis pupuk kandang ayam memberikan dampak yang relatif serupa, penyiraman secara periodik setiap tiga hari tetap memberikan manfaat positif bagi pertumbuhan bibit kelapa sawit pada tahap tersebut.</p> 2024-08-13T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1292 Pengaruh Pemangkasan dan Konsentrasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum syn) 2024-07-24T15:28:48+07:00 Jonathan Richat Sinaga jonathanrichat01@gmail.com Pauliz Budi Hastuti pauliz@instiperjogja.ac.id Retni Mardu Hartati retnimh@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan guna memahami pengaruh pemangkasan dan konsentrasi PGPR (<em>Plant Growth Promoting Rhizobacteria</em>) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat (<em>Solanum lycopersicum syn</em>). Penelitian ini dilaksanakan di KP2 (Kebun Pendidikan dan Penelitian) Institut Pertanian Stiper Yogyakarta, kelurahan Maguwoharjo, Desa Tempelsari Banjeng, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta bulan November 2023 – Februari 2024. Penelitian ini menerapkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama yaitu pemangkasan wiwilan terdiri dari 3 aras yakni tanpa pemangkasan, pemangkasan 15 hari, pemangkasan 30 hari. Faktor kedua yaitu konsentrasi PGPR terdiri dari 4 aras yakni tanpa pemberian PGPR, 10 ml/L, 20 ml/L, 30 ml/L. Dari kedua faktor diperoleh 12 kombinasi perlakukan dengan masing masing perlakuan terdiri dari 4 ulangan dan ada 48 satuan percobaan. Analisis hasil data menggunakan sidik ragam pada jenjang 5%, jika ada pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji (Duncan Multiple Range Test) DMRT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangkasan wiwilan dan konsentrasi PGPR memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat buah pertanaman. pemangkasan wiwilan 30 HST pada pemberian PGPR dengan konsentrasi 30 ml/L menghasilkan berat buah pertanaman terbaik.</p> 2024-08-13T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1295 Pengaruh Ketebalan Mulsa Cangkang Kelapa Sawit terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Main Nursery pada Jenis Tanah yang Berbeda (Elaeis guineensis Jacq) 2024-07-25T09:59:04+07:00 Firmansyah firm4n4sy4h@gmail.com Enny Rahayu emny@instiperjogja.ac.id Githa Noviana githa@instiperjogja.ac.id <p>Studi ini bertujuan untuk menentukan ketebalan optimal mulsa cangkang kelapa sawit yang paling efektif untuk meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit di fasilitas pembibitan utama KP2 Instiper Kali Kuning, yang berlokasi di Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dilaksanakan dari 20 November 2023 hingga 20 Februari 2024, penelitian ini menggunakan Rancangan Faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap, dengan mempertimbangkan jenis tanah (Regosol, Latosol, dan Grumusol) serta ketebalan mulsa (0 cm, 2 cm, dan 4 cm). Pengamatan pertumbuhan mencakup tinggi bibit, diameter batang, jumlah daun, panjang akar, serta berat dan volume akar dan tajuk, baik segar maupun kering. Data dianalisis dengan metode <em>Analysis of Variance</em> pada tingkat signifikansi 5%. Hasilnya menunjukkan bahwa ketebalan mulsa cangkang kelapa sawit dan jenis tanah tidak memiliki interaksi signifikan terhadap pertumbuhan bibit. Oleh karena itu, jenis tanah dan ketebalan mulsa tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>main nursery</em>, yang menunjukkan bahwa penggunaan mulsa cangkang kelapa sawit tidak diperlukan dan berbagai jenis media tanah dapat digunakan dengan efektif.</p> 2024-08-14T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1300 Pengaruh Beberapa Varietas Terong dan Frekuensi Penyiraman terhadap Pertumbuhan dan Hasil Terong (Solanum melongena L.) 2024-07-25T15:43:07+07:00 Jason Alfonso Tampubolon jazzalfon@gmail.com Neny Andayani neny.andayani@gmail.com Umi Kusumastuti Rusmarini umikusumastuti.rusmini@gmail.com <p>Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh beberapa varietas terong <em>(Solanum melongena </em>L<em>.) </em>dan frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan dan hasil terong. Penelitian dilakukan di KP2 INSTIPER Yogyakarta yang terletak desa Wedomartani, Kec. Ngemplak, Kab. Sleman, Provinsi Yogyakarta. Penelitian dilakukan bulan Maret sampai Juni 2024. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor. Ialah faktor pertama varietas terong, terdiri dari 3 macam yaitu Mustang F-1, Antaboga-1 dan Lezata F-1. Faktor kedua ialah frekuensi penyiraman, terdiri dari 3 aras yaitu 1 hari dua kali, 1 hari sekali, dan 2 hari sekali. Kombinasi perlakuan 3 x 3 = 9 perlakuan, masing- masing perlakuan diulang 5 kali, sehingga total tanaman adalah 9 x 5 = 45 tanaman. Analisis data hasil penelitian menggunakan ANOVA pada jenjang 5%. jika ditemukan interaksi, maka akan uji lanjut Duncan pada jenjang 5%. Hasil analisis menyatakan tidak ditemukan interaksi yang nyata dari penelitian yang telah dilakukan. Varietas tanaman terong berpengaruh nyata terhadap jumlah buah, varietas Lezata F-1 menunjukkan hasil yang lebih baik. Pada tinggi tanaman serta diameter batang frekuensi penyiraman menunjukkan pengaruh nyata, penyiraman 1 hari sekali dan 2 hari sekali menunjukkan hasil yang lebih baik.</p> 2024-08-13T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1364 Perbedaan Intensitas Penyinaran terhadap Komposisi Gulma di Kebun Kelapa Sawit 2024-07-30T17:03:07+07:00 Muhammad Sanusi radensanusi065@gmail.com Umi Kusumastuti Rusmarini umi@instiperjofja.ac.id Valensi Kautsar valkauts@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan intensitas penyinaran terhadap jenis gulma di kebun kelapa sawit. Penelitian dilakukan di KP 2 Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dengan ketinggian 540 mdpl pada tanggal 20-22 Juli 2024. Rancangan penelitian ini menggunakan metode kuadrat dengan luas petak sampel 100 cm x 100 cm. Penelitian ini dilakukan di kebun kelapa sawit TM 8 tahun dan tempat terbuka. Hasil pengamatan intensitas penyinaran di kebun kelapa sawit TM 300 fc, sedangkan di tempat terbuka 500 fc. Hasil penelitian menunjukkan komposisi gulma yang terdapat pada kebun kelapa sawit dengan intensitas penyinaran 300 fc di dominasi oleh gulma tahunan dan rumputan. Komposisi gulma yang terdapat pada lahan terbuka dengan intensitas penyinaran 500 fc di dominasi oleh gulma tahunan dan rumputan. Komposisi gulma berdasarkan nilai SDR pada intensitas penyinaran 300 fc dan 500 fc tidak seragam dengan nilai koefisien komunitas (C) &lt; 75%. Pengendalian yang direkomendasikan adalah dengan menggunakan herbisida kontak untuk lahan dengan intensitas penyinaran 300 fc. Sedangkan pada lahan dengan intensitas penyinaran 500 fc herbisida yang direkomendasikan adalah herbisida sistemik</p> 2024-08-13T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1373 Pengaruh Pupuk NPK dan Pupuk Hayati Mikoriza terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pembibitan Pre-Nursery 2024-08-02T21:18:42+07:00 Andri Mega Saputra andriinstiper18@gmail.com Herry Wirianata her.wirianata@gmail.com Achmad Himawan wawanhimawan2014@gmail.com <p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan seberapa cepat bibit kelapa sawit pre-nursery berkembang setelah diberi pupuk mikoriza dan pupuk NPK. Penelitian ini dilakukan di Kebun Penelitian dan Pelatihan Institut Pertanian Stiper (KP-2) yang terletak di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Studi akan berlangsung dari Februari hingga Mei 2024. Penelitian ini menggunakan Rancangan Faktorial Lengkap (RAL), yang terdiri dari dua faktorial. Faktor pertama adalah pupuk NPK 15:15:15 (N), yang terdiri dari empat sisi. Mikoriza (M) terdiri dari empat sisi, jadi ada enam belas perlakuan dengan lima ulangan, dan ada delapan puluh benih yang harus diuji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis mikoriza dan pupuk NPK berinteraksi nyata pada jumlah daun. Selain itu, pada bibit kelapa sawit pre-nursery, pupuk NPK mempengaruhi berat basah tajuk, berat kering tajuk, luas daun, dan volume akar. Sebaliknya, pupuk organik mikoriza mempengaruhi berat basah akar, berat kering akar, dan luas daun.</p> <p> </p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1377 Karakterisasi Morfologi dan Uji Daya Hasil Beberapa Genotipe Mentimun Acar (Cucumis sativus L.) 2024-08-02T10:44:28+07:00 Rizki Dwi Sukoyo Putra rizkidwisukoyoputra@gmai.com Neny Andayani neny_and@instiperjogja.ae.id Tri Nugraha Budi Santosa trinugrahabudisantosa@gmail.com <p>Salah satu jenis hortikultura yang memiliki pangsa pasar yang luas, baik tradisional maupun modern, adalah mentimun. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menyelidiki karakteristik morfologi beberapa genotip mentimun hibrida berdasarkan karakter kuantitatif dan kualitatif. Selain itu, penelitian tersebut menjelaskan bahwa potensi hasil beberapa genotip mentimun hibrida yang memiliki tingkat pemuliaan berdaya hasil yang tinggi dan berumur genjah. Penelitian dilakukan di Dusun Sumbersari, Desa Kencong, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Studi ini menggunakan metode RAK (Rancangan Acak Kelompok), yang melibatkan 6 perlakuan genotip, terdiri dari 5 genotip hibrida mentimun dari koleksi CV. Borneo Seed Indonesia dan 1 genotip pembanding. Percobaan dilakukan dalam 4 ulangan, dengan setiap plot mengandung 24 tanaman dengan populasi 576 tanaman, total 96 sampel tanaman yang diamati. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan genotip yang diuji, analisis ragam karakter kuantitatif menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok ) non faktorial pada uji ANOVA dengan taraf 5%. Panduan PPU mentimun juga digunakan sebagai acuan variabel warna pada RHS <em>color chart</em>. Apabila hasil F-hitung dibandingkan F-tabel menunjukkan berbeda nyata, maka dapat dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT <em>(Duncan Multiple Range Test)</em> pada taraf 5%. Uji lanjut dilakukan untuk menguji perbandingan nilai hasil pengamatan pada variabel kuantitatif antar genotip dengan genotip pembanding untuk mengetahui adanya perbedaan nilai hasil analisa data tiap variabel dari hibrida yang diuji. Hasil analisis pengamatan menunjukkan bahwa potensi hasil semua genotip yang diuji (Cu 12, Cu 13, Cu 14, Cu 15, Cu 16) tidak berbeda dengan genotip pembanding yaitu Topptavi. Adanya kegenjahan umur panen untuk semua genotip. Warna daun genotip Cu 12, Cu 13, Cu 14, Cu 15, Cu 16, dan Topptavi berwarna hijau <em>(Greyish olive green). </em>Semua genotip yang diuji memiliki bentuk pangkal buah menumpul <em>(obtuse)</em>. Bentuk irisan buah melintangnya memiliki bentuk yang sama yaitu membulat <em>(rounded)</em><em>. </em>Bentuk ujung terminal daun terdapat dua bentuk yaitu genotip Cu 12, Cu 13, Cu 14, Cu 15, Topptavi berbentuk meruncing (<em>acute)</em>, dan varietas Cu 16 berbentuk menumpul <em>(obtuse</em><em>).</em></p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1368 Pengaruh Sumber Stek dan Macam Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan Bunga Pukul Delapan (Turnera subulata) 2024-07-31T21:14:14+07:00 Suradi Wibowo suradiwibowo@mail.com Abdul Muin ab.muin@yahoo.com Hangger Gahara Mawandha hangger@instiperjogja.ac.id <p><strong>ABSTRAK </strong></p> <p>Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh sumber stek dan jenis pupuk organik terhadap pertumbuhan bunga pukul delapan (<em>Turnera subulata)</em>. