https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/issue/feed AGROFORETECH 2025-09-30T15:40:39+07:00 Helmi Afroda, S.IP.,M.IP helmiafroda@gmail.com Open Journal Systems <p><strong>AGROFORETECH</strong> merupakan media jurnal elektronik sebagai wadah untuk penyebaran dan publikasi hasil penelitian dari skripsi/tugas akhir dan atau sebagian dari skripsi/tugas akhir mahasiswa strata satu (S1) Institut Pertanian STIPER Yogyakarta yang merupakan kewajiban setiap mahasiswa untuk mengunggah karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk yudisium dan wisuda sarjana. Artikel ditulis bersama dosen pembimbing dan penguji serta diterbitkan secara online setelah melewati proses review oleh 2 orang reviewer dan editor AGROFORETECH. AGROFORETECH menerbitkan artikel ilmiah mahasiswa dari lima Program Studi, yaitu <strong>Prodi Agribisnis, Prodi Agroteknologi, Prodi Teknologi Hasil Pertanian, Prodi Teknik Pertanian, dan Prodi Kehutanan.</strong></p> <p>AGROFORETECH terbit satu volume dan empat nomor dalam setahun, yaitu bulan <strong>Maret, Juni, September, dan Desember<br /></strong></p> https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2087 Pengaruh Kombinasi Pupuk Kascing dan NPK terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaies guineensis Jacq) di Main Nursery 2025-08-22T11:13:09+07:00 Zhoda Qodri Alzamora joda39086@gmail.com Ety Rosa Setyawati etyrosasetyawati@gmail.com Githa Noviana githa@instipetjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk kascing dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>Main Nursery</em>. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Pendidikan dan Penelitian (KP2) Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewah Yogyakarta pada bulan Desember sampai Maret 2025. Penelitian menggunakan percobaan faktorial yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor yang pertama yaitu dosis pupuk kascing yang terdiri dari 4 aras yaitu, kontrol, 125, 250 dan 375 g/bibit, sedangkan faktor kedua adalah pupuk NPK, yang terdiri dari 3 aras yaitu 12, 24 , 36 g/bibit perlakuan dilakukan 4 ulangan sehingga jumlah bibit 48. Data hasil penelitian dianalisi dengan menggunakan sidik ragam (Anova) pada jenjang nyata 5%. Apabila terdapat beda nyata, dilanjutkan dengan uji DMRT pada jenjang nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukan interaksi antara dosis pupuk kascing dengan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>Main Nursery</em>. Pemberian dosis pupuk kascing dapat meningkatkan tinggi dan diameter batang bibit kelapa sawit di <em>Main Nursery</em>, dengan hasil optimal tercapai pada dosis 250 g/bibit. Pemberian dosis pupuk NPK hingga 24 g/bibit sudah cukup untuk mempengaruhi peningkatan tinggi bibit kelapa sawit di <em>Main Nursery</em>.</p> 2025-09-10T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2089 Pengaruh Pemberian Limbah Biogas Cair dan Padat (Bio Slurry) sebagai Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Main Nursery 2025-08-22T14:35:03+07:00 Riki Kurniadi rikikurniadi619@gmail.com Retni Mardu Hartati retnimh@yahoo.com Yovi Avianto yovi@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dosis pemberian limbah biogas cair dan padat (<em>bioslurry</em>) sebagai pupuk organik terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>main nusery</em> pada tanah regosol. Riset dilaksanakan di KP2 INSTIPER Yogyakarta pada ketinggian 118 mdpl. Penelitian dilakukan dari Januari hingga bulan April 2025 yang terdiri dari satu faktor dengan desain rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan yang dilakukan tanpa pupuk <em>bioslurry</em> yaitu NPK 20 g, pupuk <em>bioslurry</em> padat 300 g + 15 g NPK, 400 g + 10 g NPK, 500 g + 5 g NPK dan pupuk <em>bioslurry</em> cair 300 ml + 15 g NPK, 400 ml + 10 g NPK, 500 ml + 5 g NPK. Perlakuan <em>bioslurry</em> cair dan padat dengan total 7 perlakuan dengan 4 kali pengulangan, jadi jumlah bibit kelapa sawit yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu 7 x 4 = 28 tanaman. Data hasil pengamatan dari semua perlakuan yang didapat dianalisis menggunakan <em>analisis of variance </em>(Anova) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan perlakuan pupuk <em>bioslurry</em> cair maupun padat pada berbagai dosis di semua taraf memberikan perngaruh yang sama baiknya terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>main nusery</em>.</p> 2025-09-10T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2106 Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC) Kulit Pisang dan Rasio Campuran Media Tanam Tanah Latosol dan Cocopeat terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Main Nursery 2025-09-04T19:15:38+07:00 Jainal Pasaribu jainalpasaribu14@gmail.com Valensi Kautsar valkauts@instiperjogja.com Betti Yuniasih betti@instiperjogja.com <p>Pembibitan kelapa sawit merupakan tahap penting yang menentukan mutu dan produktivitas tanaman. Proses dimulai dari <em>pre nursery</em> lalu dipindahkan ke <em>main nursery</em>, fase di mana bibit memerlukan perawatan yang intensif serta pasokan nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan maksimal. Studi ini dilaksanakan untuk melihat reaksi pertumbuhan bibit kelapa sawit pada tahap <em>main nursery</em> terhadap pemberian pupuk organik cair (POC) berbahan kulit pisang serta perbandingan media tanam antara tanah latosol dan <em>cocopeat.</em> Penelitian berlangsung pada 19 Februari–19 Mei 2025 menggunakan rancangan faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi POC kulit pisang terdapat empat taraf: 0% (P0), 5% (P1), 10% (P2), dan 15% (P3). Faktor kedua berupa rasio media latosol dan <em>cocopeat</em>: 70:30 (C0), 50:50 (C1), 30:70 (C2), serta 0:100 (C3). Seluruh variasi perlakuan dilakukan pengulangan tiga kali. Analisis data menggunakan sidik ragam (ANOVA) kemudian dilanjutkan uji DMRT pada taraf 5% jika terdapat pengaruh. Hasil kajian memperlihatkan ditemukan pengaruh signifikan pada parameter tinggi bibit, berat segar maupun berat kering tajuk, serta berat segar bibit. Sebaliknya, variabel lain seperti jumlah daun, pertambahan tinggi, diameter batang, panjang, volume akar serta berat akar segar maupun kering tidak menunjukkan perbedaan nyata. Perlakuan paling efektif diperoleh pada konsentrasi POC 10% dengan media campuran latosol:<em>cocopeat</em> rasio 50:50. Secara keseluruhan, penambahan <em>cocopeat</em> dan POC kulit pisang mendukung pertumbuhan kelapa sawit tahap <em>main nursery</em>.</p> 2025-09-10T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2091 Respon Pertumbuhan Kelapa Sawit di Pre Nursery pada Pemberian Kompos Ampas Kelapa dan Pupuk NPK 2025-08-23T00:12:27+07:00 Krisnawi Siregar nawiregar409@gmail.com Yohana Theresia Maria Astuti astutimaria2000@gmail.com Alan Handru alan@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan kelapa sawit di <em>pre nursery</em> pada pemberian kompos ampas kelapa dan pupuk NPK. Penelitian dilaksanakan di KP2 Institut Pertanian STIPER Yogyakarta yang berlokasi di Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, mulai bulan Maret hingga Juni 2025. Metode yang digunakan adalah percobaan dengan rancangan faktorial yang melibatkan dua faktor utama dan disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama adalah pemberian kompos ampas kelapa dengan empat taraf dosis, yaitu 0, 25, 50, dan 75 g/<em>polybag</em>. Faktor kedua adalah pupuk NPK dengan dosis 0, 0,5, 1,0, dan 1,5 g/<em>polybag</em>. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali guna memastikan keakuratan serta reliabilitas hasil penelitian. Data hasil pengamatan dianalisa menggunakan <em>Analysis of Variance </em>(ANOVA) pada jenjang 5% untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antarperlakuan. Jika hasil analisis memperlihatkan terdapat perbedaan signifikan, kemudian dilanjutkan melalui pengujian mempergunakan metode <em>Duncan’s Multiple Range Test</em> (DMRT) pada taraf kepercayaan yang sama , yaitu 5%. Hasil penelitian memperlihatkan bahwasanya kompos ampas kelapa mempengaruhi secara relatif sama pada pertumbuhan bibit kelapa sawit pada fase <em>pre nursery</em>. Sementara itu, pupuk NPK terbukti memengaruhi pertumbuhan bibit kelapa sawit <em>pre nursery</em>, dengan perolehan terbaik diperoleh pada dosis 1,5 g/<em>polybag</em>, yang memberikan pertumbuhan lebih optimal dibandingkan dosis lainnya</p> 2025-09-10T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2102 Pengaruh PGPR dan Dosis Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Selada (Latuca sativa L) 2025-09-01T10:21:30+07:00 Ananda Aloina Br Ginting gintingananda55@gmail.com Candra Ginting candraginting60@gmail.com Yohana Theresia Maria Astuti astutimaria2000@gmail.com Achmad Himawan wawanhimawan2014@gmail.com <p>Produksi selada di Indonesia masih belum bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga diperlukan strategi budidaya yang mampu meningkatkan hasil panen. Peningkatan hasil tanaman selada yang dapat dilakukan dengan cara menambahkan <em>Plant Growth Promoting Rhizobacteria</em> bersama dengan pupuk majemuk nitrogen, fosfor, dan kalium. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana pemberian bakteri perangsang, dosis pupuk nitrogen, fosfor, dan kalium, dan bagaimana keduanya berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman selada. Penelitian dilaksanakan di Jalan Persada 2, Sanggrahan Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta bulan Mei hingga Juli 2025. Modul yang dipergunakan ialah RAL dengan pola faktorial yang terdiri dari dua faktor. Komponen pertama ialah konsentrasi PGPR dengan empat taraf (P0: 0 ml/L, P1: 150 ml/L, P2: 300 ml/L, dan P3: 450 ml/L) dengan volume 150 ml/L. Faktor kedua ialah dosis pupuk NPK dengan empat taraf (N0: 0 g/polibag, N1: 0,75 g/polibag, N2: 1,5 g/polibag, dan N3: 2,25 g/polibag). Analisis data dilakukan dengan anova dan dilakukan uji Duncan’s Multiple Range Test pada taraf 5% jika terdapat tindakan yang signifikan. Hasil telaah memperlihatkan bahwa bakteri perangsang dan pupuk NPK tiada berdampak signifikan pada semua parameter pertumbuhan dan hasil tanaman selada. Tindakan PGPR dengan pupuk NPK berdampak secara mandiri terhadap tinggi tanaman, dimana konsentrasi 450 ml/L (P3) dan 2,25 g/polibag (N3) memberikan hasil tertinggi sedangkan pada parameter lainnya tidak signifikan terhadap pertumbuhan dan hasil selada.