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pertanian KP2 Stiper yang ada di Desa Maguwoharjo, kec.Depok, kab.Sleman, Yogyakarta pada ketinggian 118 mdpl. Penelitian ini dilakukan pada bulan November - Januari 2024. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan rancangan faktorial yang disusun secara acak lengkap (RAL) dan terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah sumber stek (stek pucuk, stek tengah, dan stek bawah). Faktor kedua yaitu macam pupuk organik yang dikelompokkan menjadi empat tingkatan: kontrol (tanpa pupuk), pupuk kandang, pupuk hijau, dan bioslurry. Analisis varians (ANOVA) diterapkan untuk menganalisis data penelitian. Ducan Multiple Range Test (DMRT) digunakan untuk menyelidiki lebih lanjut setiap perbedaan antara perlakuan dengan jenjang nyata sebesar 5%. Hasil uji analisis menyimpulkan bahwa tidak ada interaksi nyata antara sumber stek dan macam pupuk organik terhadap perkembangan <em>Turnera subulata </em>pada semua parameter meliputi tinggi tanaman, jumlah tunas, berat segar tunas, berat kering tunas, berat segar akar, dan berat kering akar.</p> <p> </p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1367 Pengaruh Dosis Pupuk Rock Phospate terhadap Pertumbuhan Pueraria javanica pada Beberapa Jenis Tanah 2024-07-31T20:11:42+07:00 Azzukhuruf Lestama lestamaazz@gmail.com Yohana Theresia Maria Astuti astutimaria2000@gmail.com Candra Ginting candraginting60@gmail.com <p>Tujuan penelitian yaitu menganalisis hubungan dosis pupuk batuan fosfat dengan perkembangan <em>Pueraria javanica</em>. Antara bulan Februari hingga Mei 2024, peneliti dari Balai Pertanian Stiper Yogyakarta melakukan penelitiannya di Kebun Pendidikan dan Penelitian (KP-2) di Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Desain faktorial, dengan dua variabel independen yang diatur dalam CRD, digunakan dalam metodologi eksperimental penelitian ini. Dosis pupuk batuan fosfat 0, 2, 3, dan 4 gram menjadi pertimbangan utama. Jenis tanah, yang mencakup tanah latosol dan regosol, menjadi pertimbangan kedua. Sidik jari yang berbeda digunakan untuk menilai data observasi, yang kemudian diuji dengan DMRT pada ketinggian 5%. Tabel 1 dan 2 menunjukkan temuan penelitian yang menunjukkan bahwa parameter panjang sulur dan berat segar tanaman dipengaruhi oleh interaksi antara dosis pupuk batuan fosfat dan tanah latosol. Pengaruh terhadap berat kering akar, jumlah bintil akar, dan bintil akar efektif adalah sama pada pemberian pupuk fosfat batuan 3 g/polibag, 4 g/polibag, dan 2 g/polibag,seperti terlihat pada Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa Terdapat pengaruh yang cukup besar antara pemberian pupuk fosfat batuan terhadap panjang sulur, jumlah daun, bobot segar akar, bobot segar tanaman, dan bobot kering tanaman. Pupuk batuan fosfat tidak hanya benar-benar berinteraksi dengan media tanam, namun dosis 4 g/polibag dan 3 g/polibag menghasilkan bobot kering tanaman lebih tinggi dibandingkan 2 g/polibag dan kontrol (Tabel 3). Dosis 4 g/polibag dan 2 g/polibag mengungguli dosis 3 g/polibag dan 0 g/polibag serta kelompok kontrol dalam hal jumlah daun (Tabel 3). Tabel 4 menunjukkan bahwa semua parameter pertumbuhan panjang sulur, jumlah daun, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, total bintil akar, dan bintil akar efektif sangat dipengaruhi oleh jenis tanah. Ketika membandingkan kedua jenis tanah tersebut, latosol memiliki kinerja yang lebih baik dalam hal perkembangan kanopi tanaman yang diukur dengan panjang sulur, jumlah daun, berat segar maupun berat kering (Tabel 4). Tabel 4 menunjukkan bahwa tanah regosol mengungguli tanah latosol untuk karakteristik berat segar akar dan berat kering akar (Tabel 4).</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1366 Pengaruh Berbagai Kompos dan Pemberian Pupuk N terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery 2024-07-31T13:53:41+07:00 Kris Biantoro biantorokris2803@gmail.com Neny Andayani neny@instiperjogja.ac.id Sri Suryanti ntie@instiperjogja.ac.id <p>Tujuan riset berikut guna memahami pengaruh dosis kompos dan pupuk N serta pengaruh dosis kompos dan pupuk N pada bibit kelapa sawit di <em>pre nursery</em>. Riset akan dijalankan di KP2 lahan INSTIPER Kalikuning yang berlokasi di Desa Wedomartani, Kec. Depok, Kab.Sleman, D.I. Yogyakarta pada bulan April sampai Juni 2024. Rancangan riset berikut memakai metode percobaan melalui rancangan faktorial yang tersusun atas dua aspek yang dirancang pada RAL (Rancangan Acak Lengkap). Aspek pertama yakni dosis kompos yang tersusun atas 4 aras yakni: (kontrol); 150; 300; 450 gram/polibag. Aspek kedua ialah dosis pupuk N yang tersusun atas 4 aras yakni: (kontrol); 0.15; 0.30; 0.65 gram/polibag. Melalui kedua faktor itu didapat 16 gabungan perlakuan dan tiap-tiap perlakuannya dijalankan 3 ulangan. Data hasil riset dianalisis memakai sidik ragam (Anova) dalam taraf 5%. Bilamana ada beda nyata, diteruskan dengan pengujian DMRT dalam taraf 5%. Hasil riset memaparkan bahwasanya tidak didapati interaksi nyata diantara dosis pupuk N dan dosis kompos pada pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>pre</em><em>-</em><em>nursery.</em> Dosis pupuk kompos yang diberikan tidak berdampak pada pertumbuhan bibit. Pemberian dosis pupuk Nitrogen tidak berdampak nyata pada bibit kelapa sawit di <em>pre-nursery.</em></p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1365 Pengaruh Legume Cover Crop terhadap Sifat Sifik Tanah pada Tanaman Belum Menghasilkan 2024-07-30T19:30:55+07:00 Muhammad Rio Vani rio880223@gmail.com Sri Manu Rohmiyati manu@instiperjogja.ac.id Betti Yuniasih betti@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tanaman LCC terhadap sifat-sifat fisik tanah; mengetahui pengaruh tanaman LCC terhadap pertumbuhan tanaman kelapa sawit TBM. dan mengetahui pengaruh sifat-sifat fisik tanah terhadap pertumbuhan tanaman kelapa sawit TBM. Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunann Nusantara 3 (PTPn) Janji Kebun Rantau Prapat yang terletak di Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatera Utara pada bulan Juni – Agustus 2023. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran, ring sample, alat-alat untuk analisis tanah, timbangan, dan oven. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah blok kebun kelapa sawit TBM (tanaman dan tanah). Data tanah diambil masing-masing pada 3 b lok kebun kelapa sawit TBM 2 dengan pertumbuhan LCC yang rapat, jarang, dan sangat jarang. 3 blok TBM yang pertumbuhan LCCnya sangat rapat, 3 blok TBM yang pertumbuhan LCCnya sedang atau agak jarang, dan 3 blok TBM yang pertumbuhan LCCnya sangat jarang atau tidak ada. Pada tiap blok dipilih 2 tanaman sampel, sehingga untuk masing-masing kerapatan tanaman LCC terdapat 3 blok x 2 sampel = 6 tanaman sampel, dan jumlah seluruh sampel = 3 kerapatan x 6 = 18 sampel tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan LCC mempengaruhi sifat fisik tanah (distribusi partikel atau tekstur tanah, BV, BJ, dan porositas tanah) dan sifat kimia terpilih (pH (H2O) dan kandungan bahan organik tanah). Demikian juga kedalaman tanah, kecuali pada BV dan BJ serta pH(H2O) tanah Kerapatan LCC berpengaruh sama terhadap tinggi tanaman, panjang pelepah, lingkar batang, panjang petiole, dan lebar daun tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (TBM) di PT. Perkebunan Nusantara III.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1294 Pengaruh Dosis Pupuk Guano dan Pupuk P terhadap Hasil Tanaman Mentimun Jubilee (Cucumis sativus L.) 2024-07-26T10:55:26+07:00 Paulus Dian Perdamaian paulusdian711@gmail.com Umi Kusumastuti Rusmarini umikusumastuti.rusmarini@gmail.com Ety Rosa Setyawati etyrosasetyawati@gmail.com <p>Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Malangrejo, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2024 sampai dengan bulan Februari 2024. Penelitian ini dilakukan dengan metode percobaan faktorial dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang meliputi dari dua faktor. Faktor pertama adalah dosis pupuk guano yang terdiri dari empat aras yaitu: kontrol, 200 g/tanaman, 400 g/tanaman, 600 g/tanaman. Faktor kedua pupuk P yang tersediri dari empat aras yaitu: Kontrol, 3 g/polybag, 6 g/polybag, 9 g/polybag. Sehingga dibutuhkan 16 kombinasi. Perlakuan diulang 3 kali, sehingga jumlah tanaman yang diperlukan untuk penelitian adalah 4 x 4 x 3 = 48 tanaman. Analisis data yang digunakan yaitu (<em>Analysis of Variance) </em>pada jenjang nyata 5%. Apabila ada beda nyata antar perlakuan diuji lanjut dengan menggunakan DMRT (<em>Duncan Multiple Range Test</em>) pada jenjang nyata 5% . Hasil penelitian menunjukkan Ada interaksi antara penggunaan pupuk guano dan pupuk P pada jumlah bunga. Perlakuan terbaik ada pada kombinasi P 9 g dan guano 600 g, serta 6 g P dan kontrol guano. Pemberian pupuk guano dengan dosis sampai dengan 600 g/tanaman meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun Jubilee pada parameter berat buah, berat rata-rata buah, panjang buah, berat segar akar, berat kering akar dan fruitset dan tidak memberikan pengaruh pada parameter lainya. Pemberian pupuk P dengan dosis 3 g/tanaman, 6 g/tanaman, 9 g/tanaman memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun. Pemberian pupuk P pada dosis 3 g/tanaman dapat mempercepat pertumbuhan umur bunga.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1308 Pengaruh Lama Simpan Kecambah Kelapa Sawit terhadap Pertumbuhan Bibit di Pre Nursery 2024-07-26T11:29:39+07:00 Urif Pratama upratama502@gmail.com Neny Andayani neny_and@instiperjogja.ac.id Wiwin Dyah Ully Parwati ully.parwati@gmail.com <p>Benih merupakan biji yang digunakan sebagai bahan tanam. Kecambah merupakan benih yang sudah tumbuh plumula dan radikula nya. Penelitian lama simpan kecambah berhubungan dengan deteriorasi. Deteriorasi merupakan proses penurunan kondisi benih setelah masak fisiologi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh lama simpan kecambah persentase serangan jamur putih, pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery dan persentase bibit abnormal di prenursery. Metode Rancangan Percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok dengan Faktor yaitu Lama Simpan Kecambah dengan 5 taraf percobaan. Setiap perlakuan akan diulang sebanyak 4 kali, sehingga di dapat 20 Satuan Percobaan. Menggunakan 100 butir kecambah untuk masing-masing Satuan Percobaan. Pengambilan data akan dilakukan dengan mengamati sebesar 30% bibit dari masing-masing Satuan Percobaan. Pengamatan dilakukan selama 3 Bulan (Selama di Pre Nursery). Dalam menganalisis data persentase dilakukan transformasi persen menggunakan Square Root (SQRT) dan dilanjutkan dengan sidik ragam (<em>analysis of variance</em>/ Anova) dengan taraf kepercayaan nyata 95%. Bila ditemukan beda nyata sehingga dapat dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada jenjang nyata 5%. Semua analisis menggunakan perangkat lunak IBM SPSS Statistics ver. 26. Berdasarkan kesimpulan yang didapat hasil dari penelitian ini yaitu lama simpan kecambah kelapa sawit berpengaruh nyata pada persentase serangan jamur putih, pertumbuhan bibit kelapa sawit dengan perlakuan lama simpan tidak berbeda nyata dan lama simpan kecambah kelapa sawit berpengaruh nyata pada kategori twist shoot bulan ke-2.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1319 Pengaruh Volume Air Siraman dan Dosis Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Main Nursery 2024-07-26T13:49:22+07:00 Diandra Ramanda diandraramanda@gmail.com Sri Manu Rohmiyati rohmiyatisrimanu@gmail.com Fariha Wilisiani fariha@gmial.com <p>Terlaksananya penelitian ini ditujukan untuk menganalisis tingkat pertumbuhan bibit kelapa sawit di kebun induk akibat terpengaruh atas korelasi kedua variabel yakni volume air siraman dan dosis pupuk NPK. Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2023 hingga Februari 2024, lokasinya di Kebun Pendidikan dan Penelitian Instiper Yogyakarta dengan alamat Desa Wedomartani, Kec.Ngemplak, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Model rancangan yang diimplementasikan berupa percobaan faktorial berbasis RAL (Rancangan Acak Lengkap). Terdapat dua <em>independent variable </em>yang terlibat dalam model RAL yaitu dosis pupuk NPK dalam tiga aras (3; 5; 7) gram/bibit dan siraman air dalam tiga aras (150; 300; 450) mL<em>. </em>Adapun metode analisis datanya menerapkan uji annova (sidik jari) dengan jenjang nyata 5%. Selain itu, juga dilaksanakan uji DMRT untuk meninjau perlakuan yang mempunyai pengaruh nyata dengan jenjang nyatanya sama yakni 5%. Berdasarkan observasi dan analisis yang telah dilakukan didapatkan beberapa hasil, yakni Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi nyata antara volume air siraman dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>main nursery</em><em>. </em>Volume air siraman 150 ml/bibitm emberikan pengaruh yang sama dengan volume 300 ml dan 450 ml terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>main nursery.</em> Dosis pupuk NPK 3 g/bibit memberikan pengaruh yang sama dengan dosis 5 g dan 7 g terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>main nursery.</em></p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1328 Pengaruh Macam Pupuk N dan Volume Penyiraman terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery 2024-07-26T21:51:13+07:00 Muhammad Kelvin Nasution kelvinnasution90@gmail.com Yohana Theresia Maria Astuti astutimaria2000@gmail.com Wiwin Dyah Ully Parwati ully.parwati@gmail.com <p>Penelitian bertujuan mengetahui bagaimana pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>pre-nursery</em> dipengaruhi oleh jenis pupuk N yang digunakan dan jumlah air yang diberikan. Penelitian dilaksanakan di KP.2 INSTIPER, berada di Desa Wedomartani, Kec. Ngemplak, Kab. Sleman, Provinsi DIY, dari bulan Desember 2023 hingga Maret 2024. Eksperimen faktorial yang digunakan dalam penelitian ini disusun dalam (RAL) 2 faktor. Faktor satu jenis pupuk Nitrogen (N), terdiri dari 3 macam yaitu (N1) Urea 0,10 g, (N2) Amonium Nitrat 0,15 g, dan (N3) ZA 0,20 g. Faktor dua volume penyiraman (V) terdiri dari 3 aras yaitu (V1) 50 ml/hari, (V2) 100 ml/hari, dan (V3) 200 ml/hari. Kombinasi perlakuan terdiri dari 3 x 3 = 9 perlakuan, dengan masing-masing perlakuan dengan 4 ulangan. Oleh karena itu, total bibit yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9 x 4 = 36 bibit. Analisis hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan variansi pada taraf 5% untuk mengetahui interaksi antar perlakuan dengan menggunakan uji jarak berganda Duncan. Analisis memperlihatkan tidak adanya interaksi secara signifikan pada penelitian yang sudah dilakukan. Pemberian macam pupuk N dan volume penyiraman berpengaruh sama terhadap semua parameter pertumbuhan bibit.</p> <p><strong> </strong></p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1363 Pengaruh Populasi dan Intensitas Serangan Hama Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros L.) terhadap Pertumbuhan Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan 2024-07-29T15:46:56+07:00 Andre Arviyanto andre99@gmail.com Sri Suryanti ntie@instiperjogja.ac.id Setyastuti Purwanti Soebroto setyastuti_purwanti@yahoo.com <p>Eksplorasi ini bertujuan untuk mengetahui: (1) dampak populasi Oryctes rhinoceros terhadap pengembangan tanaman kelapa sawit, dan (2) dampak kekuatan serangan Oryctes rhinoceros terhadap pengembangan tanaman kelapa sawit. Eksplorasi ini selesai pada Desember 2021 hingga Januari 2022 di PT Estate. GSPP (Wilayah Pangkalan Banteng, Kawasan Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah). Eksplorasi ini merupakan penelitian dengan menggunakan teknik pengujian yang disengaja untuk menentukan tanaman uji. Kekuatan serangan yang digunakan adalah contoh 20% populasi tanaman yaitu 24 uji tanaman/ha. Jumlah mutlak tanaman uji untuk luas 4 ha adalah 96 pohon contoh. Strategi penyelidikan informasi menggunakan kekambuhan dan hubungan. Dampak lanjutan dari kajian tersebut menunjukkan bahwa: (1) tidak terdapat dampak yang nyata dari populasi badak Oryctes terhadap pengembangan tanaman kelapa sawit ditinjau dari jarak batang, tinggi tanaman, dan panjang pelepah kelapa sawit dan (2) terdapat tidak ada dampak nyata dari kekuatan serangan badak Oryctes terhadap pengembangan tanaman kelapa sawit. mengenai lebar batang, tinggi tanaman, dan panjang pelepah kelapa sawit.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1347 Analisis Vegetasi Gulma di Perkebunan Tebu Rakyat pada Umur Tanaman yang Berbeda dengan Menggunakan Metode Garis 2024-07-29T11:36:36+07:00 Yudha Joko Prasetyo tioyudha1@gmail.com Hangger Gahara Mawandha hangger@instiperjogja.ac.id Sri Suryanti ntie@instiperjogja.ac.id <p>Gulma merupakan tumbuhan liar yang tumbuh pada lahan budidaya atau yang keberadaannya tidak dikehendaki dan merugikan tumbuhan lain disekitarnya. Gulma berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman dengan mengurangi produktivitas tanaman dan pendapatan petani. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis jenis gulma yang tumbuh pada kebun tebu umur 11 bulan dan kebun tebu umur 1 bulan, serta mengetahui jenis gulma dominan, kerapatan dan indeks keanekaragaman. Menfaat penelitian ini sebagai pedoman dan perencanaan dalam menentukan kebijakan pengelolaan gulma di lapangan, sehingga dapat menekan biaya perawatan tanaman tebu. Penelitian ini dilakukan di Perkebunan tebu rakyat desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah istimewa Yogyakarta dilakukan April-Juni 2024. Metode yang digunakan adalah metode garis. Untuk mengumpulkan data di lapangan dilakukan analisis vegetasi. Jumlah rintisan sampel ada 8, masing-masing 4 di kebun tebu umur 11 bulan dan 4 di kebun tebu umur 1 bulan. pengamatan gulma di lakukan di rintisan dengan membuat garis cuplikan sepanjang 5 meter. Hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa gulma dominan adalah jenis gulma berdaun lebar dan rumputan. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien komunitas gulma ( C ) dari kedua lahan tersebut adalah 22,3%. Nilai ini lebih kecil dari 75%, sehingga dapat di simpulkan bahwa komunitas gulma pada kebun tebu umur 11 bulan dan kebun tebu umur 1 bulan tidak Homogen.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1360 Pengaruh Frekuensi dan Volume Penyiraman Bioslurry cair terhadap Pertumbuhan Mucuna bracteata 2024-07-29T14:28:41+07:00 Adi Rahman adibewon@gmail.com Wiwin Dyah Ully Parwati ully.parwati@gmail.com Yohana Theresia Maria Astuti astutimaria200@gmail.com <p>Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh serta ada dan tidaknya interaksi antara frekuensi dan volume penyiraman bioslurry cair terhadap pertumbuhan LCC <em>Mucuna bracteata</em>. Studi telah dilakukan di KP2 INSTIPER, Sempu, Kelurahan Wedomartani, Kec. Ngemplak, Kabupaten Sleman Yogyakarta dan Laboratorium Central, Institut Pertanian STIPER Yogyakarta pada bulan 1 November 2023 sampai 31Januari 2024. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau Rancangan Randomized Complete (CRD). Faktor pertama adalah frekuensi penyiraman bioslurry cair, yang terdiri dari tiga tingkat, yaitu tiga hari sekali, enam hari sekali, dan sembilan hari sekali. Faktor kedua adalah volume penyiraman bioslurry cair yang terdiri dari 4 aras yaitu 0 ml, 15ml, 30 ml dan 45 ml. Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam <em>Analysis of Variance</em> (ANOVA)pada jenjang nyata 5 %. Perlakuaan yang berpengaruh nyata diuji lanjut dengan <em>Duncan Multiple Range Test </em>(DMRT) jenjang nyata 5 %.Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara perlakuan frekuensi penyiraman dan volume penyiraman Bioslurry cair pada pajang sulur. Kombinasi perlakuan terbaik adalah volume peyiraman 45 ml dan dengan frekuensi penyiraman 6 dan 9 hari sekali dan juga volume penyiraman 30 ml dengan frekuensi penyiraman 3 hari. Frekuensi penyiraman Bioslurry cair membeikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan <em>Mucuna</em>,begitu juga dengan volume Bioslurry cair memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan<em> Mucuna bracteata</em>.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1335 Analisis Prodiktivitas Melon (Cucumis Melo) Sistem Irigasi Tetes di PT. Arma Farm Internasional Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta 2024-07-27T16:45:31+07:00 Kristianto Hutapea kristiantopalmarum26@gmail.com Arum Ambarsari arum.instiper@gmail.com Danang Manumono Manumono_jgj@yahoo.co.id <p>Indonesia adalah negara agraris, dimana negara agraris adalah negara yang menitik beratkan mata pencariannya di sub sektor pertanian. Pertanian juga merupakan salah satu penyumbang PDB ( Produk Domestic Bruto) di Indonesia yang mengalami pertumbuhan secara signifikan dari tahun 2018 sebesar 14.838,8 T hingga 2021 Sebesar 16.970 T. Salah satu produk pertanian Indonesia adalah buah melon yang banyak di produksi di Indonesia.pada juni tahun 2024 dilakukan Penelitian di Pt.Amar Farm Internasion Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pt.Amar Farm Internasional melakukan budidaya melon dengan metode hidroponik system irigasi tetes. Metode dalam penentuan Lokasi penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan secara segaja(purposive)dengan pertimbangan bahwa di Yogyakarta merupakan produksi terbesar ketiga yang di Indonesia. Jenis Data Yang Diambil.1).Data Primer 2).Data Sekunder. Metode Pengumpulan data a. Observasi b)Wawancara.c)Pencatatan. Produktivitas melon di PT. Amar Farm Internasional dalam satu tahun terdapat tujuh kali produksi dengan hasil panen buah melon sebayak 21 Ton dalam satu tahun</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1369 Strategi Pengembangan Produk Olahan Pangan Ubi Kayu di Kecamatan Sine Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur 2024-08-01T11:26:20+07:00 Petrus Damianus Febrian petrusdamianus161@gmail.com Tri Endar Suswatiningsih Triendar@instiperjogja.ac.id Siwi Istiana Dinarti siwi@instiperjogja.ac.id <p>Produk olahan pangan merupakan produk makanan hasil proses pengolahan dengan cara atau metode tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan olahan dibagi atas dua macam, yaitu.Pangan olahan kemasan maupun pangan olahan yang siap saji yang dapat disantap.Produk olahan pangan yang bisa menjadi salah satu pelung usaha yaitu tanaman pangan terutama komoditas ubi kayu yang kian pesat berkembang sebagai salah satu pangan alternatif selain beras maupun jagung dalam kebutuhan pangaan sehari-hari.