</p> 2025-09-10T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2138 Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq) di Main Nursery terhadap Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan Pupuk P 2025-09-18T20:51:09+07:00 Alkha Dwiansyah alkhadwiansyah17@gmail.com Abdul Mu'in abdulmuin@instiperjogja.ac.id Sri Manu Rohmiyati rochmiyatisrimanu@gmail.com <p>Pemberian pupuk kimia berkepanjangan bersama dosis yang tidak wajar menimbulkan efek negative terhadap kesuburan tanah. Tanah latosol dengan pH masam, kelarutan unsur-unsur mikro logam cukup tinggi yang selain berpotensi toksik juga memfiksasi fosfor sehingga menurunkan efektivitas pemupukan. pengoptimalisasi output tanah latosol perlu dikombinasi dengan aplikasi pupuk organik diantaranya pupuk kandang sapi. Penelitian ini guna melihat respon dosis pupuk kandang sapi serta pupuk P terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit <em>main nursery</em>. Penelitian dijalankan di Kebun KP2 Institut Pertanian STIPER, di Desa Sempu, Kecamatan Wedomartani, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, April sampai dengan Juli 2025. Rancangan penelitian menggunakan metode percobaan dengan rancangan faktorial yang tersusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama yakni dosis (% volume) pupuk kandang sapi dengan 4 aras (0, 25, 33, serta 50% volume). Faktor kedua yakni dosis pupuk SP36 dengan 3 aras (3, 5, serta 7 g/polybag). Kombinasi perlakuan 4 x 3 = 12, dilakukan pengulangan 4 kali maka didapat 48 sampel tanaman. Data dianalisis dengan <em>analysis of varience </em>(ANOVA) jenjang nyata 5%. Jika ada pengaruh nyata antar perlakuan maka dilakukan uji lanjutan <em>Duncan Multiple Range Test </em>(DMRT) pada jenjang nyata 5%. Hasil menunjukkan tidak ada interaksi antara pupuk kandang sapi dan dosis pupuk P. Pengaplikasian pupuk kandang sapi 25% volume serta dosis pupuk P 3g/polybag sudah cukup untuk menghasilkan pertumbuhan bibit kelapa sawit <em>main nursery</em>.</p> 2025-09-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2140 Pengaruh Macam Mulsa Organik dan Frekuensi Penyiraman terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Main Nursery 2025-09-18T19:38:05+07:00 Renda Pratama Saputra rendapratamasaputra@gmail.com Dian Pratama Putra dianswn@instiperjogja.ac.id Betti Yuniasih betti.yuniasih@gmail.com <p>Pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>main nursery</em> sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air dan kondisi fisik kimia tanah, yang dapat dioptimalkan melalui penggunaan mulsa organik dan frekuensi penyiraman. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana bentuk pengaruh pertumbuhan bibit di <em>main nursery </em>terhadap macam mulsa dan frekuensi penyiraman. Penelitian dilakukan Kebun pendidikan dan penelitian INSTIPER Yogyakarta, tepatnya di wilayah Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, pada Maret hingga bulan Mei tahun 2025. Penelitian menggunakan model berbasis metode faktorial dengan dua arah utama yang disusun menggunakan konsep Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama yang digunakan meliputi macam mulsa (M), yang terdiri atas tiga taraf perlakuan, yaitu mulsa alang-alang (M1), mulsa cangkang kelapa sawit (M2) dan mulsa serasah daun (M3). Sedangkan faktor kedua yang digunakan meliputi frekuensi penyiraman (F), yang mencakup empat perlakuan yaitu 1 liter / 2 kali sehari pagi dan sore (F1), 1 liter / hari (F2), 1 liter / 2 hari (F3) dan 1 liter / 3 hari (F4). Hasil yang didapatkan akan dianalisis menggunakan ANOVA, dan apabila memiliki perbedaan secara statistik, maka dilanjutkan dengan uji lanjutan menggunakan <em>Duncan’s Multiple Range Test</em> (DMRT) pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa macam mulsa memberikan pengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman dan luas daun, dengan perlakuan terbaik pada mulsa alang-alang. Frekuensi penyiraman tidak memberikan pengaruh nyata terhadap semua parameter pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>main nursery</em>. Interaksi kedua faktor menunjukkan pengaruh nyata pada parameter fosfor tanah, dengan kombinasi terbaik mulsa alang-alang (M1) dan frekuensi penyiraman 1 liter/2 kali sehari (F1) yang menghasilkan fosfor sebesar 53,00 ppm. Disimpulkan bahwa penggunaan mulsa alang-alang dengan frekuensi penyiraman tersebut dapat direkomendasikan untuk meningkatkan ketersediaan fosfor tanah dan mendukung pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>main nursery</em></p> 2025-09-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2137 Pengaruh Pupuk Hayati Mikoriza dan PGPR terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery 2025-09-18T15:30:00+07:00 Pandu Tri Atmojo tripandu97@gmail.com Githa Noviana githa@instiperjogja.ac.id Sri Manu Rohmiyati rohmiyatisrimanu@gmail.com <p>Pemupukan di pembibitan kelapa sawit umumnya menggunakan pupuk anorganik karena unsur haranya mudah larut sehingga dapat diserap tanaman secara cepat, akan tetapi pupuk anorganik hanya berfungsi sebagai sumber nutrisi tanpa berkontribusi pada pemeliharaan dan peningkatan kesuburan fisik, kimia, serta biologis tanah. Tanah latosol dengan pH masam, kelarutan unsur logam cukup tinggi yang selain berpotensi toksik juga memfiksasi fosfor sehingga menurunkan efektivitas pemupukan. Untuk meningkatkan produktivitas tanah latosol perlu dikombinasikan dengan pemberian pupuk hayati, khususnya mikoriza serta PGPR. Riset bertujuan guna meneliti pengaruh pupuk hayati Mikoriza serta PGPR terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit <em>pre nursery</em>. Riset dijalankan pada KP2 Institut Pertanian STIPER, Desa Sempu, Wedomartani, Sleman, Yogyakarta, Mei sampai Agustus 2025. Metode yang dipergunakan Rancangan faktorial Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama yakni macam pupuk hayati mencakup 2 macam (Mikoriza serta PGPR). Faktor kedua yakni dosis pupuk hayati mencakup 5 aras (0, 5, 10, 15 serta 20 ml/tanaman). Kombinasi perlakuan 2 x 5 = 10, yang diulang sebanyak 5 kali sehingga menggunakan 50 tanaman. Data dianalisis dengan sidik ragam (Anova) dilanjut uji <em>Duncan Multiple Range Test </em>(DMRT) taraf 5 %. Hasil mengindikasikan tidak ada interaksi antara macam dan dosis pupuk hayati. Pemberian PGPR memberikan hasil lebih baik dibandingkan Mikoriza pada berat kering akar serta volume akar. Dosis pupuk hayati 5 ml/tanaman memberikan hasil terbaik pada tinggi bibit, luas daun, berat segar tajuk serta berat kering tajuk.</p> 2025-09-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2134 Respon Pemberian Pupuk Kompos Baglog Jamur Tiram (Auricularia auricular) terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Elaeis guineensis Jacq.) di Main Nursery 2025-09-18T14:18:11+07:00 Trio Saputra triosaputra332@gmail.com Pauliz Budi Hastuti pauliz@instiperjogja.ac.id Neny Andayani neny_and@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efek kompos baglog jamur terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di main nursery. Dilaksanakan di Kebun Pendidikan dan Penelitian Institut Pertanian Stiper Yogyakarta, penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan enam level dosis kompos dan kontrol pupuk NPK. Data dianalisis menggunakan ANOVA pada taraf signifikansi 5%. Penelitian ini mengukur berbagai parameter pertumbuhan bibit kelapa sawit, seperti tinggi, diameter batang, jumlah daun, panjang akar, dan biomassa. Hasilnya menunjukkan bahwa kompos baglog jamur belum memberikan pengaruh signifikan pada sebagian besar parameter dibandingkan dengan pupuk NPK. Namun, pupuk NPK menunjukkan hasil signifikan pada pertambahan jumlah daun dan berat kering tajuk.</p> 2025-09-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2123 Pengaruh Bioslurry Padat dan Jenis Tanah (Regosol dan Latosol) terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery 2025-09-16T08:44:09+07:00 Chevin Imanuel Marpaung marpaungchevin@gmail.com Pauliz Budi Hastuti pauliz@instiperjogja.ac.id Galang Indra Jaya galang@instiperjogja.ac.id <p>Tujuan dari penelitian ini untuk melihat pengaruh dosis pupuk <em>bioslurry </em>padat, jenis tanah dan interaksi keduanya terhadap pertumbuhan <em>pre nursery</em> kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan di Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan ketinggian tempat 118 mdpl tepatnya di Kebun Pendidikan dan Penelitian. Pelaksanaan kegiatan ini dijadwalkan berlangsung mulai bulan Februari hingga bulan Mei tahun 2025. Penelitian menggunakan model berbasis Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dengan faktor pertama yang digunakan meliputi dosis pupuk <em>bioslurry</em> padat (B), yang terdiri atas empat taraf perlakuan, yaitu (B0) : 0% + Kontrol (tanpa <em>bioslurry</em>, dengan NPK 0,4 g/polybag), (B1) : 25% /polybag, (B2) : 33,3% /polybag dan (B3) : 50% polybag. Sedangkan faktor kedua yang digunakan meliputi jenis tanah (T), yang terdiri atas dua taraf perlakuan yaitu (T1) : Regosol dan (T2) : Latosol. Hasil yang didapatkan akan dianalisis menggunakan ANOVA, dan apabila memiliki perbedaan secara statistik, maka dilanjutkan dengan uji lanjutan menggunakan <em>Tukey</em> pada taraf signifikansi 5%. Hasil analisis menghasilkan kedua faktor kombinasi menunjukkan ada interaksi nyata terhadap parameter pH tanah. Perlakuan dosis pupuk <em>bioslurry </em>padat dengan dosis 25%/polybag mampu berpengaruh yang baik terhadap pertumbuhan, pada parameter berat kering akar, sehingga menjadi alternatif pengurangan penggunaan pupuk kimia. Perlakuan jenis tanah latosol mampu memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan, pada parameter berat segar akar dan berat kering akar</p> 2025-09-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2125 Pengaruh Kombinasi Pupuk Organik dan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Main Nursery 2025-09-16T14:32:23+07:00 Apriza apriii1919@gmail.com Retni Mardu Hartati retnimh@gmail.com Ety Rosa Setyawati etyrosasetyawati@gmail.com <p>Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat kombinasi pupuk organik (kompos sampah pasar) dan pupuk NPK mempengaruhi pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>main nursery</em>. Lokasi penelitan berada di KP2 INSTIPER, Sempu, Wedomartani, Kec. Ngemplak, Kab.Sleman, Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta, selama 3 bulan pada Maret - Mei 2025. Penelitian memakai metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang memiliki dua faktor. Faktor pertama pupuk organik (kompos sampah pasar), terdiri dari tiga aras (1000, 1200, dan 1400 g/polybag). Faktor kedua pupuk NPK, terdiri dari empat aras (0, 5, 6, dan 7 g/polybag). Data di analisis sidik ragam ANOVA taraf 5%. Jika ada berbeda nyata antar perlakuan maka dilanjutkan uji DMRT taraf 5%. Parameter penelitian meliputi pertambahan tinggi bibit, diameter batang, jumlah daun, luas daun, kandungan klorofil daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk, berat segar akar, volume akar, berat kering akar, berat segar bibit, berat kering bibit. Terdapat interkasi antara pupuk organik kompos sampah pasar dan pupuk NPK. Kombinasi dosis pupuk organik 1200 g dan pupuk NPK 5 g menunjukan hasil terbaik pada berat segar bibit. Pemberian pupuk organik 1000 g menunjukkan pengaruh yang baik pada berat kering tajuk, berat segar akar, berat kering akar dan berat kering bibit. Pemberian berbagai dosis pupuk NPK memberikan pengaruh sama terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit.</p> 2025-09-19T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2145 Pengaruh Pemberian Macam dan Dosis Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Main Nursery pada Lapisan Tanah Sub Soil 2025-09-19T13:54:27+07:00 Purio Santoni puriosantoni407@gmail.com Abdul Mu'in muin@instiperjogja.ac.id Sri Manu Rohmiyati srimanu@instiperjogja.ac.ic <p>Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, dengan luas areal perkebunan tahun 2020 mencapai 14 586 597 hektar (Badan Pusat Statistik, 2020) dan terus berkembang hingga tahun 2023. Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh pemberian macam dan dosis pupuk organik terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di main nursery pada media lapisan tanah sub soil. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kalikuning, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, selama 3 bulan mulai bulan Februari – Mei 2025. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial, yang terdiri atas dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah macam pupuk organik, yang terdiri dari tiga macam yaitu: pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing, pupuk kandang ayam. Faktor kedua adalah dosis pupuk organik, yang terdiri dari empat aras (% volume) yaitu: 0 %, 25%, 33%, dan 50%. Sebagai kontrol (dosis 0%) diberikan pupuk NPK (15-15-6-4) dengan dosis 7,5 g/ polybag, dari dua faktor tersebut diperoleh 3 x 4 = 12 kombinasi perlakuan dan setiap kombinasi perlakuan dilakukan 3 ulangan sehingga dibutuhkan 36 tanaman. Analisis data dilakukan sengan uji sidik ragam (Analysis of Variance) pada taraf signifikansi 5%. Apabila ada beda nyata antar perlakuan diuji lanjut dengan menggunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil yang di dapatkan adalah tidak terjadi interaksi nyata antara macam dan dosis pupuk organik terhadap bibit kelapa sawit di main nursery kecuali berat segar akar bibit dan berat kering akar bibit.</p> 2025-09-22T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2152 Analisis Pemberian Dosis Pupuk Dolomit dan Pupuk P terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery pada Tanah Gambut 2025-09-22T11:28:37+07:00 Sahat Chalma Purba Sidadolog sahatpsg@gmail.com Valensi Kautsar valkauts@instiperjogja.ac.id Ully Prawati Wiwin Dyah ullyparwati@gmail.com <p>Penelitian ini dirancang untuk menilai sejauh mana variasi dosis pupuk dolomit dan pupuk P, serta kombinasi keduanya, memengaruhi pertumbuhan bibit kelapa sawit pada tahap pembibitan utama. Lokasi penelitian berada di Kebun Pendidikan dan Penelitian, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, pada ketinggian 118 mdpl, dan dilaksanakan pada bulan Juli hingga Agustus 2025. Rancangan yang digunakan ialah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial dua faktor. Faktor pertama berupa aplikasi pupuk dolomit (D) dengan taraf 10 g/tanaman, 20 g/tanaman, dan 30 g/tanaman, sedangkan faktor kedua berupa pupuk P (R) dengan taraf 0,5 g/tanaman, 1 g/tanaman, dan 1,5 g/tanaman. Data yang diperoleh akan dilakukan analisis ANOVA, dan dilanjutkan dengan uji DMRT jika terdapat pengaruh nyata antar perlakuan pada taraf 5%. Hasil analisis memperlihatkan bahwa pupuk dolomit berpengaruh nyata terhadap diameter batang, sementara pupuk P memberikan pengaruh signifikan terhadap jumlah daun.</p> 2025-09-22T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2154 Aplikasi Asam Amino Berbasis Organik dan Pupuk Anorganik Cair terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pre Nursery 2025-09-22T12:11:17+07:00 Didi Saputra didisaputra012345@gmail.com Dian Pratama Putra dianswn@instiperjogja.ac.id Yohana Theresia Maria Astuti astutimaria2000@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian asam amino berbasis organik dan pupuk anorganik cair terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit <em>(</em><em>Elaeis Guineensis</em> Jacq<em>.)</em> di <em>pre nursery</em>. Penelitian dilaksanakan di KP2 Institut Pertanian STIPER Yogyakarta pada bulan Februari hingga April 2025, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor: konsentrasi asam amino (0, 15, 20, dan 25 ml/l) dan pupuk anorganik cair (0,2,5, 5, dan 7,5 ml/l), masing-masing diulang tiga kali. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, berat segar dan kering tanaman, tajuk, serta akar. Hasil penelitian t<strong>idak terdapat interaksi nyata</strong> antara pemberian asam amino dan pupuk anorganik cair terhadap semua parameter pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>pre nursery</em>. Pemberian asam amino pada berbagai konsentrasi memberikan pengaruh yang sama terhadap semua parameter pertumbuhan bibit kelapa sawit. <strong>Pemberian konsentrasi pupuk anorganik cair</strong> memberikan pengaruh yang serupa terhadap seluruh parameter pertumbuhan . Dibandingkan standar PPKS (2023), bibit sawit hasil penelitian menunjukkan tinggi tanaman 21,8 cm(lebih besar dari 13,3 cm, jumlah daun 4 helai lebih banyak dari 3 helai, sedangkan diameter batang sedikit lebih kecil yaitu 0,7 cm dibanding 0,9 cm.</p> 2025-09-22T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2156 Pengaruh Trichoderma dan Macam Bahan Organik terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Main Nursery 2025-09-22T13:13:55+07:00 Muarif Dwi Kurniawan dwikurniawan0517@gmail.com Elisabeth Nanik Kristalisasi nanik.kristalisasi@gmail.com Achmad Himawan wawanhimawan2014@gmail.com <p>Tujuan dari penelitian ini mengetahui dosis <em>Trichoderma</em> serta macam bahan organik pada pertumbuhan bibit di <em>main nursery.</em> Lokasi penelitian di KP-2 Instiper Yogyakarta dari Maret s/d Mei 2025. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama adalah <em>Trichoderma</em> dengan dosis yang berbeda (0, 10, 20, dan 30 g per bibit). Faktor kedua macam bahan organik (<em>cocopeat</em>, ampas tahu, dan serbuk gergaji) yang dicampur pada media tanam, dengan setiap perlakuan dilakukan sebanyak empat kali. Hasil penelitian diolah dengan metode Analisis of Varians (ANOVA) pada taraf 5%. Jika ada perbedaan signifikan, diuji menggunakan DMRT 5%. Hasil analisis menunjukan terdapat interaksi nyata antara dosis <em>Trichoderma</em> dan macam bahan organik pada panjang akar bibit kelapa sawit di <em>main nursery</em>, kombinasi terbaik adalah dosis <em>Trichoderma</em> 20 g dan ampas tahu. Dosis <em>Trichoderma</em> 20 g merupakan dosis terbaik yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>main nursery</em>. Macam bahan organik ampas tahu memberikan dampak terbaik terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>main nursery</em>.</p> 2025-09-22T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2155 Pengaruh Macam dan Ketebalan Mulsa terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Main Nursery 2025-09-22T13:33:48+07:00 Koko Abdi Prasetyo kokoabdiprasetyo6@gmail.com Retni Mardu Hartati retnimh@gmail.com Betti Yuniasih butti.yuniasih@gmail.com <p>Pengaplikasian mulsa mampu membatasi pertumbuhan gulma, menurunkan penguapan, mencegah terjadinya erosi, serta menjaga kondisi suhu serta kadar air tanah. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi macam dan ketebalan mulsa yang paling efektif dalam mendukung pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>main nursery</em>. Penelitian dijalankan pada bulan Desember 2024 sampai Februari 2025, pada Kp2 Kalikuning, menggunakan metode percobaan factorial 2 faktor dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama yakni macam mulsa yang terdiri dari 3 aras yaitu: alang-alang, sekam padi, serbuk gergaji. Faktor kedua yakni ketebalan mulsa yang terdiri dari 3 aras yaitu: 0 cm, 2 cm, 4 cm, masing-masing perlakuan dilakukan 3 ulangan, sehingga diperoleh 27 tanaman. Dengan parameter pengamatan tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), lebar daun (cm), diameter batang (mm), berat segar tanaman (g), berat kering tanaman (g), berat segar akar (g), berat kering akar (g), jenis gulma &amp; jumlah gulma. Hasil analisis ragam menunjukkan jika tidak terdapat interaksi yang signifikan antara faktor macam mulsa dan ketebalan mulsa terhadap seluruh parameter. Respon tanaman terhadap ketebalan mulsa cenderung serupa pada semua jenis mulsa yang digunakan, dan sebaliknya, pengaruh jenis mulsa terhadap pertumbuhan serta hasil tanaman berlaku konsisten. Mulsa terbaik yang mendukung pertumbuhan bibit kelapa sawit <em>main nursery</em> adalah serbuk gergaji. Ketebalan mulsa terbaik adalah 4 cm.</p> 2025-09-22T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2168 Pengaruh Sumber Karbon Aktif dan Frekuensi Penyiraman terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Main Nursery 2025-09-22T15:11:22+07:00 Karmenita Octaviana Munde yourtwenty3@gmail.com Elisabeth Nanik Kristalisasi nanik.kristalisasi@gmail.com Umi Kusumastuti Rusmarini umikususmastuti.rusmarini@gmail.com <p>Penelitian ini dilakukan untuk menguji bagaimana pengaruh sumber karbon aktif dan frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit pada tahap <em>main nursery. </em>Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kebun Penelitian Percobaan II Institut Pertanian Stiper Yogyakarta yang terletak di Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok Kabupaten sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada bulan Juni sampai September 2025. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) factorial 4 x 3 dengan dua faktor, yaitu jenis sumber karbon aktif (kontrol, tempurung kelapa, serbuk kayu dan sekam padi) serta frekuensi penyiraman (satu kali sehari, dua kali sehari dan dua hari sekali). Terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan 4 ulangan sehingga total ada 48 satuan percobaan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA), kemudian dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi nyata antara sumber karbon aktif dan frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>main nursery.</em> Pemberian berbagai sumber karbon aktif tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap pertumbuhan bibit. Namun, perlakuan penyiraman dua kali sehari memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan penyiraman sekali sehari maupun dua hari sekali, khususnya pada parameter berat kering tajuk bibit kelapa sawit.</p> 2025-09-23T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2165 Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Fosfor dan Mikoriza terhadap Pertumbuhan Kelapa Sawit (Elais guineensis Jacq.) di Pembibitan Main Nursery 2025-09-22T15:13:03+07:00 Goklas Millenium Gurning goklasgurning866@gmail.com Ety Rosa Setyawati etyrosasetyawati@gmail.com Dian Pratama Putra dianswn@instiperjogja.ac.id <p>Kelapa sawit (<em>Elaeis guineensis</em> Jacq.) merupakan komoditas penting bagi perekonomian Indonesia, sehingga ketersediaan bibit unggul di tahap main nursery menjadi krusial. Fosfor berperan dalam metabolisme dan pembentukan akar, sedangkan mikoriza membantu meningkatkan penyerapan hara. Penelitian ini dilakukan di KP2 Instiper Yogyakarta pada Maret–Juni 2025 dengan rancangan acak lengkap faktorial 4×3 menggunakan 48 bibit. Faktor perlakuan meliputi dosis mikoriza (0, 10, 15, 20 g/polybag) dan pupuk fosfor (4, 6, 8 g/polybag). Hasil menunjukkan tidak ada interaksi nyata antara fosfor dan mikoriza terhadap pertumbuhan bibit. Pupuk fosfor berpengaruh signifikan terhadap tinggi tanaman, dengan dosis 6 g/polybag sebagai yang paling optimal, sementara mikoriza tidak menunjukkan pengaruh berarti pada fase pembibitan ini.</p> 2025-09-23T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2166 Pengaruh Dosis Biochar Pelepah Kelapa Sawit dan Pupuk NPK pada Tanah Masam terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Main Nursery 2025-09-22T15:54:23+07:00 Duta Laksana dutalaksana1705@gmail.com Sri Manu Rohmiyati rohmiyatisrimanu@gmail.com Wiwin Dyah Ully Parwati ully.parwati@gmail.com <p>Kelapa sawit termasuk produk perkebunan bernilai yang turut menunjang keberlangsungan perekonomian Indonesia. Keberhasilan pengembangan kelapa sawit sangat ditentukan oleh kualitas bibit yang digunakan, sedangkan perkembangan bibit ditentukan oleh kualitas media tanam serta kecukupan nutrisi. Pada tanah masam, pertumbuhan bibit kelapa sawit sering terhambat karena tingginya kelarutan hara mikro logam dan rendahnya ketersediaan hara makro, sehingga diperlukan perbaikan media melalui pemberian biochar yang bersifat basa dan aplikasi pupuk NPK pada takaran yang sesuai. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dampak aplikasi biochar pelepah kelapa sawit serta pupuk NPK pada pertumbuhan bibit kelapa sawit pada tanah masam di <em>main nursery. </em>Kegiatan penelitian dijalankan di Kebun Pendidikan dan Penelitian (KP2) Wedomartani, Sleman, DIY, pada bulan Mei hingga Agustus 2025 disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor, yakni dosis biochar (20%, 25%, 33%, serta 50%volume) dan dosis pupuk NPK (10 g, 16 g, serta 22 g/bibit) dengan empat ulangan, sehingga diperoleh 48 bibit. Parameter pengamatan meliputi pertambahan tinggi bibit, pertambahan jumlah daun, pertambahan diameter batang, berat basah bibit, berat kering bibit, serta pH tanah. Berdasarkan hasil penelitian, aplikasi biochar dan pupuk NPK tidak menunjukkan interaksi nyata terhadap seluruh parameter pertumbuhan. Pemberian biochar memberikan pengaruh nyata terhadap berat basah serta berat kering bibit, dengan dosis 25% menunjukkan respon pertumbuhan terbaik, sedangkan dosis yang lebih besar tidak meningkatkan pertumbuhan secara signifikan. Perlakuan pupuk NPK menunjukkan pengaruh nyata pada tinggi bibit serta dosis 10 g/bibit sudah mendukung pertumbuhan bibit kelapa sawit.</p> 2025-09-23T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2177 Pengaruh Dosis Pupuk Organik Cangkang Telur dan Macam Pupuk Kandang pada Pembibitan Kelapa Sawit Elaeis guineensis di Main Nursery 2025-09-22T22:39:20+07:00 Josua Sinabariba josuahp0511@gmail.com Umi Kusumastuti Rusmarini umikusumastuti.Rusmarini@gmail.com Sri Gunawan sriegun@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah adanya pengaruh dalam pemberian pupuk organik dari cangkang telur serta berbagai jenis pupuk kandang pada pertumbuhan bibit kelapa sawit pada tahap pembibitan di main nursery. Studi berlangsung dari Maret hingga Juni 2025, bertempat di Kebun Pendidikan Penelitian (KP2) Instiper Yogyakarta, Desa Wedomartani, Kec. Ngemplak, Kab. Sleman, Yogyakarta, pada ketinggian sekitar 118 MDPL. Rancangan Acak Lengkap (RAL) metode yang dipakai percobaan faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Pertama, pemberian pupuk dari cangkang telur ayam dengan empat aras: tanpa perlakuan (kontrol), dosis 100, 200, dan 300 g. Faktor yang ke-2, jenis pupuk kandang, ada 4 aras: tanpa perlakuan (kontrol), pupuk kandang ayam, kambing, dan kascing. Kombinasi ke-2 faktor menghasilkan 16 perlakuan, yang kemudian diulang 3x, sehingga total 48 unit percobaan. Hasil data dianalisis dengan ANOVA pada tingkat sig 5%. Bila ditemukan perbedaan signifikan, analisis dilanjutkan dengan uji DMRT pada taraf sama. Temuan didapat, tidak adanya interaksi yang signifikan antara dosis cangkang telur dan jenis pupuk kandang pada semua parameter. Pemberian cangkang telur dalam dosis 100 g, 200 g, dan 300 g memberikan hasil pertumbuhan bibit yang setara. Sementara itu, penggunaan pupuk kandang kascing berpengaruh lebih baik dibanding pupuk kandang ayam dan kambing pada berat kering bibit.</p> 2025-09-23T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2180 Pengaruh Dosis Azolla dan Pupuk P terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery pada Tanah Latosol 2025-09-23T09:17:27+07:00 Nur Cahaya cnur3636@gmail.com Sri Manu Rohmiyati rohmiyatisrimanu@gmail.com Neny Andayani neny_and@instiperjogja.ac.id <p>Riset demikian mempunyai tujuan guna menganalisis dampak dari interaksi dosis azolla serta kadar pupuk P serta interaksinya terhadap proses bertumbuhnya semai kelapa sawit di pre nursery pada media tanah latosol masam. Tanah latosol dikenal memiliki kandungan hara makro rendah akibat pencucian dan fiksasi fosfor oleh unsur mikro logam seperti aluminium dan besi, sehingga pemupukan fosfor pada tanah ini kurang efektif. Azolla sebagai pupuk organik diharapkan dapat meningkatkan kelarutan fosfor melalui reaksi kilasi dengan unsur mikro logam dalam tanah, sehingga pemupukan fosfor dapat lebih efektif dan pertumbuhan bibit lebih optimal. Studi ini dilangsungkan di Kebun Pendidikan dan Penelitian (KP2) di Dusun Sempu, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada ketinggian 118 mdpl. Studi ini dijalankan pada bulan Mei hingga Agustus 2025 melalui penerapan rancangan acak lengkap (RAL) yang mencakup dua faktor, yakni dosis azolla (0%, 20%, 25%, 33%, dan 50% volume) dan dosis pupuk P (1 g, 2 g, dan 3 g per polybag), dengan 3 ulangan, didapat 5 x 3 = 15 perpaduan perlakuan dengan 3 kali ulangan sehingga vegetasi yang diperlukan 15 x 3 = 45 vegetasi. Tanah yang dimanfaatkan ialah tanah latosol yang didapat dari daerah Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, DIY dengan kedalaman 20 cm. Temuan kajian kemudian diuji melalui sidik ragam atau ANOVA (<em>Analysis of Variance).</em> Dalam pengujian tersebut, tidak ditemukan interaksi riil pada dosis azolla maupun kadar pupuk P terhadap proses bertumbuhnya semai kelapa sawit di <em>pre nursery.</em> Pengaplikasian pupuk azolla kadar 20, 25, 33 serta 50% berdampak yang serupa terhadap proses bertumbuhnya semai kelapa sawit di <em>pre nursery</em>. Pengaplikasian pupuk P dosis 1, 2 dan 3 g berpengaruh sama terhadap proses bertumbuhnya semai kelapa sawit di <em>pre nursery</em>. Pengaplikasian azolla maupun pupuk organik sebagai kontrol yang mempunyai efek serupa terhadap proses bertumbuhnya bibit atau semai kelapa sawit di <em>pre nursery.</em></p> <p><em> </em></p> 2025-09-23T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2181 Pengaruh Pemberian Pupuk NPK dan Abu Boiler pada Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Main Nursery 2025-09-23T10:18:09+07:00 Khoirul Roziqin lordskhoirulroziqin@gmail.com Githa Noviana lodskhoirulroziqin@gmail.com Neny Andayani lodskhoirulroziqin@gmail.com <p>Studi ini memilki arah bagaimana pertumbuhan bibit kelapa sawit di Kebun Bibit Utama dipengaruhi oleh dosis abu boiler dan pupuk NPK. Riset yang dilaksanakan dari April-Juli 2025 di Kebun Pendidikan dan Penelitian (KP2) di Desa Sempu, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY. Pada studi ini, digunakan eksperimen faktorial dengan dua faktor yang dikelola pada Rancangan Acak Lengkap (RAL). Factor yang awalnya ialah dosis pupuk NPK dan abu boiler mencakup dari 4 aras yakni, 0, 15, 30, 45 g/bibit, sedangkan factor selanjutnya ialah dosis abu boiler, yang mencakup dari 3 aras yakni 15, 30, 45 g/bibit perlakuan dilakukan 3 ulangan sehingga jumlah 36 bibit. Analisis variansi (ANOVA) dipakai guna menganalisis data studi dengan taraf signifikansi 5%. Uji DMRT dilakukan dengan taraf signifikansi 5% jika adanya perbedaan yang signifikan. Peningkatan tinggi bibit, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, berat mahkota segar, berat mahkota kering, berat akar segar, berat akar kering, berat bibit segar, dan berat bibit kering ialah parameter yang dianalisis dan diukur pada studi ini. Peningkatan diameter batang dan tinggi bibit selaku respons terhadap dosis pupuk NPK dan abu boiler berinteraksi secara signifikan. Kombinasi dosis pupuk NPK 45 g dan dosis abu boiler 30 g menunjukkan hasil terbaik dengan nilai rata rata 18,83 cm pada pertambahan tinggi bibit, kombinasi dosis pupuk NPK 45 g dan dosis abu boiler 45 g menunjukkan temuan terbaik mengenai besar rata – rata 17,90 mm pada pertambahan diameter batang. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada parameter berat mahkota segar, berat mahkota kering, berat akar segar, berat bibit segar, berat bibit kering, dan berat akar segar, akan tetapi pemberian dengan dosis pupuk NPK 15 g sudah cukup untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>main nursery </em>dan pemberian dosis abu boiler memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>main nursery</em>.</p> 2025-09-24T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2190 Pengaruh Macam Media Tanam dan Dosis Nutrisi AB-MIX terhadap Pertumbuhan Tanaman Daun Bawang (Allium fistulosum) pada Sistem Hidroponik dengan Metode Wick 2025-09-23T13:54:14+07:00 Enggar Satya Panggalih enggarsatya4@gmail.com Abdul Mu'in abdulmuin@instiperjogja.ac.id Yohana Theresia Maria Astuti maria@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi antara macam media tanam dan dosis nutrisi AB-Mix yang paling bagus digunakan untuk budidaya tanaman daun bawang secara hidroponik, untuk mengetahui macam media tanam yang bagus digunakan dan dosis nutrisi AB-Mix yang paling baik digunakan untuk pertubuhan tanaman daun bawang. Penelitian ini dilaksanakan di desa Pandansari, kecamatan Mojotengah, kabupaten Wonosobo Jawa tengah. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial yang dilakukan dengan rancangan acak lengkap yang terdiri daru dua faktor. Faktor pertama adalah macam media tanam (M) yang terdiri dari tiga aras yaitu : pasir perlite (M1), Cocopeat (M2), Sekam bakar (M3). Faktor kedua adalah dosis nutrisi AB-Mix yang terdiri dari tiga aras yaitu : 65ml, 75ml, 85ml yang dilarutkan ke dalam 10 liter air. Dari kedua faktor diperoleh 9 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan, setiap ulangan terdiri atas 3 sampel tanaman, sehingga jumlah tanaman yang dibutuhkan adalah 81 tanaman. Parameter yang diamati: tinggi tanaman, jumlah tunas, jumlah daun, berat segar tanaman, berat kering tanaman, berat segar akar, berat kering akar, panjang akar, dan daya serap air. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi nyata antara faktor media tanam dan dosis nutrisi AB-Mix pada seluruh parameter. Penggunaan media tanam pasir perlite, cocopeat, dan sekam bakar memberi pengaruh nyata [ada parameter tinggi tanaman, berat segar tanaman, berat segar akar, perlakuan dosis nutrisi AB-Mix 65ml / 10liter air memberikan pengaruh nyata pada tinggi tanaman saja.</p> 2025-09-24T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2191 Pengaruh Cara Aplikasi dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery 2025-09-23T14:08:12+07:00 Rizki Nanda Setiawan riskinanda2703@gmail.com Sri Manu Rohmiyati rohmiyatisrimanu@gmail.com Yovi Avianto yovi@instiperjogja.ac.id <p>Studi ini ingin melihat bagaimana teknik dan konsentrasi pemberian pupuk organik cair mempengaruhi pertumbuhan bibit kelapa sawit di kebun pembibitan. Studi ini dilaksanakan dari Maret hingga Juni 2025 di KP2 Kalikuning, Desa Wedomartani, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Studi yang mengenakan metode percobaan faktor dengan “Rancangan Acak Lengkap (RAL)” melalui dua faktor: konsentrasi pupuk organik cair dengan empat tingkat konsentrasi (10%, 20%, 30%, dan 40%) dan metode aplikasi dengan dua metode (penyiraman dan penyemprotan). Perlakuan yang memiliki dampak signifikan selanjutnya dianalisis mengenakan DMRT melalui taraf signifikansi 5% setelah data studi dievaluasi memakai analisis variansi (ANOVA) melalui taraf signifikansi 5%. Studi ini menemukan tidak ada interaksi nyata ditengah cara aplikasi dan konsentrasi pupuk organik cair terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di “<em>pre nursery”</em>, aplikasi POC dengan metode siram dan semprot mempengaruhi dengan cara yang setara terhadap tumbuh kembangnya bibit kelapa sawit di tahap awal pembibitan, penggunaan POC dengan takaran 10 % sudah cukup untuk memberikan tumbuh kembang bibit yang baik.</p> 2025-09-24T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2189 Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L) terhadap Aplikasi Pupuk Organik Cair pada Beberapa Jenis Tanah 2025-09-23T14:37:12+07:00 Edo Arya Vernando edoaryavernando90@gmail.com Achmad Himawan achmad@instiperjogja.ac.id Enny Rahayu ennyrahayu000@gmail.com <p>Budidaya tanaman tanaman kacang merah secara tradisional memiliki kekurangan yakni tidak adanya perlakuan khusus dalam perawatan seperti penambahan pupuk. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh aplikasi pupuk organik cair dalam beberapa jenis tanah terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang merah. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada periode bulan Mei hingga Juli 2025. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor: aplikasi pupuk organik cair (0%, 10%, 20%, dan 30%) dan jenis tanah (Regosol, Latosol, Grumusol). Terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan jumlah lima kali ulangan, sehingga menghasilkan 60 tanaman yang dilakukan pengujian. Data dianalisis menggunakan <em>Analisis Of Varians</em> (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 5% dan jika didapati perbedaan yang signifikan, dilanjutkan dengan uji <em>Duncan Multiple Range Test </em>(DMRT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pengaplikasian pupuk organik cair pada tanaman kacang merah berpengaruh pada tinggi tanaman, diameter batang, jumlah bunga, panjang polong, lebar polong, dan jumlah polong. Sementara itu, beberapa jenis tanah mempengaruhi diameter batang, jumlah daun, jumlah bunga, presentase bunga perbuah, jumlah polong, jumlah biji pertanaman, berat polong pertanaman, berat biji pertanaman, berat kering tanaman, berat kering akar. Aplikasi terbaik pupuk organik cair dengan konsentrasi 20% menjadi konsentrasi terbaik bagi pertumbuhan dan hasil tanaman kacang merah, dan jenis tanah regosol sesuai untuk pertumbuhan, dan hasil tanaman kacang merah.</p> 2025-09-24T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2201 Pengaruh Lama Pengomposan Gedebok Pisang terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery pada Jenis Tanah yang Berbeda 2025-09-23T18:17:02+07:00 Daniel Gerry Agustiono banggerry212@gmail.com Sri Manu Rohmiyati rohmiyatisrimanu@gmail.com Samsuri Tarmadja samsuri.tarmadja@gmail.com <p>Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>pre nursery </em>terhadap pengaruh lama pengomposan gedebok pisang pada jenis tanah yang berbeda. Telah dilaksanakan di Desa Balai Sepuak, Kecamatan Belitang Hulu, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat pada bulan April sampai Juli 2025. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap ( RAL ) yang terdiri dari 2 faktor, yaitu lama pengomposan (0, 1, 3, 5, dan 7 minggu) dan jenis tanah Regosol, Latosol &amp; Podsolik. Dari kedua faktor tersebut diperoleh kombinasi perlakuan 5 x 3 = 15 perlakuan, dengan 4 kali pengulangan, sehingga keseluruhannya adalah 15 x 4 = 60 perlakuan. Data pengamatan yang didapatkan diuji dengan menggunakan <em>Duncan Multiple Range Test </em>( DMRT ) taraf 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan bahan organik dari gedebok pisang memberikan pengaruh positif yang relatif sama pada tanah regosol, latosol, maupun podsolik, khususnya dalam memperbaiki sifat fisik dan biologi ketiga jenis tanah tersebut. Pengomposan gedebok pisang selama 0 – 7 minggu pada tanah regosol, latosol, dan podsolik menunjukkan pengaruh yang relatif sama terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>pre nursery</em>. Oleh karena itu, pengomposan 0 minggu dapat dianggap lebih efisien karena sudah mampu menunjang pertumbuhan bibit secara optimal.</p> <p> </p> 2025-09-24T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2193 Pengaruh Konsentrasi Pupuk Photosynthetic Bacteria (PSB) dan Berbagai Jenis Media terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Main Nursery 2025-09-23T18:23:42+07:00 Dimas Baihaqi dimasbaihaqi99@gmail.com Neny Andayani neny.and.ins@gmail.com Achmad Himawan wawanhimawan2014@gmail.com <p>Kelapa sawit (<em>Elaeis guineensis </em>Jacq<em>.</em>) merupakan komoditas perkebunan strategis yang berperan penting dalam penyediaan minyak nabati di Indonesia. Keberhasilan produksi sangat ditentukan oleh kualitas bibit yang dihasilkan pada tahap main nursery. Oleh karena itu, pemilihan media tanam yang tepat serta pemanfaatan pupuk hayati seperti Photosynthetic Bacteria (PSB) menjadi langkah penting untuk mendukung pertumbuhan vegetatif bibit yang optimal. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh konsentrasi PSB dan jenis media tanam terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit. Penelitian dilaksanakan di KP2 Kalikuning, Desa Wedomartani, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada 28 April–28 Juli 2025 selama 12 minggu. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor, yaitu jenis media tanam (tanah (control), tanah dan arang sekam 50%, tanah dan cocopeat 50%, tanah dan pasir 50%) dan konsentrasi PSB (10 ml/l, 15 ml/l, 20 ml/l, 25 ml/l). Aplikasi PSB dilakukan dengan penyemprotan dua kali sehari masing-masing 500 ml/bibit. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, pertambahan jumlah daun, diameter batang, pertambahan diameter batang, berat segar dan kering tajuk, panjang akar, berat segar dan kering akar, luas daun, serta volume akar. Data dianalisis dengan ANOVA taraf 5% dan dilanjutkan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan media tanam berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, diameter batang, dan berat kering tajuk, dengan kombinasi tanah dan arang sekam 50% memberikan pertumbuhan terbaik. Konsentrasi PSB tidak berpengaruh nyata pada sebagian besar parameter, tetapi mendukung perkembangan daun dan peningkatan luas daun. Interaksi jenis media dan PSB hanya berpengaruh pada luas daun, yang berkaitan langsung dengan kapasitas fotosintesis serta potensi akumulasi biomassa bibit kelapa sawit. Hal ini menegaskan pentingnya integrasi media tanam alternatif dan pupuk hayati dalam mendukung pembibitan kelapa sawit berkelanjutan.