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 10 sensus UMKM yang dilakukan atas dasar rekomendasi dari responden sebelumnya.Penelitian ini Mengetahui keragaan produk olahan Ubi kayu di Kecamatan Sine,Kabupaten Ngawi serta Mengetahui keragaan strategi pengembangan produk olahan Ubi kayu di Kecamatan Sine,Kabupaten Ngawi. Metode penelitian yang digunakana adalah deskritif dengan pedekatan kualitatif dengan menggambarkan beberapa UMKM yang menjadi sampel serta formula pada UMKM ubi kayu.Hasil dari penelitian ini yakni dengan strategi pengembangan produk olahan ubikayu dengan menggunakan analisis SWOT dengan menggunakan kuadran I sampai untuk mendapatkan hasil yang mengarah kepada perkembangan Sine,perkembanhgan ini bisa menjadi satu langkah kedepan dari UMKM ntuk dapat menggali potensi Ubi kayu baik setengeh jadi maupun jadi.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1362 Efektivitas Metode Penyuluhan Pertanian di Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul 2024-07-29T16:16:44+07:00 Prosi Putra Maduwu mdwputra26@gmail.com Ismiasih ismiasih2017@gmail.com Siwi Istiana Dinarti siwi@instiperjogja.ac.id <p>Indonesia, sebagai negara agraris, memiliki sebagian besar penduduk yang bekerja di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan. Pada tahun 2022, tercatat sebanyak 38,7 juta orang bekerja di sektor ini, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB nasional. Pentingnya pertanian bagi kesejahteraan bangsa mendorong perlunya pembangunan sektor ini, baik dari segi kualitas maupun kuantitas produksi. Penyuluhan pertanian menjadi salah satu upaya penting dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas metode penyuluhan pertanian di Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul. Menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini melibatkan 30 responden dari enam kelompok tani. Data primer diperoleh melalui kuesioner dan wawancara, sementara data sekunder diperoleh dari kajian pustaka. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, dokumentasi, wawancara, dan kuesioner. Variabel yang diukur meliputi penyuluhan pertanian, efektivitas, dan ketepatan sasaran program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode penyuluhan yang diterapkan cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani. Efektivitas dinilai dari hasil yang dicapai dengan sumber daya yang ada, menggunakan rating scale atau skala bertingkat. Skor yang didapat menunjukkan bahwa penyuluhan pertanian di Desa Trimulyo cukup efektif, dengan potensi peningkatan lebih lanjut melalui peningkatan keterlibatan aktif petani dan dukungan yang lebih kuat dari pemerintah.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1361 Dampak Alih Fungsi Lahan Perkebunan Karet ke Perkebunan Kelapa Sawit Bagi Kesejahteraan Masyarakat di Desa Sihopuk Baru Kecamatan Halongonan Timur Kabupaten Padang Lawas Utara 2024-07-29T15:16:26+07:00 Adawiyah Harahap adawiyahharahap65@gmail.com Arum Ambarsari arum.instiperjogja@gmail.com Sofia Rahmawati rahmawatisofia@gmail.com <p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penyebab Transformasi penggunaan Transformasi lahan dari agrosilvikultura Hevea brasiliensis menjadi agrosilvikultura Elaeis guineensis di Desa Sihopuk Baru, Kecamatan Halongonan Timur, Kabupaten Padang Lawas Utara, serta untuk mengevaluasi dampak Transformasi fungsi lahan dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak yang bersifat negatif maupun positif dari perubahan fungsi lahan tersebut. Pendekatan metodologis yang diterapkan dalam studi ini mencakup penelitian yang digunakan adalah <em>Mix Methods</em>, yang menggabungkan pendekatan Kualitatif dan kuantitatif guna mengakumulasi data yang lebih menyeluruh, valid, andal, dan objektif. Teknik penentuan lokasi menggunakan metode Snowball Sampling, dengan jumlah partisipan penelitian sebanyak 40 orang yang memiliki pengalaman bertani antara 1 hingga 10 tahun. Hasil penelitian menunjukkan Transformasi penggunaan lahan dari agrosilvikultura karet (<em>Hevea brasiliensis</em>) ke agrosilvikultura kelapa sawit (<em>Elaeis guineensis</em>) disebabkan oleh penurunan signifikan dalam nilai pasar karet, yang sebelumnya dipatok pada Rp 18.000/kg dan tergerus menjadi Rp 6.000/kg. Perubahan ini berdampak pada kualitas hidup masyarakat, mempengaruhi aspek kenyamanan mereka. Faktor-faktor yang mendorong alih fungsi lahan meliputi faktor budidaya, harga, dan cuaca. Dampak dari alih fungsi lahan mencakup efek negatif seperti berkurangnya waktu produktif, serta efek positif seperti peningkatan pendapatan, Perubahan dari budidaya karet ke kelapa sawit di Desa Sihopuk Baru, Kecamatan Halongonan Timur, Kabupaten Padang Lawas Utara, menghasilkan dampak positif yang signifikan. Petani mengalami pengurangan beban kerja, pertambahan aset yang dimiliki, serta peningkatan dalam kesejahteraan keluarga.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1332 Motivasi Petani Dalam Usahatani Salak Di Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman 2024-07-27T14:43:19+07:00 Arif Priambodo arifpriambodo27@gmail.com Istiti Purwandari istiti.instiper@gmai.com Siwi Dinarti siwiistiana@instiperjogja.ac.id <p>Di Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, pertanian salak memegang peranan penting sebagai kegiatan ekonomi utama yang tidak hanya mendukung kesejahteraan warga lokal tetapi juga berperan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan melestarikan tradisi setempat. Usaha pertanian salak memberikan dampak signifikan terhadap pendapatan para petani, meskipun motivasi petani dapat bervariasi, dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan sosiologi. Untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen, diperlukan motivasi yang tinggi, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada taraf hidup petani dan keluarganya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis motivasi petani dalam pertanian salak di Desa Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, dengan fokus pada aspek ekonomi dan sosiologi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2024 di desa tersebut, menggunakan metode sampling total (sensus) dalam teknik <em>non probability sampling</em>. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi ekonomi petani dalam pertanian salak di wilayah ini tergolong tinggi, sementara motivasi sosiologi petani termasuk dalam kategori rendah</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1301 Peran Agrowisata Perkebunan Teh Tambi terhadap Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah 2024-07-26T18:14:39+07:00 Fahrizal Amir fahrizalamir13@gmail.com Arum Ambarsari arum@instiperjogja.ac.id Sofia Rahmawati sofia@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini mengkaji peran agrowisata perkebunan teh Tambi dalam pemberdayaan masyarakat di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Studi ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Peran agrowisata perkebunan teh Tambi dalam pemberdayaan masyarakat. 2.Bentuk pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan 3. Kendala pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang dihadapi dalam proses tersebut. Penelitian mengunakan metode deskriptif, dengan pengumpulan data melalui kuesioner dan wawancara terhadap 30 pengelola agrowisata dan masyarakat yang dipilih menggunakan teknik Accidental Sampling. Analisis data dilakukan secara kualitatif menggunakan skala penilaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agrowisata Perkebunan Teh Tambi memiliki peran signifikan dalam pemberdayaan yaitu: 1. Agrowisata perkebunan teh tambi memiliki peran sosial,ekonomi dan lingkungan melalui pengembangan potensi masyarakat, pembinaan pelestrarian lingkungan, bimbingan dan pelatihan tentang program pemberdayaan, bantuan di bidang pendidikan, pemanfaatan tenaga profesional, sosialisasi pertanian, dan ikut dalam partisipasi dalam setiap kegiatan pemberdayaan. 2. Bentuk pemberdayaan masyarakat dalam agrowisata teh Tambi yaitu sosialisasi dan pelatihan yang di perlukan untuk perkembangan agrowiata dengan memanfaatkan lingkungan pertanian dan masyarkat sekitar. 3. Kendala dalam pemberdayaan masayarakat yaitu kurangnya SDM(sumber daya manusia) yang sulit memahami sosialisasi yang di berikan oleh pengelola dan kurangnya tenaga dan waktu pengelola agrowisata untuk mendampingi masyarakat secara langsung.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1266 Pembinaan Petani Plasma Teh di PTPN IV Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara 2024-07-22T19:07:47+07:00 Imanuel Satria Sinuraya imanuelsinuraya1@gmail.com Listiyani listiyani@instiperjogja.ac.id Arum Ambarsari arum@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini membahas teknik pembinaan petani plasma teh di PTPN IV, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, serta dampaknya terhadap kinerja mereka. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi teknik pembinaan yang digunakan dan mengevaluasi keberhasilannya. Data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi langsung, sementara data sekunder dianalisis dari sumber yang ada. Proses wawancara melibatkan petani plasma dan pihak PTPN IV, dengan fokus pada teknik pembinaan yang diterima dan dampaknya pada penerapan hasil pembinaan oleh petani. Variabel penelitian ini adalah teknik pembinaan, yang mencakup penyuluhan langsung dan tidak langsung berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 52 Tahun 2009. Analisis data dilakukan dengan teknik reduksi dan penyajian data untuk memperoleh kesimpulan yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan melibatkan pembentukan kelembagaan petani, penyediaan bibit unggul, pupuk, pestisida, serta pelatihan intensif mengenai teknik budidaya dan manajemen kebun. Teknik pembinaan yang diterapkan berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani plasma dalam berbagai aspek pertanian, termasuk budidaya teh, pengendalian hama, manajemen keuangan, dan pemasaran hasil kebun. Dampak positif dari pembinaan ini terlihat pada peningkatan produktivitas, kualitas hasil panen, dan kesejahteraan ekonomi petani. Selain itu, pembinaan juga mendorong tumbuhnya jiwa kewirausahaan yang mandiri di kalangan petani, memperkuat ikatan sosial dan solidaritas di antara mereka. Secara keseluruhan, teknik pembinaan yang efektif dan berkelanjutan memiliki peran penting dalam memajukan sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani plasma teh.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1236 Analisis Nilai Tambah Pengolahan Makanan Bagea dengan Bahan Baku Sagu Di Kabupaten Kolaka 2024-07-11T06:34:42+07:00 Reski Amalia Prawiro reskiamaliaprawiro@gmail.com Tri Endar Suswatingingsih triendar@gmail.com Siwi Istiana Dinarti siwi@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan proses produksi pengolahan sagu menjadi makanan bagea, untuk mengetahui berapa besar nilai tambah yang dihasilkan dalam usaha pengolahan kue bagea, untuk mengetahui kelayakan finansial usaha pengolahan kue bagea, untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh pelaku usaha pengolahan makanan dengan bahan dasar sagu di Kabupaten Kolaka. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Kuantitatif. Data diperoleh menggunakan wawancara dan observasi kepada 5 orang responden menggunakan non-random sampling. Penentuan lokasi penelitian menggunakan Purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah analisis nilai tambah. Hasil Penelitian menunjukan bahwa proses pembuatan kue bagea dimulai dari pengadaan bahan baku (pati sagu) dan bahan penolong, mencampurkan bahan baku dengan bahan-bahan penunjang, kemudian mencetak adonan menggunakan tangan dengan bentuk oval, bulat dan gepeng, memanggang dan mendinginkan kemudian proses pengemasan kue bagea. Nilai tambah yang diperoleh dalam usaha pengolahan kue bagea adalah sebesar Rp 255.038 per Kg bahan baku dengan prosentase rasio sebesar 84,3% dan tingkat keuntungan bersih sebesar 78,17%. Usaha pengolahan kue bagea di Kabupaten Kolaka layak secara finansial dengan nilai R/C Ratio sebesar Rp 3,5-, dengan nilai pendapatan yang dihasilkan selama 1 bulan yaitu Rp.5.298.020. Kendala yang dihadapi dalam pengolahan kue bagea adalah ketersediaan bahan baku mulai susut akibat alih tanaman sagu menjadi tanaman kelapa sawit dan alih fungsi menjadi kawasan pemukiman.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1392 Perkembangan Usaha UMKM Program Desa Prima di Desa Wedomartani, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta 2024-08-12T13:04:18+07:00 Anggie Yosia Simanjuntak anggieyosiasimanjuntak@gmail.com Istiti Purwandi istitiinstiper@gmail.com Ismiasih ismiasihinstiper@gmail.com <p>Penelitian ini dengan bertujuan untuk mengetahui perkembangan usaha UMKM yang ada di desa Wedomartani, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta, Untuk mengetahui dampak adanya Program desa Prima terhadap perkembangan ekonomi UMKM di desa Wedomartani, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simpel <em>purposive sampling </em>dengan jumlah sampel sebanyak 9 UMKM yang terdiri dari 7 UMKM kuliner dan 2 UMKM kerajinan.. Metode pengumpulan data dengan cara wawancara dan kusioner. Metode analisis data digunakan adalah metode deskritif. Hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan usaha anggota desa PRIMA Kartini di Desa Wedomartani, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman Provinsi D.I.Yogyakarta mengalami peningkatan usaha berupa modal, produksi, teknologi, Program desa PRIMA memberikan dampak terhadap peningkatan perekonomian pelaku UMKM.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1299 Pengaruh Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada Stasiun Loading Ramp 2024-07-25T12:48:12+07:00 Rizky Rahmadani Ismael dhaniiky11@gmail.com Arief Ika Uktoro arief@isntiperjogja.a.cid L. Pandu Pamardi poandu@instiperjogja.ac.id <p>Eksplorasi ini bertujuan untuk (1) mengetahui penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada stasiun <em>loading ramp</em> ditinjau dari lingkungan kerja secara fisik dan lingkungan sosial dan psikososial, (2) mengetahui produktivitas kerja karyawan pada stasiun <em>loading ramp </em>ditinjau dari indikator kemampuan, meningkatkan hasil yang dicapai, semangat kerja, pengembangan diri, mutu, dan efisiensi, dan (3) menganalisis pengaruh penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan pada stasiun <em>loading ramp</em>. Pemeriksaan ini telah selesai pada bulan Januari 2024 di stasiun Stacking Slope, PT. Inti Indosawit Subur PMKS Muara Bulian. Eksplorasi ini ialah Analisa studi. Populasi pada Analisa ini ialah seluruh pekerja pada stasiun penumpukan lereng di PT. Inti Indosawit Subur PMKS Muara Bulian. Jumlah pengujian dalam eksplorasi ini sebanyak 30 orang. Prosedur pengumpulan informasi dalam penelitian menggunakan jajak pendapat. Uji legitimasi menggunakan butir kedua hubungan dan uji kualitas teguh menggunakan Croanbach alpha. Strategi pemeriksaan informasi menggunakan kekambuhan langsung dasar. Hasil eksplorasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pelaksanaan penertiban terkait kesejahteraan dan keamanan (K3) terhadap efisiensi kerja representatif pada stasiun lereng penumpukan. Perihal ini ditunjukkan pada nilai kuefisien relaps positif senilai 0,550 dan nilai kepentingan sejumlah 0,000&lt;0,05 (di bawah 5%). Variabel pelaksanaan kata terkait kesejahteraan dan keamanan (K3) memberikan kontribusi sebesar 39,0% terhadap variabel efisiensi pekerja, sedangkan kelebihannya sebesar 61% disebabkan oleh faktor otonom lain di luar eksplorasi ini.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1384 Pengaruh Dosis Pupuk Osmocote terhadap Pertumbuhan Semai Acacia crassicarpa 2024-08-06T08:46:15+07:00 Wahyu Pramudya Patra wahyu.pramudyapatra99@gmail.com Surodjo Taat Andayani surodjotaat1@gmail.com Agus Prijono prijono.stiper@gmail.com <p>Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan dosis pupuk <em>Osmocote </em>yang optimum untuk pertumbuhan bibit <em>Acacia crassicarpa. </em>Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktorial yaitu dosis pupuk <em>Osmocote </em>(2 kg/m<sup>3</sup>, 2,25 kg/m<sup>3</sup>, 2,5 kg/m<sup>3</sup>, 2,75 kg/m<sup>3</sup> dan 3 kg/m<sup>3</sup>) dengan 3 kali ulangan<em>.</em> Parameter penelitian ini yaitu tinggi bibit, diameter bibit, kemampuan bertahan hidup bibit <em>(Survival)</em>, kemampuan berakar bibit <em>(Rootstrike)</em> dan jumla h bibit jadi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dosis pupuk <em>Osmocote </em>2,25 kg/m<sup>3 </sup>menghasilkan tinggi tanaman tertinggi dengan nilai rata-rata 17,80 cm, diameter bibit terlebar dengan nilai rata-rata 2,98 cm dan kemampuan bertahan hidup bibit <em>(Survival) </em>tertinggi dengan persentase 100%. Kemampuan berakar bibit <em>(Rootstrike) </em>tertinggi didapati dengan dosis pupuk <em>Osmocote</em> 2,75 kg/m<sup>3 </sup>dan 3 kg/m<sup>3 </sup>dengan persentase 88,19%. Jumlah bibit jadi tertinggi didapati dengan dosis pupuk <em>Osmocote </em>2,75 kg/m<sup>3 </sup>dengan persentase 56,60%. Hasil Penelitian menyatakan bahwa perlakuan dosis pupuk <em>osmocote </em>tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan <em>Acacia crassicarpa</em></p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1383 Pengaruh Waktu Bukaan Naungan terhadap Laju Pertumbuhan Tinggi Semai Eucalyptus Pellita Di Baserah Central Nursery 2024-08-06T06:39:41+07:00 Vincent Kosasih vincentkosasih94@gmail.com Siman Suwadji siman@instiperjogja.ac.id Hastanto Bowo Woesono hastanto@instiperjogja.ac.id <p><em>Eucalyptus pellita </em>adalah salah satu spesies tanaman dengan rotasi yang cepat sebagai produk utama dalam bidang hutan tanaman industri (HTI). <em>Eucalyptus pellita </em>dimanfaatkan menjadi bahan utama dalam proses pemenuhan kebutuhan <em>pulp </em>dalam industri kertas. Dalam proses pemenuhan kebutuhan bahan baku yang berkualitas tentu membutuhkan semai yang berkualitas tinggi. Cahaya adalah salah satu faktor pendukung perkembangan dan pertumbuhan tanaman yaitu sebagai sumber utama dalam proses fotosintesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bukaan naungan pada berbagai umur terhadap laju pertumbuhan semai <em>Eucalyptus pellita</em>. Penelitian ini berlangsung di Baserah Central Nursery PT.Riau Andalan Pulp and Paper. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan terhitung dari tanggal 30 Juni 2023 hingga 30 Juli 2023. Penelitian ini dianalisa dengan metode percobaan faktor tunggal rancangan acak lengkap (RAL) dengan intensitas sampling sebesar 20,83%. Parameter yang dilihat dalam penelitian ini meliputi : laju pertumbuhan tinggi semai, dan persentase semai hidup. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bukaan naungan pada umur tertentu memberikan pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan dan tingkat persentase hidup semai.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1378 Analisis Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata Di Persetujuan Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan KTH Wonosantri Abadi, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang 2024-08-02T13:54:10+07:00 Bagasiwi Mizan Pembayun bagasiwimp1996@gmail.com M. Darul Falah falah.mdf1971@gmail.com Hastanto Bowo Woesono hastantobw@gmail.com <p>Penelitian ini berlokasi di Persetujuan Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan KTH Wonosantri Abadi, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang pada Januari – Maret 2024. Metodologi dasar penelitian yang digunakan yaitu <em>Mix Method</em>. Metode pengambilan data yang dilakukan yaitu <em>indepth intertiview</em> dan kuisioner. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis SWOT (Strengths, Opportunities, Weaknesses, dan Threats). Hasil dari penelitian menunjukan bahwa KTH Wonosantri telah melakukan kegiatan kelola kelembagaan, kelola kawasan, dan kelola usaha. Hasil analisis yang diperolah adalah nilai total skor kekuatan sebesar 4,05 kelemahan sebesar 3,9 peluang sebesar 3,0 dan ancaman sebesar 2,8. Potensi ekowisata yang ada di KTH Wonosantri Abadi berada pada kuadran ke-1 atau Growth, sehingga strategi yang cocok digunakan yaitu memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya untuk pengembangan ekowisata. Strategi pengembangan ekowisata lebih detail yang dapat dilakukan antara lain: Bekerjasama dengan berbagai pihak untuk memanfaatkan potensi-potensi atraksi wisata; memberdayakan anggota milenial dan gen-z yang ada untuk mengembangkan kapasitas sebagai pelaku wisata; bekerjasama dengan pemerintahan desa untuk reaplikasi jasa wisata bertema edukasi terhadap berbagai komoditas potensial lainnya yang terakomodir oleh BUMDES; memanfaatkan Ngopi Sakngajine sebagai wadah untuk sharing dan bernegosiasi dalam pengembangan ekowisata; memanfaatkan pengetahuan konservasi untuk dijadikan salah satu atraksi edukasi; penyebaran informasi disosial media dengan menggunakan fitur kolaborasi agar dapat di forward oleh pihak mitra dengan tujuan meluaskan daya sebar informasi; merangkul destinasi wisata sekitar untuk membangun konsep wisata terintegrasi.</p> <p>Penelitian ini berjudul “Analisis Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata Di Persetujuan Pengelolaan Hutan Kemasyarakatan KTH Wonosantri Abadi, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang”. Penelitian dilakukan di areal persetujuan pengelolaan hutan kemasyarakatan KTH Wonosantri Abadi, desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten malang pada Januari – Maret 2024. Metodologi dasar penelitian yang digunakan yaitu <em>Mix Method</em>. Metode pengambilan data yang dilakukan yaitu <em>indepth intertiview</em> dan kuesioner. Analisis data yang digunakanyaitu analisis deskriptif dan analisis SWOT <em>(Strengths, </em><em>Opportunities, Weaknesses, dan Threats).