</p> 2025-09-24T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2202 Pengaruh Cocopeat sebagai Campuran Media Tanam pada Beberapa Kedalaman Tanah (Top Soil, Sub Soil) terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq) di Main Nursery 2025-09-23T18:41:02+07:00 Adri Saputra adrisaputra2003.adri@gmail.com Ety Rosa Setyawati etyrosasetyawati@gmail.com Fariha Wilisiani fariha.wilis@gmail.com <p>Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk komoditas perkebunan unggulan yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tingginya produktivitas tanaman dipengaruhi oleh mutu bibit, sedangkan kualitas bibit sendiri sangat bergantung pada kondisi media tanam. Salah satu kendala utama yang sering ditemui ialah keterbatasan ketersediaan top soil sebagai media utama pada pembibitan, sehingga diperlukan alternatif lain, salah satunya dengan memanfaatkan cocopeat sebagai bahan campuran. Cocopeat memiliki kemampuan menyimpan air, menjaga kelembapan, serta memperbaiki aerasi tanah, sehingga berpotensi meningkatkan kualitas media tanam. Dengan latar belakang tersebut, penelitian ini dilaksanakan untuk menilai pengaruh pemanfaatan cocopeat pada beragam kedalaman tanah terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di fase <em>main nursery</em>. Kegiatan penelitian berlangsung di KP2 INSTIPER yang berlokasi di Kalikuning, Desa Wedomartani, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, mulai tanggal 28 April sampai 28 Juli 2025 selama 12 minggu. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor, yaitu kedalaman tanah (top soil 0–15 cm, top soil 15–30 cm, sub soil 30–45 cm, dan sub soil 45–60 cm) serta persentase cocopeat (25%, 50%, dan 75%), masing-masing dengan 4 ulangan. Pengamatan dilakukan terhadap berbagai parameter, antara lain tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, berat segar dan kering tajuk, berat segar dan kering akar, volume akar, panjang akar, serta kadar klorofil daun. Analisis data menggunakan sidik ragam (ANOVA) pada taraf nyata 5%, dengan uji lanjutan DMRT jika ditemukan pengaruh yang signifikan. Hasil menunjukkan interaksi nyata antara tingkat penggunaan cocopeat dan kedalaman tanah terhadap diameter batang serta luas daun. Kombinasi media top soil pada kedalaman 0–30 cm dengan campuran cocopeat 25–50% menghasilkan pertumbuhan bibit terbaik dibandingkan dengan penggunaan sub soil 30–60 cm dan campuran cocopeat 75%. Hal ini terlihat dari peningkatan tinggi tanaman, diameter batang, jumlah serta luas daun, bobot tajuk, panjang dan volume akar, serta kandungan klorofil daun.</p> 2025-09-24T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2197 Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Daun Lamtoro dan Biochar terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Main Nursery 2025-09-23T18:53:36+07:00 Tri Mahfud Budianto trimahfudbudianto@gmail.com Fariha Wilisiani fariha.wilis@gmail.com Yovi Avianto yovi@instiperjogja.co.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian pupuk organik cair (POC) daun lamtoro dan biochar pelepah kelapa sawit terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit serta menentukan dosis optimal keduanya. Metode yang digunakan adalah percobaan faktorial dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) melibatkan dosis POC daun lamtoro (0, 100, 200 ml) dan biochar (0, 100, 200, 300 g) dengan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biochar berpengaruh nyata terhadap diameter batang dan jumlah daun, sedangkan POC lamtoro berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Dosis biochar 200 g memberikan hasil terbaik dalam meningkatkan diameter batang dan kadar air nisbi tanpa efek negatif, sementara POC lamtoro efektif pada dosis rendah (≤100 ml). Kombinasi biochar 200 g dengan POC dosis rendah dapat meningkatkan retensi air dan ketersediaan hara, meskipun pupuk anorganik NPK 10 g/polybag masih memberikan hasil pertumbuhan terbaik.Kesimpulannya, penggunaan biochar dan POC daun lamtoro dengan dosis tepat dapat menjadi alternatif pupuk organik yang berkelanjutan untuk pembibitan kelapa sawit, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Disarankan dosis optimal biochar sekitar 200 g/polybag dan POC daun lamtoro ≤100 ml, serta perlunya penelitian lanjutan untuk pengamatan jangka panjang.</p> <p> </p> 2025-09-24T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2209 Respon Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Main Nursery terhadap Pemeberian Pupuk Hayati Mikoriza dan Pupuk NPK 2025-09-24T09:58:53+07:00 Hardiansyah riyanhardiansyah497@gmail.com Enny Rahayu ennyrahayu000@gmail.com Herry Wirianata her.wirianata@gmail.com <p>Pertumbuhan optimal bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di fase main nursery menjadi pondasi penting dalam menjamin produktivitas perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit kelapa sawit terhadap pemberian pupuk hayati mikoriza dan pupuk NPK 15:15:15 dalam berbagai kombinasi dosis. Rancangan percobaan menggunakan Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor : dosis pupuk mikoriza (0, 10, 20, dan 30 g/bibit) dan dosis pupuk NPK ( 0, 5 10 dan 15 g/bibit), masing-masing dengan 3 ulangan, sehingga menghasilkan 48 satuan percobaan. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat segar dan kering tajuk, berat segar dan kering akar, panjang akar, dan kolonisasi mikoriza. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi dosis mikoriza 20 g dan NPK 10 g memberikan pengaruh paling signifikan terhadap pertumbuhan vegetatif bibit, dengan peningkatan nyata pada tinggi tanaman (53,67 cm), jumlah daun (10 helai), dan panjang akar (38,00 cm). Sebaliknya, dosis pupuk mikoriza (0, 10, 20, dan 30 g/bibit) dan dosis pupuk NPK (0, 5, 10, dan 15 g/bibit) memberikan pengaruh yang sama terhadap diameter batang, berat segar dan berat kering tajuk, berat segar dan berat kering akar.</p> 2025-09-24T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2214 Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah dengan Aplikasi Limbah Cair Pabrik dan Janjang Kosong di PT. Buana Tunas Sejahtera, Seriang Estate, Kalimantan Barat 2025-09-24T10:29:24+07:00 Ahmad Khairul Rifki Sitorus ahmadkhoirulrifkisitorus@gmail.com Dian Pratama Putra dianswn@instiperjogja.ac.id Neny Andayani neny_and@instiperjogja.ac.id <p>lahan kelapa sawit dengan aplikasi limbah cair pabrik dan janjang kosong di Seriang Estate, Kalimantan Barat. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Institut Pertanian Stiper Yogyakarta dan laboratorium Jungle Point pada tanggal 30 Januari 2025 sampai 26 Februari 2025. Pada penelitian ini ada 9 blok yang di analisis sifat fisik dan kimia, yaitu 3 blok untuk kontrol, 3 blok aplikasi Janjang Kosong dan 3 blok LCPKS. Pada masing-masing blok memiliki 2 kedalaman yaitu kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm dengan total sampel sebanyak 18 sampel. Penelitian ini juga membutuhkan data produksi dan data pemupukan selama 4 tahun terakhir yaitu dari tahun 2021 sampai dengan 2024. Data analisis sifat fisik dan kimia kemudian dilakukan uji t dengan uji DMRT pada jenjang nyata 5%, sedangkan untuk data produksi di uji dengan uji One Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan Kapasitas Tukar Kation memiliki perbedaan signifikan antara perlakuan, di mana nilai KTK pada tanah dengan aplikasi janjang kosong lebih rendah dibandingkan kontrol dan LCPKS. Sedangkan data produksi TBS tahun 2024 menunjukkan hasil signifikan, yaitu perlakuan janjang kosong menghasilkan produksi lebih rendah dibandingkan kontrol dan LCPKS, sementara tahun-tahun lainnya tidak berbeda nyata.</p> 2025-09-24T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2205 Perbandingan Produktivitas Kelapa Sawit pada Tanah Gambut dan Tanah Mineral 2025-09-24T10:52:41+07:00 Daniel Joshua Sinaga joshuasinaga0808@gmail.com Herry Wirianata her.wirianata@gmail.com Sri Suryanti ntie@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan produktivitas kelapa sawit pada tanah gambut dan tanah mineral, serta mengidentifikasi karakteristik pertumbuhan kelapa sawit pada tanah gambut dan tanah mineral. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Mitra Unggul Pusaka Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau pada bulan Agustus-Oktober 2024. Data primer diperoleh dari 4 blok tanah gambut dan 4 blok tanah mineral dengan masing-masing blok terdapat 25 pokok sampel untuk diukur pertumbuhan tanaman (jumlah pelepah/pokok, jumlah tandan/pokok, dan berat tandan (kg/tandan)). Data sekunder diperoleh dari perusahaan meliputi data produksi tahun 2019-2023, pemupukan masing-masing 4 blok dari tanah gambut dan tanah mineral, serta curah hujan 2019-2023. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji t pada jenjang nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata produktivitas kelapa sawit pada tanah gambut dan tanah mineral. Di lihat dari rata-rata produktivitas tahun 2019-2023, produktivitas kelapa sawit pada tanah mineral lebih tinggi dari tanah gambut. Tanah mineral memberikan pengaruh yang lebih baik dibanding tanah gambut terhadap jumlah pelepah/pokok dan berat tandan (kg/tandan).</p> 2025-09-24T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2204 Pengaruh Ragam Jenis dan Dosis Pupuk Organik Padat (Kasgot, Kandang, dan Kompos) terhadap Pertumbuhan Mucuna Bracteata 2025-09-24T11:24:44+07:00 Muhammad Tito Dika Baktiyar dika.bacthiar@gmail.com Herry Wirianata her.wirianata@gmail.com Samsuri Tarmadja samsuri.tarmadja@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya interaksi antara jenis dan dosis pupuk organik padat pada pertumbuhan Mucuna bracteata, serta mengetahui jenis atau dosis pupuk organik padat yang tepat. Penelitian dilaksanakan di KP2 Institut Pertanian Stiper Yogyakarta yang berlokasi di Desa Wedomartani, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada bulan Mei hingga Agustus 2025. Penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan rancangan faktorial yang disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL), yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah pemberian macam pupuk organik padat yang terdiri dari 4 aras yaitu pupuk kasgot, pupuk kandang, pupuk kompos dan kombinasi (kasgot, kandang, kompos). Faktor kedua adalah dosis pupuk organik padat yang terdiri dari tiga aras yaitu, 50 gram/polybag (100 kg ha-1), 100 gram/polybag (200 kg ha-1), 150 gram/polybag (300 kg ha-1). Dari kedua faktor tersebut diperoleh 4 x 3 = 12 kombinasi perlakuan dengan tiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga jumlah bibit yang diperoleh 12 x 3 = 36 tanaman percobaan. Data hasil penelitian ini akan dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA) dengan tingkat signifikansi 5% dan uji lanjut DMRT. Hasil sidik ragam (Analysis of variance) menunjukan aplikasi jenis pupuk organik kasgot memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan Mucuna bracteata. Sedangkan jenis pupuk organik kandang memberikan pengaruh terbaik terhadap bintil akar Mucuna bracteata. Dosis pupuk 100 gram memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan Mucuna bracteata. Sedangkan dosis pupuk 50 memberikan hasil terbaik terhadap bintil akar Mucuna bracteata.</p> <p> </p> 2025-09-25T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2203 Upaya Penanganan Salinitas pada Fase Vegetatif Tanaman Tomat dengan Penggunaan Blotong 2025-09-24T11:32:47+07:00 Victor Satrio Christanto 29.satchris@gmail.com Enny Rahayu ennyrahayu000@gmail.com Yovi Avianto yovi@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ataupun mengkaji upaya penanganan salinitas pada tanaman tomat (<em>Solanum lycopersicum L.</em>) menggunakan bahan organik. Salinitas tinggi merupakan faktor penghambat pertumbuhan tanaman terutama di negara agrasis kepulauan seperti Indonesia yang memiliki garis pantai yang luas. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) faktorial dengan 2 faktor yaitu dosis larutan salinitas 0ppm, 300ppm, 6000ppm dan bahan organik 500 g, 750 g, 900 g dengan tiga kali ulangan. Data analisis menggunakan ANOVA taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi nyata antara salinitas dan bahan organik terhadap beberapa parameter pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Pemberian bahan organik terbuktik dengan dosis tinggi mempu mengurangi dampak negatif salinitas dan meningkatkan produktivitas tanaman.</p> 2025-09-25T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2220 Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Penyiraman Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Main Nursery 2025-09-24T11:43:30+07:00 Andri Ansyah andriansyah68972@gmail.com Achmad Himawan wawanhimawan2014@gmail.com Wiwin Dyah Ully Parwati ully.parwati@gmail.com <p>Kelapa sawit menempati posisi strategis dalam industri pertanian dan perkebunan Indonesia. Dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya, kelapa sawit menawarkan nilai ekonomi tertinggi per satuan luas lahan. Penelitian ini dirancang guna mengetahui interaksi antara konsentrasi dan frekuensi penyiraman POC, sekaligus mengetahui konsentrasi dan frekuensi penyiraman POC yang terbaik pada pertumbuhan bibit <em>MN. </em>Penelitian dilakukan di KP2 Maguwoharjo, Depok, Sleman selama Maret sampai Juni 2025 memanfaatkan teknik Rancangan Acak Lengkap 2 faktor. Faktor I konsentrasi POC mencakup 4 aras (0, 50, 100, 150 ml/l). Faktor II frekuensi penyiraman POC terdiri 3 aras (5, 10, 15 hari). Parameter yang ditinjau ialah bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat segar tajuk, luas daun, berat segar akar, panjang akar, volume akar, berat kering tajuk, berat kering akar. Data pengamatan diolah dengan bantuan ANOVA lalu dengan Uji Duncan jika terdeteksi perbedaan nyata pada taraf 5%. Hasil analisis memperlihatkan tidak terjadi interaksi nyata antar kedua perlakuan, konsentrasi POC 50 ml/l menunjukkan hasil yang terbaik sedangkan perlakuan frekuensi penyiraman pupuk organik cair 5, 10 dan 15 hari berpengaruh serupa dengan pertumbuhan bibit kelapa sawit di main nursery.</p> 2025-09-25T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2221 Pemanfaatan Macam dan Dosis (Limbah Air Kolam Lele dan Air Cucian Beras) terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Main Nursery 2025-09-24T11:52:30+07:00 Ignatius Gandi Simbolon ignatiusgandi1028@gmail.com Retni Mardu Hartati retnimh@gmail.com Elisabeth Nanik Kristalisasi nanik.kristalisasi@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh pemberian limbah air kolam lele dan air cucian beras dengan berbagai dosis pada bibit kelapa sawit di main nursery. Lokasi berada di KP2, Des. Wedomartani, Kec. Depok, Kab. Sleman. Dilakukan bulan April hingga Juli 2025. Metode percobaan faktorial RAL dengan 2 faktor, yakni macam limbah dan dosis. Macam limbah terdiri dari dua taraf, yakni air kolam lele dan air cucian beras, sedangkan faktor dosis dengan 4 taraf, yaitu kontrol (0 ml diganti dengan NPK 10 gram), 500 ml, 1000 ml, dan 1500 ml. Data dianalisis dengan ANOVA taraf 5%, bila ada perbedaan nyata, maka uji lanjutan dengan Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Hasil didapat adanya interaksi nyata pada pertambahan jumlah daun, dengan kombinasi terbaik yaitu perlakuan kontrol (NPK) dan air cucian beras pada dosis 1000 ml. Perlakuan macam limbah menunjukkan pengaruh tidak beda nyata disemua parameter, sedangkan faktor dosis, kontrol (NPK) menghasilkan pertumbuhan terbaik pada parameter berat kering tajuk, dan akar, serta pertambahan diameter batang.</p> 2025-09-25T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2231 Pengaruh Rhizobium dan Dosis Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Edamame (Glycine Max (L.) Merr) 2025-09-24T13:34:55+07:00 Arif Nurrohman arifnurrohman582@gmail.com Setyastuti Purwanti Soebroto setyastuti_purwanti@yahoo.com Elisabeth Nanik Kristalisasi nanik.kristalisasi@gmail.com <p>PeneIitian diIakukan untuk mengetahui pengaruh <em>Rhizobium</em> dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame. Kegiatan peneIitian berIangsung di Dusun Pagonan, Desa Sidogede, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Maret sampai Mei 2025. Metode penelitian yang digunakan yaitu 4 × 3 percobaan faktorial yang disusun daIam Rancangan Acak Lengkap. Faktor pertama <em>Rhizobium</em> terdiri 4 dari aras yaitu 0, 8, 12 dan 16 g/kg benih, faktor kedua dosis pupuk NPK terdiri dari 3 aras yaitu 6, 9, dan 12 g/polybag. Data hasiI pengamatan dianaIisis menggunakan sidik ragam anova jenjang 5% dan apabila terjadi beda nyata, diIanjutkan uji <em>Duncan Multiple Range Test</em> (DMRT) 5%. Hasil peneIitian menunjukkan terdapat interaksi nyata <em>Rhizobium</em> dan dosis pupuk NPK terhadap tinggi tanaman, jumIah daun, berat segar akar dan berat polong per tanaman. <em>Rhizobium</em> 12 g/kg benih dan pupuk NPK 9 g/poIybag dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumIah daun, dan berat segar akar, berat polong menunjukkan <em>Rhizobium</em> 16 g/kg benih dan dosis pupuk NPK 12 g/polybag lebih optimal dibanding perlakuan yang lain. <em>Rhizobium</em> 8 g/kg benih dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasiI edamame, kecuali berat poIong dengan <em>Rhizobium</em> 16 g/kg benih lebih baik. Dosis pupuk NPK 12 g/polybag menghasilkan berat kering akar tertinggi dibandingkan dosis yang lain</p> 2025-09-25T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2232 Pengaruh Dosis Pupuk Kandang dan Volume Penyiraman terhadap Hasil Tanaman Terung Kopek 2025-09-24T13:50:07+07:00 Edwin Dwi Cahyono edwindwicahyono22757@gmail.com Wiwin Dyah Ully Parwati ully@instiperjogja.ac.id Abdul Mu'in muin@instiperjogja.ac.id <p>Tujuan penelitian ini adalah menentukan dampak volume irigasi dan dosis pupuk kandang kambing terhadap hasil terong, serta interaksi antara keduanya. Dua parameter dan rancangan acak lengkap (RAL) digunakan dalam penelitian ini. Pertama, terdapat tiga taraf dosis pupuk kandang kambing: 250, 500, dan 750 gram per tanaman. Terdapat tiga taraf penyiraman untuk setiap tanaman: 300, 650, dan 1000 mililiter. Faktor kedua adalah dosis pupuk kandang kambing. Uji ANOVA (Sidik Jari Varians) digunakan untuk menguji data pada tingkat kepercayaan 5%. Jika ditemukan perubahan signifikan antar perlakuan, pengujian lebih lanjut dilakukan menggunakan Pada rata-rata dan total berat buah segar per tanaman, volume yang disemprotkan dan dosis pupuk kandang kambing berinteraksi secara nyata, menurut Uji Rentang Berganda Duncan (DMRT) pada tingkat kepercayaan 5%. Untuk jumlah daun, hasil terbaik diperoleh dengan dosis 750 g pupuk kandang kambing per tanaman. Hasil terbaik diperoleh untuk parameter panjang buah terong dan tinggi tanaman ketika 300 mililiter air diberikan per tanaman.</p> 2025-09-25T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2234 Pengaruh Zat Pegatur Tumbuh Alami dan Pupuk Majemuk NPK terhadap Hasil dan Kualitas Bawang Merah (Allium cepa L.) 2025-09-24T13:53:16+07:00 Danty Indri Astuti dantyindri0702@gmail.com Umi Kusumastuti Rusmarini umikusumastuti_rusmarini@gmail.com Sri Suryanti ntie@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh alami dan pupuk majemuk NPK terhadap hasil dan kualitas bawang merah. Penelitian ini dilaksanakan di KP2 Kalikuning yang terletak di Desa Wedomartani, Kec. Depok, Kab. Sleman, D.I. Yogyakarta pada bulan Oktober sampai Desember 2024.Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor. Faktor pertama adalah zat pengantur tumbuh alami terdiri dari 4 aras yaitu ; kontrol (tanpa ZPT alami), ekstrak lidah buaya 10 ml/L, ekstrak rebung bambu 40 ml/L, dan ekstrak daun kelor 30 ml/L. Sedangkan faktor kedua adalah pupuk majemuk NPK dengan dosis 0 g, 10 g, 15 g, dan 20 g. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan sidik ragam (Anova) pada jenjang nyata 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata, dilanjutkan dengan uji DMRT jenjang nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi pada pemberian ZPT alami daun kelor dan dosis pupuk NPK 10 g menghasilkan berat umbi pertanaman, total produksi dan kadar air umbi terbaik. ZPT alami lidah buaya, rebung bambu, dan daun kelor memberikan pengaruh yang sama pada hasil dan kualitas. Pada pupuk NPK dosis 0 g, 10 g, 15 g dan 20 g memberikan pengaruh yang sama pada pertumbuhan dan hasil bawang merah.</p> 2025-09-25T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2239 Pengaruh Dosis Kompos Limbah Baglog Jamur Tiram dan Volume Penyiraman terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery pada Tanah Pasiran 2025-09-24T14:37:24+07:00 Adrian Miftahuddin adrianmiftahuddin2228@gmail.com Neny Andayani nenyandayani@instiperjogja.ac.id Ryan Firman Syah ryanfirmansyah@instiperjogja.ac.id <p>Riset ini dimaksudkan guna mengidentifikasi pengaruh pemberian dosis kompos limbah baglog jamur tiram serta volume penyiraman dalam pertunbuhan bibit-bibit kelapa sawit pada <em>pre nursery</em> dalam tanah pasiran. Studi ini dilaksanakan pada Kebun Pendidikan dan Penelitian (KP2) Institut Pertanian STIPER Yogyakarta yang ada pada Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta di bulan Februari sampai Mei 2025. Studi ini memakai percobaan faktorial yang meliputi dari 2 aspek yang dirancang pada Rancangan Acak Lengkap (RAL). Aspek utama ialah pemberian macam media kompos limbah baglog jamur tiram yang meliputi atas 3 aras yaitu ( Dosis 0, 250, 500 g/tanaman). Aspek kedua ialah pemberian volume penyiraman yang meliputi atas 4 aras yakni (Dosis 50,100, 150 ml/polibag). Oleh dua perlakukan itu didapatkan 3 x 3 = 9 kombinasi dengan tiap perlakukan diulangi sebanyak 4 kali akibatnya jumlah kesemuaan tumbuhan dalam penelititan ini ialah 36 tumbuhan. Data yang didapat dianalisa memakai sidik ragam ANOVA (<em>Analysis of Variance</em>) dalam jenjang nyata 5%. Perlakuan yang mempunyai pengaruh nyata diukur lanjut melalui DMRT dalam taraf 5%. Hasil analisa menyatakan bahwasanya tidak ada hubungan nyata antara pemberian dosis kompos limbah baglog jamur tiram serta ukuran penyiraman dalam perkembangan bibit kelapa sawit pada <em>pre nursery </em>dalam tanah pasiran<em>. </em>Memberikan kompos limbah baglog jamur tiram dalam dosis 250 g/tumbuhan memberi pengaruh yang baik untuk perkembangan bibit kelapa sawit pada <em>pre nursery</em> dalam tanah pasiran. Pemberian volume penyiraman 150 ml/tanaman bisa menambah panjang akar bibit kelapa sawit pada <em>pre nursery </em>dalam tanah pasiran</p> 2025-09-25T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2225 Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) terhadap Pemberian Bokashi Blotong dan NPK di Pre-Nursery 2025-09-24T15:03:41+07:00 Yordan Abed Nego Sitohang abetnegoyordan@gmail.com Githa Noviana githa@instiperjogja.ac.id Retni Mardu Hartati retnimh@yahoo.com <p>Pemberian pupuk anorganik secara terus menerus dengan dosis yang berlebihan memiliki dampak buruk terhadap kesuburan tanah. Untuk meningkatkan produktivitas tanah perlu dikombinasikan dengan pupuk organik diantaranya adalah bokashi blotong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk bokashi blotong dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>pre-nursery</em>. Penelitian ini dilakukan di Desa Wedomartani, Kapaneon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta KP2 Institut Pertanian STIPER Yogyakarta pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2025. Rancangan penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan rancangan factorial yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama adalah dosis pupuk bokashi blotong terdiri dari 3 aras (0, 100, dan 150 g/polybag). Faktor kedua adalah dosis pupuk NPK terdiri dari 4 aras (0, 5, 10, dan 15 g/polybag). Kombinasi perlakuan 3 x 4 = 12, yang diulang sebanyak 5 kali sehingga diperoleh 60 sampel tanaman. Data dianalisis dengan menggunakan <em>analysis of varience </em>(ANOVA) pada jenjang nyata 5%. Jika terdapat pengaruh nyata antar perlakuan maka dilakukan uji lanjutan <em>Duncan Multiple Range Test </em>(DMRT) pada jenjang nyata 5%. Dosis bokashi blotong dan dosis NPK tidak saling mempengaruhi pada semua parameter pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>pre-nursery</em>, pemberian dosis bokashi blotong 100 g/polybag menunjukkan pengaruh yang paling baik terhadap parameter tinggi bibt kelapa sawit di <em>pre-nursery</em>, pemberian tanpa NPK (kontrol) menunjukkan pengaruh yang paling baik pada parameter panjang akar bibit kelapa sawit di <em>pre-nursery</em>.</p> 2025-09-25T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2241 Pengaruh Konsentrasi Eco-Enzyme dan Dosis Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung (Solanum molengena L.) 2025-09-24T15:04:05+07:00 Yoga Kurniawan yogaskak101@gmail.com Retni Mardu Hartati retnimh@gmail.com Setyastuti Purwanti Soebroto setyastuti_Purwanti@yahoo.com <p class="s18">Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh berbagai konsentrasi <em>eco-enzyme </em>dan dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan serta hasil tanaman terung. Penelitian ini dilaksanakan dilahan KP2 Institut Pertanian Stiper Yogyakarta yang terletak di Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada bulan Mei sampai Juli 2024. Penelitian ini dilakukan dengan percobaan rancangan 4 x 3 faktorial, yang disusun dalam RAL dengan ulangan 3 x. Faktor pertama adalah konsentrasi <em>eco-enzyme </em>yang terdiri dari 4 aras yaitu: kontrol, konsentrasi 5 ml/l, 10 ml/l, 15 ml/l. Sedangkan faktor yang kedua adalah dosis pupuk NPK; yang terdiri dari 3 aras yaitu: Dosis pupuk NPK yang digunakan adalah 10 g, 15 g, dan 20 g. Analisis varians (ANOVA) digunakan untuk memeriksa data penelitian pada tingkat signifikansi 5%. Uji DMRT dilakukan pada tingkat signifikansi 5% jika ditemukan pengaruh yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi <em>eco-enzim</em> dan jumlah pupuk NPK tidak memberikan efek positif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terong. Tanaman tertinggi dihasilkan oleh konsentrasi eko-enzim 10 ml/L, dan buah terpanjang dihasilkan oleh konsentrasi 5 ml/L. Berat tanaman segar tertinggi dan diameter buah terbesar diperoleh dengan dosis pupuk NPK 15 g/polybag dan 20 g/polybag, masing-masing</p> 2025-09-25T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2237 Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Pre Nursery dengan Pemberian Macam dan Volume POC 2025-09-24T15:10:09+07:00 Muhammad Zidane Nugraha danezi01226@gmail.com Ety Rosa Setyawati etyrosasetyawati@gmail.com Ryan Firman Syah ryan@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>pre nursery</em> dengan pemberian macam dan volume POC. Penelitian ini dilaksanakan di kebun pendidikan dan penelitian (KP2) Desa Maguwoharjo, sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Mei hingga Agustus 2025. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor yang pertama adalah macam POC yang terdiri dari 3 aras yaitu Limbah Tahu, Air Cucian Beras dan air Cucian Ikan. Sedangkan faktor kedua adalah volume POC yang terdiri dari 3 aras yaitu 100 ml, 200 ml dan 300 ml. Perlakuan dilakukan 5 ulangan sehingga jumlah bibit 45. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat interaksi nyata antara macam dan volume POC terhadap semua parameter pertumbuhan tanaman kelapa sawit di <em>pre nursery. </em>Volume POC memberikan pengaruh nyata terhadap parameter luas daun di <em>pre nursery</em>, terbaik pada volume 100 ml dan 300 ml. Pada perlakuan macam POC juga berpengaruh terhadap parameter kadar klorofil daun, POC air cucian beras nyata terbanyak kadar klorofilnya.</p> 2025-09-26T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2244 Perubahan Karakteristik Fisik Tanah dan Pengaruhnya terhadap Perkembangan Akar Kelapa Sawit pada Gawangan dan Umur yang Berbeda di Muaro Jambi 2025-09-24T21:48:57+07:00 Dimas Mahendra dhimasmahendra550@gmail.com Sri Suryanti ntie@instiperjogja.ac.id Amir Noviyanto amir@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan mengkaji perubahan sifat fisik tanah serta pengaruhnya terhadap perkembangan akar kelapa sawit pada gawangan dan umur berbeda di Muaro Jambi. Penelitian dilakukan di Desa Arang-Arang, Kecamatan Kumpeh Ulu, pada lahan 2 ha selama Maret–Mei 2025 menggunakan metode survei dan <em>random sampling</em>. Sampel tanah diambil pada kedalaman 30 cm dengan total 40 sampel, terdiri dari gawangan hidup dan mati pada umur tanaman 5 dan 10 tahun. Data dianalisis menggunakan uji t taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan pada gawangan hidup dan gawangan tidak berpengaruh signifikan, namun perbedaan umur 5 dan 10 tahun memberikan pengaruh signifikan terhadap berat volume, berat jenis, porositas, pH, berat kering akar, dan volume akar. Tanaman umur 5 tahun memiliki tanah lebih gembur dan pH lebih tinggi yang mendukung pertumbuhan akar, sedangkan pada umur 10 tahun terjadi penurunan pH dan porositas yang membatasi ketersediaan hara serta menurunkan biomassa akar.</p> 2025-09-26T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2249 Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit terhadap Macam Pupuk Hijau dan Frekuensi Penyiraman di Main Nursery 2025-09-25T10:50:14+07:00 Andika Dwi Wardanu Saragih andikasaragih2017@gmail.com Dian Pratama Putra dianswn@instiperjogja.ac.id Alan Handru alan@instiperjogja.ac.id <p>Studi kasus ini bertujuan agar ada pemahaman atas dampak model dan jumlah pupuk hijau pada perkembangan bibit kelapa sawit di kebun utama. Lokasi penelitian adalah KP2 Instiper Yogyakarta Desa Kalikuning, Maguwoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, selama periode 4 Februari 2025 hingga 4 Mei 2025. Rancangan acak lengkap (RAL) berpola faktorial 2 faktor merupakan metodologi yang dipakai. Faktor satu adalah jenis pupuk hijau (K) memiliki 4 macam antara lain: K0=Kontrol (Regosol), K1=Regosol dan Lamtoro, K2=Regosol dan <em>Pueraria javanica</em>, K3=Regosol dan Lamtoro + <em>Pueraria javanica</em>. Faktor kedua adalah Frekuensi Penyiraman (F) menjadi faktor kedua, yaitu ada dua macam: F1=Disiram sehari sekali, L2=Disiram 2 hari sekali. Perlakuan macam pupuk hijau dicampur dengan tanah dalam perbandingan 1:1. Kombinasi kedua faktor memiliki 4 kali pengulangan terhadap 8 perlakuan, jadi total sampel bibit yang digunakan berjumlah 32 bibit. Analisis data dilakukan dengan pengujian beragam sidik (<em>Analysis of Variance</em>) di nilai signifikansi 5%. Jika ada perbedaan nyata pada prosesnya akan dites lebih lengkap memakai DMRT (<em>Duncan Multiple Range Test</em>) dengan tingkat signifikansi 5%. Macam pupuk hijau (Lamtoro dan <em>