</em></p> <p>Hasil dari penilitian menunjukan bahwa KTH Wonosantri telah melakukan kegiatan kelola kelembagaan, kelola kawasan, dan kelola usaha. Hasil analisis yang diperolah adalah nilai total skor kekuatan sebesar 4,05 dengan unsur tertinggi yaitu “Atraksi yang ditawarkan berkonsep edukasi memiliki keunikan tersendiri yang sangat jarang ada di ekowisata lain” dengan skor 1. Nilai total skor kelemahan sebesar 3,9 dengan unsur tertinggi yaitu “Pengelolaan ekowisata masih bersifat kultural, belum ada manajerial yang professional” dan “Belum memiliki perencanaan spesifik untuk kegiatan ekowisata, mulai dari penataan kawasan wisata hingga program kegiatan ekowisata yang progresif” dengan skor 0,8. Nilai total peluang sebesar 3,0 dengan unsur tertinggi yaitu “Hubungan kemitraan yang luas baik lembaga-lembaga akademisi, pemerintahan, yayasan, perusahan, organisasi kemasyarakatan hingga pelaku UMKM” dengan skor 1,2. Sedangkan nilai total ancaman sebesar 2,8 dengan unsur tertinggi yaitu “Penandaan batas kawasan persetujuan pengelolaan hutan kemasyarakatan perhutanan sosial KTH Wonosantri belum dilakukan, memicu terjadinya konflik tenurial dengan Perum Perhutani” dengan skor 1,5. Potensi ekowisata yang ada di KTH Wonosantri Abadi berada pada kuadran ke-1 atau <em>Growth,</em> sehingga strategi yang cocok digunakan yaitu memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya untuk pengembangan ekowisata. Strategi pengembangan ekowisata lebih detail yang dapat dilakukan antara lain: Bekerjasama dengan berbagai pihak untuk memanfaatkan potensi-potensi atraksi wisata; memberdayakan anggota milenial dan gen-z yang ada untuk mengembangkan kapasitas sebagai pelaku wisata; bekerjasama dengan pemerintahan desa untuk reaplikasi jasa wisata bertema edukasi terhadap berbagai komoditas potensial lainnya yang terakomodir oleh BUMDES; memanfaatkan Ngopi Sakngajine sebagai wadah untuk sharing dan bernegosiasi dalam pengembangan ekowisata; memanfaatkan pengetahuan konservasi untuk dijadikan salah satu atraksi edukasi; penyebaran informasi disosial media dengan menggunakan fitur kolaborasi agar dapat di forward oleh pihak mitra dengan tujuan meluaskan daya sebar informasi; merangkul destinasi wisata sekitar untuk membangun konsep wisata terintegrasi.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Analisis Potensi Ekowisata, Strategi Pengembangan Ekowisata, Ekowisata, Hutan Kemasyarakatan, Perhutanan Sosial.</p> <p> </p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1379 Estimasi Nilai Ekonomi Wana Wisata Tanjung Papuma RPH Grintingan BKPH Wuluhan KPH Jember Menggunakan Travel Cost Method 2024-08-02T13:00:37+07:00 Wildan Yahya wildanyahya00@gmail.com Sugeng Wahyudiono sugeng@instiperjogja.ac.id Tatik Suhartati violethaty@gmail.com <p>Wana Wisata Tanjung Papuma merupakan tempat wisata andalan yang dimiliki oleh kabupaten Jember. Dimulai dari sejarahnya sekitar tahun 80an. Dimana Perhutani sebagai pengelola kawasan melihat adanya potensi yang sangat bagus dari kawasan ini. Wana Wisata Tanjung Papuma yang merupakan salah satu wisata ikonik yang ada di Jember. Hingga menjadi salah satu pantai unggulan di Jawa Timur. Pengunjung dari Wana Wisata Tanjung Papuma sangat beragam dari berbagai kalangan dan berbagai daerah dari Jawa Timur maupun luar Jawa Timur.Wana Wisata Tanjung Papuma memiliki jumlah pengunjung yang sangat banyak setiap tahunnya untuk itu perlu dilakukan estimasi nilai ekonomi yang ada di dalamnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Travel Cost Method (TCM). Yaitu biaya yang dikeluarkan yang terdiri dari biaya transportasi, biaya konsumsi dan biaya lain lain selama melakukan kunjungan. Pengambilan data berupa kuesioner yang terdiri dari karakteristik pengunjung, biaya perjalanan dan persepsi pengunjung. Hasil dari perhitungan yang diperoleh yaitu Wana Wisata Tanjung Papuma memiliki estimasi nilai ekonomi sebesar Rp55.042.259.076. Selanjutnya dilakukan analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas kunjungan dengan cara menggunakan analisis regresi linear berganda diperoleh hasil yaitu daya tarik obyek wisata, akses obyek wisata dan fasilitas obyek wisata berpengaruh signifikan terhadap intensitas kunjungan ke Wana Wisata Tanjung Papuma.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1375 Laju Transpirasi Semai Sengon (Falcataria moluccana) 2024-08-01T17:33:21+07:00 Rajul Maulana rajulmaulana15@gmail.com Surodjo Taat Andayani surodjotaat1@gmail.com Didik Surya Hadi didiksh@instiperjogja.ac.id <p>Sengon, yang dikenal dengan nama ilmiah <em>Falcataria moluccana</em>, memiliki potensi yang signifikan untuk dijadikan sebagai salah satu spesies kayu yang tumbuh dengan cepat (<em>fast growing species</em>). Dalam aktivitas sehari-harinya, tanaman ini berperan aktif dalam mengeluarkan uap air ke lingkungan melalui proses yang dikenal sebagai transpirasi. Salah satu tanaman yang mengalami proses tersebut yaitu semai sengon. Pengukuran transpirasi yang kompleks dan memerlukan biaya tinggi menjadi kurang efisien jika diterapkan pada sejumlah besar sampel. Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi metode yang lebih sederhana yang dapat memperkirakan kemampuan transpirasi pada tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ukuran semai dengan laju traspirasi. Metode yang di gunakan pada penelitian ini metode penimbangan mengukur proses laju transpirasi, hilangnya air pada tumbuhan. Adapun penelitian ini dilakukan di kawasan kampus satu Institut Pertanian STIPER Yogyakarta yang bertempat di Depok, Sleman, Yogakarta. Tempat penelitian tersebut mempunyai topografi dengan ketinggian ± 118mdpl. Adapun waktu penelitian di lakukan pada 21 Juni - 27 Juni 2024. Parameter yang menjadi fokus pengamatan dalam penelitian ini adalah berat air yang hilang (gr), tinggi semai (cm), diameter semai (mm), dan jumlah daun semai (helai). Pengolahan data statistik menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan bantuan <em>software</em> SPSS. Laju transpirasi semai sengon dipengaruhi oleh variabel tinggi sebesar 91,92%, sedangkan 8,1% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1356 Status Penyakit Karat Puru (Uromycladium Tepperianum (Sacc.) Mcalp) pada Tanaman Sengon (Falcataria Moluccana (Miq.), Barneby & J.W. Grimes) di Hutan Rakyat Kapanewon Kalasan dan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2024-07-29T13:36:35+07:00 Febriani Elsa Malo febrianyelsa265@gmail.com Agus Prijono prijono.stiper@gmail.com Hastanto Bowo Woesono hastantobw@gmail.com <p>Sengon (<em>Falcataria moluccana</em> Miq.), Baneby &amp; J.W. Grimes merupakan salah satu tanaman yang pertumbuhan serta pemeliharaannya mudah sehingga tanam sengon banyak di tanam di wilayah Indonesia karena nilai ekonomis sengon yang cukup tinggi. Penelitian ini dilakuan di tiga lokasi yang berbeda, pada Padukuhan Tundan dan Padukuhan Somodaran, kapanewon Kalasan, dan Padukuhan Ringinsari, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pada penelitian ini mengunakan tanaman Sengon (<em>Falcataria moluccana</em> Miq), Barneby &amp; J.W. Grimes dengan jarak tanaman 3x3 meter, serta luas lahan masing-masing pada Padukuhan Tundan seluas 2.280 m<sup>2</sup>, Padukuahan Somodaran seluas 2.532 m<sup>2</sup>, Padukuhan Ringinsari seluas 5.186 m<sup>2</sup>. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui intensitas serangan penyakit karat puru, persentase kerusakan yang di sebabkan oleh penyakit karat puru dan tingkat kerusakan akibat serangan karat puru. Pada penelitian ini parameter pengamatan yang digunakan yaitu intensitas dan persentase serangan karat puru, tingkat kerusakan yang disebabakan oleh serangan karat puru pada tanaman sengon. Pemilihan lokasi atau sampling mengunakan metode purposive yaitu menentukan lokasi yang diketahui keberadaan karat puru, selanjutnya untuk metode penelitian ini dilakukan menggunakan metode sensus 100%. Persentase serangan karat puru pada padukuhan Tundan sebesar 85%, Padukuhan Somodaran sebesar 83% dan pada Padukuhan Ringinsari 80%, meski demikan angka presentase serangan yang tinggi namun angka tersebut merupukan gejala serangan karat puru yang tinggi. Sedangkan intensitas serangan pada tegakan Sengon pada Padukuhan Tundan 43,60%, Padukan Somodaran 43,55%, Padukuhan Ringinsari 39,52% yang berarti status serangannya ringan (25%-50%).</p> <p>Persentase serangan karat puru pada padukuhan Tundan sebesar 85%, Padukuhan Somodaran sebesar 83% dan pada Padukuhan Ringinsari 80%, meski demikan angka presentase serangan yang tinggi namun angka tersebut merupukan gejala serangan karat puru yang tinggi. Sedangkan intensitas serangan pada tegakan Sengon pada Padukuhan Tundan 43,60%, Padukan Somodaran 43,55%, Padukuhan Ringinsari 39,52% yang berarti status serangannya ringan (25%-50%)</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1349 Identifikasi dan Keanekaragaman Jenis Bambu pada Lahan KHT Bambu Lestari Dusun Bulak Salak Desa Wukirsari Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2024-07-29T11:46:38+07:00 Arias Seingu Bani Dasalaku ariasdasalaku2001@gmail.com Yuslinawari yuslinawari@instiperjogja.ac.id Agus Prijono prijono.stiper@gmail.com <p>Dusun Bulak Salak, salah satu dari lima dusun di desa Wukirsari, Kapanewon Cangkringan di lereng Gunung Merapi yang berandil besar dalam pelestarian jenis bambu. Upaya pelestarian didukung oleh KTH Bambu Lestari yang menjadi pelaksana kegiatannya. Untuk mengetahui bagaimana keanekaragaman bambu yang dilestarikan menjadi tujuan dari penelitian ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keragaman jenis-jenis bambu, nilai INP dan nilai keanekaragaman bambu. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dengan metode <em>Sistematic sampling with purposive start.</em> Intensitas sampling yang digunakan 15% dan jumlah petak ukur 10 yang berukuran 20x20m. Variabel pengamatan ini antara lain nama jenis bambu, jumlah rumpun, diameter batang dan tinggi tiap batang bambu. Selanjutnya analisis data dengan menghitung kerapatan relatif, frekuensi relatif, luas penutupan, INP dan indeks keragaman bambu. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 5 jenis bambu yang ditemukan pada lahan KTH Bambu Lestari yakni bambu ampel hijau (<em>Bambusa vulgaris)</em>, bambu apus (<em>Gigantochloa apus</em>), bambu legi (<em>Gigantochloa robusta</em>), bambu wulung (<em>Gigantochloa atroviolacea</em>) dan bambu petung (<em>Dendrocalamus asper</em>). INP tertinggi terdapat pada jenis bambu petung dan jenis bambu dengan INP terendah adalah bambu ampel hijau. Nilai tertinggi indeks keanekaragaman jenis bambu di lahan KTH Bambu Lestari yaitu sebesar 0,69 yang berarti termasuk dalam kategori rendah karena nilai indeks keanekaragaman kurang dari 1.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1327 Potensi Cadangan Karbon pada Tanaman Bambu (Bambusoideae) di Hutan Rakyat Desa Wisata Turgo Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta 2024-07-26T17:34:58+07:00 Vinsensius Sianturi bennysianturi6@gmail.com Rawana rawana@instiperjogja.ac.id Hastanto Bowo Woesono hastanto@instiperjogja.ac.id <p>Hutan rakyat memiliki peran penting dalam pengembangan jasa lingkungan untuk mencapai tujuan mengurangi emisi karbon karena mereka memiliki keamanan lahan dan kondisi tegakan yang mudah dievaluasi dan dipantau. Mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2, CH4, dan N2O) adalah salah satu cara untuk mengendalikan perubahan iklim. Ini dicapai dengan mempertahankan keutuhan hutan alami dan meningkatkan kerapatan populasi pepohonan di luar hutan. Di Desa Wisata Turgo-Merapi, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, hutan rakyat memiliki banyak flora, terutama bambu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah karbon yang tersimpan di permukaan tanah tanaman bambu di Hutan Rakyat Desa Wisata Turgo-Merapi di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilakukan di area hutan seluas 50.000 meter persegi, dan metodologi studi kasus digunakan. Parameter penelitian termasuk diameter bambu, tinggi, dan berat basah dan kering serasah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada enam jenis bambu di hutan rakyat desa wisata Turgo Merapi: bambu ampel, bambu apus, bambu andong, bambu legi, bambu pagar, dan bambu petung. Dalam Hutan Rakyat Desa Turgo Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta, total biomassa serasah sebesar 15.736,92 g/ha dengan rata-rata 629,48 g/ha, dan simpanan karbon serasah sebesar 7.396,35 g/ha dengan rata-rata simpanan karbon 295,85 g/ha. Potensi biomassa tegakan bambu sebesar 80,11 ton/ha, dan potensi simpanan karbon tegakan bambu sebesar 37,65 ton/ha.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1323 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensitas Kunjungan Wisata pada Tempat Wisata Alam Bukit Klangon Kabupaten Sleman 2024-07-26T15:09:45+07:00 Muh. Ridha Taqwa mridhotaqwa999@gmail.com Hastanto Bowo Woesono hastantobw@gmail.com Didik Surya Hadi didiksh@instiperjogja.ac.id <p>Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh masing-masing biaya perjalanan, jarak, fasilitas dan pendapatan terhadap intensitas kunjungan wisatawan ke objek wisata Bukit Wisata Alam Klangon. Penelitian ini dilakukan di objek wisata alam Klangon di Kabupaten Sleman selama satu bulan. Subjeknya adalah para wisatawan yang datang ke sana, dengan pengumpulan data primer melalui wawancara dan kuesioner serta data sekunder melalui studi kepustakaan. Sampling dilakukan secara kebetulan dengan jumlah responden sebanyak 100 pengunjung, ditentukan menggunakan Metode Slovin. Analisis dilakukan dengan metode regresi linier berganda menggunakan SPSS untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intensitas kunjungan wisatawan. Hasil penelitian menunjukan bahwa biaya perjalanan tidak berpengaruh signifikan terhadap intensitas kunjungan. Jarak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap intensitas kunjungan, sedangkan fasilitas dan pendapatan berpengaruh positif terhadap intensitas kunjungan ke objek wisata Bukit Wisata Alam Klangon.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1318 Pengendalian Perkecambahan Biji Gulma Rumput Branjangan (Rottboellia cochinchinensis) menggunakan Herbisida Pratumbuh 2024-07-26T14:19:49+07:00 Muhammad Habib Al Zuhri muhammadhabibalzuhri@gmail.com Karti Rahayu Kusumaningsih kartirahayukusumaningsih@gmail.com Surodjo Taat Andayani surodjotaat1@gmail.com <p>Pada lahan <em>Eucalyptus, </em>gulma menjadi suatu permasalahan yang selalu muncul dan menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman pokok. <em>Rottboellia cochinchinensis </em>adalah salah satu gulma yang banyak tumbuh di lahan Hutan Tanaman Industri. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengendalikan gulma jenis tersebut karena gulma ini termasuk gulma yang tumbuh dengan cepat. Upaya pengendalian gulma jenis ini haruslah dimulai dari biji sehingga perkecambahannya dapat ditekan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis bahan aktif herbisida pra tumbuh terhadap persentase perkecambahan biji gulma <em>Rottboellia cochinchinensis</em>. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan menggunakan 1 faktor perlakuan yaitu jenis bahan aktif herbisida yang terdiri dari <em>Indaziflam + Iodosulfuron metil sodium, Tiafenacil, Indaziflam, Saflufenacil +Trifuludimoxazin, Metribuzin, Ammonium glufosinate </em>dengan menggunakan 3 ulangan pada setiap perlakuannya. Parameter yang digunakan yaitu persentase perkecambahan biji gulma (%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis bahan aktif herbisida pratumbuh berpengaruh sangat nyata terhadap perkecambahan biji gulma rumput branjangan (<em>Rottboellia cochinchinennsis</em>)<em>. </em>Jenis bahan aktif <em>Indaziflam </em>dan <em>Saflufenasil</em> +<em> Trifuludimoxazin </em>menghasilkan persentase perkecambahan biji gulma paling rendah yaitu 0% dibandingkan jenis bahan aktif lainnya.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1311 Laju Infiltrasi pada Beberapa Tutupan Lahan di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Tidar Kerinci Agung, Jambi 2024-07-26T11:56:48+07:00 Ario Antonio Panjaitan arioantonio64@gmail.com Rawana cahalasan@gmail.com Hastanto Bowo Woesono hastantobw@gmail.com <p>Laju infiltrasi adalah besarnya air yang masuk ke dalam tanah persatuan waktu. Laju infiltrasi dipengaruhi oleh beberapa hal seperti sifat fisik tanah serta tutupan lahan pada daerah tersebut. Pada PT Tidar Kerinci Agung dengan tutupan lahan sawit TBM terlihat kondisi areal yang cukup kering dibandingkan dengan areal tutupan lahan lainnya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya laju infiltrasi pada beberapa tutupan lahan yang ada serta sifat fisik tanah yang mempengaruhi besarnya laju infiltrasi. Penelitian ini dilakukan di PT Tidar Kerinci Agung, Jambi dengan pengukuran langsung di lapangan laju infiltrasi menggunakan metode <em>double ring infiltration</em> pada 3 tutupan lahan yaitu tegakan sawit TBM, tegakan sawit TM dan Tegakan campuran serta dilakukan pengamatan terhadap sifat fisik tanah dengan parameter kadar air, <em>bulk density, </em>porositas, bahan organik, dan tekstur tanah. Hasil pengukuran pada ketiga tegakan diperoleh laju infiltrasi yang terbesar terjadi pada tegakan sawit TBM dengan rata-rata laju infiltrasi 333 mm/jam, tegakan sawit campuran 288 mm/jam dan terkecil pada tegakan sawit TM 207 mm/jam. Pengamatan sifat fisik tanah menunjukkan adanya pengaruh terhadap laju infiltrasi pada ketiga tegakan.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1284 Rantai Pasok Pelaku UMKM Berbasis Sumber Daya Alam di Kawasan Karst Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul 2024-07-24T12:21:42+07:00 Hardianto Sinaga hardiantosinaga2017@gmail.com M. Darul Falah falah@instiperjogja.ac.id Siman Suwadji siman@instiperjogja.ac.id <p>Indonesia memiliki keberagaman budaya dan kekayaan alam yang menawarkan peluang bisnis yang menjanjikan. Dengan memanfaatkan budaya dan alam, pelaku bisnis dapat memberikan dampak baik terhadap masyarakat dan lingkungan serta menghasilkan pendapatan ekonomi yang berkelanjutan. Karst adalah formasi lanskap yang terbentuk melalui pelarutan air pada batu kapur atau batu gamping. Masyarakat di kawasan karst juga mengembangkan UMKM Salah satunya pelaku UMKM berbasis sumber daya alam, yang memiliki produk UMKM dibidang kuliner, kerajinan dan fashion. Rantai pasok (<em>Supply chain</em>) adalah jaringan yang dibangun oleh pelaku UMKM (produsen) dengan perusahan dan pemasok demi melakukan proses produksi hingga distribusi produk sampai pada konsumen/ pembeli terakhir. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Febuari - April tahun 2024. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis tingkat pendapatan masyarakat pelaku UMKM, rantai pasok bahan baku pelaku UMKM dan penyebaran produk pelaku UMKM berbasis sumber daya alam darat, di kawasan karst, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul. Hasil penelitian ini menganalisis tingkatan pendapatan pelaku UMKM pathilo dengan RC 1,3 – 1,4, lempeng dengan RC 1,1, tepung mocaf dengan RC 1,2, mebel dengan RC 1,9 - 2, rotan dan pelepah pisang dengan RC 2 – 2,2 dan ecoprint dengan RC 1,9. Bahan baku pelaku UMKM mendapatkan dari petani lokal, pengepul lokal dan pasar menjadi pemasok bahan baku utama produksi. Penyebaran produk berada di wilayah daerah Gunungkidul dan luar daerah Gunungkidul yaitu pathilo, lempeng, tepung mocaf, mebel dan ecoprint. Penyebaran produk berada di luar negeri yaitu rotan dan pelepah pisang.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1285 Strategi Pengembangan Ekowisata Suku Baduy terhadap Kesejahteraan Masyarakat Suku Baduy 2024-07-24T11:55:12+07:00 Ahmad Rijal Faruq rijalfaruq363@gmail.com M. Darul Falah falah@instiperjogja.ac.id Nanda Satya Nugraha nandasatya@instiperjogja.ac.id <p>Ekowisata adalah bentuk pariwisata yang berfokus pada perjalanan ke lokasi-lokasi alami dengan tujuan mendukung inisiatif konservasi dan pemberdayaan komunitas lokal, guna mencapai pembangunan berkelanjutan. Dalam konteks ini, strategi dirancang untuk mengembangkan wilayah tersebut menjadi area bernilai ekonomi tinggi tanpa mengorbankan kelestarian dan keaslian lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi ekowisata suku Baduy dan merumuskan strategi pengembangan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat suku Baduy. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan pendekatan SWOT untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pengembangan ekowisata di wilayah suku Baduy. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekowisata di suku Baduy memiliki potensi besar dengan adanya keunikan budaya dan kearifan lokal yang masih terjaga. Strategi yang diusulkan meliputi peningkatan fasilitas wisata, pelatihan masyarakat lokal dalam manajemen pariwisata, serta promosi ekowisata yang berkelanjutan.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1267 Status Kesehatan dan Pertumbuhan Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) di Wilayah Hutan Rakyat Kabupaten Temanggung 2024-07-22T23:34:47+07:00 Handoko handokoprata28@gmail.com Agus Prijono prijono.stiper@gmail.com Rawana rawana.stiper@gmail.com <p><a name="_Toc168440755"></a></p> <p><a name="_Toc168440755"></a>Jabon (<em>Anthocephalus cadamba</em> Miq.) termasuk jenis tanaman berkayu yang digunakan sebagai bahan baku industri perkayuan di Indonesia. Sebagai tanaman yang biasanya ditanam secara homogen/monokultur, jabon menjadi sangat rentan terhadap hama penyakit yang menyerang. Penyakit tersebut dapat merusak bagian jabon mulai ujung akar hingga ujung tanaman jabon. Penelitian bertujuan untuk mengetahui status kesehatan hutan rakyat pohon jabon di wilayah Temanggung serta untuk mengetahui presentase tanaman yang rusak dan mengetahui tingkat keparahan tanaman jabon yang terserang gangguan/kerusakan<a name="_Toc168440756"></a>. Penelitian ini dilaksanakan di hutan rakyat di Kabupaten Temanggung yang unit sampelnya tersebar di 3 lokasi penelitian yang berada di desa Gentan, Desa Pendowo, dan Desa Danurejo. Metode penelitian menggunakan metode sensus. Parameter yang diamati berupa indikator kesehatan pohon yaitu kematian pohon, lokasi dan tipe kerusakan sehingga dapat mengetahui presentase dan tingkat keparahan pada pohon jabon menurut standar baku <em>EMAP</em> (<em>Environmental Monitoring and Assesment Program)</em>.<a name="_Toc168440757"></a> Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa <a name="_Toc172128063"></a>Tanaman dengan umur 1 tahun dengan jarak tanam 1,5 x 1,5meter dengan pola tanam tumpangsari (jabon, ketela pohon, cabai, kapulaga) memiliki tingkat serangan hama dan penyakit paling sedikit. Hal ini terjadi di desa danurejo dengan presentase kerusakan 50% presentase keparahan 3,04% kategori sangat berat dengan rerata pertumbuhan tinggi 0,9m dan diameter 2cm dengan penyebab serangan yaitu dulat daun. sehingga menyebabkan lahan yang berada di Desa Danurejo memiliki tingkat pertumbuhan tanaman jabon yang lebih baik dibandingkan lahan yang berada di Desa Gentan dan Desa Pendowo dengan polatanam Tumpangsari.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1264 Perbandingan Pertumbuhan Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) pada Pola Tanam Tumpangsari dan Non Tumpangsari di Kecamatan Secang Kabupaten Magelang 2024-07-22T15:06:58+07:00 Alreza Albar alrezaalbar123@gmail.com Didik Surya Hadi didiksh@instiperjogja.ac.id Agus Prijono prijono.stiper@gmail.com <p>Jabon (<em>Anthocephalus cadamba </em>Miq.) adalah jenis pohon yang berasal dari Asia Selatan dan Tenggara, sangat cocok untuk perkebunan dan hutan rakyat. Jabon dapat beradaptasi dengan berbagai jenis kondisi lingkungan dan juga memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan, membuatnya banyak disukai oleh masyarakat dan petani. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai pertumbuhan tanaman jabon pada pola tanam tumpangsari dan non tumpangsari. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni – Agustus 2023 di areal Hutan Rakyat Desa Donorejo dan Desa Madyocondro di Kecamatan Secang Kabupaten Magelang pada umur tanaman jabon 1,5 tahun dengan jarak tanam 3x3m. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif yang membandingkan dua lahan tanaman jabon dengan pola tanam tumpangsari dan non tumpangsari. Data populasi yang diambil merupakan data primer yang diperoleh melalui pengukuran secara langsung di lapangan pada lahan TS luas lahan (0,6 ha) 224 populasi dari 395 pohon yang ditanam sedangkan lahan NTS luas lahan (0,5 ha) 315 populasi dari 989 pohon jabon yang ditanam. Data sampel perbandingan diambil dengan intensitas sampling 25% dari jumlah populasi. Berdasarkan analisis perbandingan data menggunakan Uji-t menunjukan perbedaan yang nyata. Pada pola TS rerata tinggi 7,77m dan diameter 9,00 cm, sementara itu pada NTS rerata tinggi 2,72 m dan diameter 3,95 cm. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji T-test yang telah dilakukan, pada pengujian perbandingan tinggi dan diameter tanaman jabon diperoleh nilai T hitung lebih besar dibandingkan nilai T tabel. Disimpulkan bahwa adanya perbedaan nyata pertumbuhan tanaman jabon terhadap pola tanam tumpangsari dan non tumpangsari.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1259 Laju Infiltrasi Pada Berbagai Tipe Tutupan Lahan di Taman Kehati PT. Tirta Investama Plant Wonosobo 2024-07-20T22:26:59+07:00 Rizki Akbar Rambe rizkiakbarrambe11@gmail.com Surodjo Taat Andayani surodjotaat1@gmail.com Nanda Satya Nugraha nandasatya@instiperjogja.ac.id <p>Infiltrasi merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam rangka upaya perlindungan tanah Taman Kehati untuk melalui penentuan rasio intensitas dan penetrasi hujan serta pengaturan limpasan permukaan. Tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui laju infiltrasi air pada berbagai lahan di Taman Kehati PT Tirta Investama Plant Wonosobo. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan pada sampel dari masing-masing 4 (empat) blok di Taman Kehati PT. Tirta Investama Plant Wonosobo. Pengolahan dan analisis data hasil infiltrasi dilakukan dengan metode Duncan/DMRT. Hasil penelitian menujukkan bahwa besarnya laju infiltrasi secara beruntun di Taman Kehati PT. Tirta Investama Plant Wonosobo adalah blok 1 sebesar 23 cm/jam, blok 2 sebesar 18,4 cm/jam dan berbeda nyata dengan blok 4 sebesar 3,4 cm/jam dan blok 3 sebesar 2,4 cm/jam. Kerapatan tegakan dapat meningkatkan laju infiltrasi di Taman Kehati PT. Tirta Investama Plant Wonosobo. Tanah di Taman Kehati Wonosobo termasuk ke dalam jenis Andosol Okrik dengan tekstur lempung (L) pada permukaan tanah dan lempung berdebu (SiL) pada bawah permukaan tanah.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1258 Pendugaan Potensi Karbon Tersimpan Pada Vegetasi Semua Tingkat Pohon di Taman Keanekaragaman Hayati di PT. Tirta Investama Plant Wonosobo 2024-07-20T22:11:03+07:00 Annisyah Sri Rahayu Dewi Lestari ayua873@gmail.com Hastanto Bowo Woesono hastantobw@gmail.com Prijono Agus prijono.stiper@gmail.com <p>Pemanasan global pada saat ini menjadi salah satu urgensi permasalahan dunia. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan ini adalah adanya Hutan Kota, Ruang Terbuka Hijau, atau Taman Kehati. Upaya ini telah dilakukan oleh PT. Tirta Investama Plant yaitu Taman Keanekaragaman Hayati (Taman Kehati). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi karbon tersimpan pada semua tingkat pohon. Terdapat sekitar ±56 jenis pohon yang telah diidentifikasi. Pengambilan data diambil di empat blok Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) PT. Tirta Investama Plant Wonosobo. Data yang diambil berupa diameter dan tinggi pohon, kemudian dianalisis menggunakan metode allometric untuk mengetahui dugaan potensi karbon tersimpan menggunakan berat jenis setiap pohon. Hasil penelitian ini diperoleh jumlah karbon seluruh seluas 4,6 ha sebesar 2115,0846 ton dengan 1052 pohon. Pada Blok 1 sebesar 45,0786 ton dengan 153 pohon; Blok 2 sebesar 53,2955 ton dengan 206 pohon; Blok 3 sebesar 24,962 ton dengan 315 pohon; dan Blok 4 sebesar 1991,749 ton dengan 378 pohon. Lokasi penelitian di Blok 1 seluas 1,5 ha didominasi jenis pohon Mahoni, Blok 2 seluas 0,91 ha didominasi jenis pohon Gnitri dan Damar, Blok 3 seluas 0,41 ha didominasi jenis pohon Gnitri dan Campuran, dan Blok 4 seluas 1,8 ha didominasi jenis pohon Gnitri.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1249 Status Kesehatan dan Pertumbuhan Tanaman Jabon Putih (Anthocephalus cadamba Miq.) di Hutan Rakyat Kabupaten Magelang dan Temanggung, Provinsi Jawa Tengah 2024-07-18T13:46:00+07:00 Linda Nur Hidayah lindahidayah80@gmail.com Karti Rahayu Kusumaningsih kartirahayukusumaningsih@gmail.com Didik Surya Hadi didiksh@instiperjogja.ac.id <p>Jabon putih <em>(Anthocephalus cadamba </em>Miq<em>.)</em> merupakan jenis pohon yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Keunggulan jabon yaitu cepat tumbuh dan kayunya memiliki banyak kegunaan. Serangan hama pada tanaman jabon merupakan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis dan jumlah hama yang menyerang tanaman jabon, insidensi (tingkat kejadian) serangan hama pada bagian daun, dan pertumbuhan tinggi dan diameter batang tanaman jabon umur 1, 2, dan 3 tahun di Kabupaten Magelang dan Temanggung. Pengambilan data dilakukan dengan cara sensus 100% dengan menggunakan ulangan sebanyak tiga kali. Ulangan yang dipakai berupa tegakan jabon yang dimiliki oleh masyarakat. Data hasil perhitungan pada penelitian dianalisis menggunakan analisis varians, kemudian dilanjutkan dengan uji LSD <em>(Least Significant Difference)</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis hama yang menyerang tanaman jabon putih adalah ulat kantong <em>(Metisa plana)</em>, ulat bulu<em> (Calliteara </em><em>horsfieldii)</em>, ulat ngengat<em> (Lymantria lunata diversa </em>(Turner)<em>)</em>, dan belalang hijau<em> (Atractomorpha crenulata)</em>. Insidensi (tingkat kejadian) serangan hama pada bagian daun di Kabupaten Magelang umur 1 tahun= 61,62% (sangat tidak sehat), 2 tahun=36,78% (tidak sehat), dan 3 tahun = 54,15% (sangat tidak sehat), sedangkan di Kabupaten Temanggung umur 1 tahun=31,69% (tidak sehat), 2 tahun= 83,05% (sangat tidak sehat), dan 3 tahun=56,40% (sangat tidak sehat). Berdasarkan rata-rata 2 lokasi tersebut, insidensi tanaman jabon (&gt;50%) terserang hama pada bagian daun. Pertumbuhan tanaman jabon berumur 1, 2, dan 3 tahun di hutan rakyat Kabupaten Magelang memiliki rata-rata tinggi 6,01 m, sedangkan di Temanggung 5,08 m. Rata-rata diameter batang tanaman jabon di Kabupaten Magelang yaitu 7,05 cm, sedangkan di Temanggung lebih rendah yaitu 6,30 cm.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1252 Pertumbuhan Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) dengan Pola Tanam Tumpang Sari dan Monokultur pada Hutan Rakyat di Kabupaten Temanggung 2024-07-18T10:36:34+07:00 Nico Roy Putra sipahutarnajenges@gmail.com Surodjo Taat Andayani surodjotaat1@gmail.com Sugeng Wahyudiono sugeng@instiperjogja.ac.id <p>Salah satu langkah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan hutan adalah dengan membentuk hutan rakyat. Mayoritas masyarakat di Kabupaten Temanggung sudah familiar dengan sengon, namun dikarenakan hama yang sering menyerang tanaman sengon menyebabkan berbagai kalangan mencari alternatif jenis baru, termasuk PT. DSN Temanggung yang bergerak di bidang industri <em>wood product</em> sedang berinovasi untuk menggunakan jabon sebagai alternatif pengganti sengon. Keberlanjutan industri <em>wood product </em>kayu ringan berbahan baku jabon sangat bergantung pada jabon yang ditanaman di areal hutan rakyat. Keberhasilan untuk memperoleh kayu yang berkualitas dapat diwujudkan jika budidaya jabon dilakukan secara baik dan benar dari mulai tahapan penanganan benih, tahapan proses persemaian dan tahapan penanaman serta perawatan. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan budidaya jabon adalah penanaman, baik itu penanaman menggunakan pola tanam tumpang sari maupun dengan monokultur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan jabon pada umur 1 sampai 3 tahun. Pengambilan data dilakukan dengan sensus 100% dan diambil sampel secara sistematis dengan menentukan jumlah interval 4 di awal, kemudian dianalisis menggunakan Uji-t. Hasil penelitian menunjukkan rerata pertumbuhan tinggi dan diameter jabon umur 1 dan 2 tidak ada perbedaan yang nyata, sedangkan pada jabon umur 3 tahun rerata pertumbuhan tinggi dan diameter menunjukkan perbedaan yang nyata. Rerata tinggi dan diameter jabon umur 3 tahun dengan pola monokultur (9,47 m dan 9,71 cm) lebih tinggi daripada jabon dengan pola tumpang sari (8,34 m dan 7,80 cm).</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1240 Model Pertumbuhan Tegakan Pinus Merkusii Di RPH Katerban BKPH Purworejo KPH Kedu Selatan 2024-07-12T12:46:29+07:00 Ananda Laila Ramadani anandalaila24@gmail.com Tatik Suhartati tatik.suhartati@instiperjogja.ac.ud Sugeng Wahyudiono sugeng@instiperjogja.ac.id <p>Pohon pinus banyak ditanam oleh Perum Perhutani di Pulau Jawa karena dapat menghasilkan hasil hutan kayu dan bukan kayu berupa getah pinus. Produktivitas getah pinus dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor dari dalam pohon itu sendiri seperti jenis, diameter dan umur tegakan. Dengan adanya model pertumbuhan dapat mengetahui pertumbuhan pohon dari waktu ke waktu dan mengetahui daur volume kayu maksimal pohon pinus yang dapat mempengaruhi produktivitas getah pinus.. Pengambilan sampel dilakukan dengan sistematik random sampling. Intensitas sampling yang digunakan berdasarkan Prosedur Kerja Perum Perhutani PK-SMPHT.01.1-004 Inventarisasi Hutan Tahun 2022 yaitu dengan instensitas sampling 1,0%. Jumlah petak ukur yang digunakan dalam 1 petak yaitu sebanyak 3 petak ukur dimana ukuran jari-jari petak ukur 11,29 m atau 0,04 Ha dengan jarak antar petak ukur 200 m. jumlah keseluruhan plot pada 5 petak yaitu sebanyak 15 petak ukur. Parameter yang diukur adalah tinggi total pohon, dan diameter pohon pada semua pohon dalam plot. Model yang digunakan ada 4 yaitu yaitu model quadratic, model logarithmic, model S, dan model growth. Kriteria pemilihan model terpilih dilakukan dengan uji kesesuaian model dan validasi model Dari hasil perhitungan model terpilih dari keempat model tersebut untuk menaksir tinggi total dan diameter setinggi dada pohon <em>Pinus Merkusii </em>adalah Model Quadratic dengan persamaan DBH Y=-15.9704+(2.9004*x)+(-0.0349*x<sup>2</sup>) dan Tinggi Y=3.4598+(0.5627*x)+ (0.0066*x²). Daur volume maksimal tegakan <em>Pinus merkusii</em> di RPH Katerban BKPH Purworejo KPH Kedu Selatan dalam penelitian ini masih <em>Overestimate</em> (Menaksir terlalu tinggi). Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel dan model yang berbeda.</p> 2024-07-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH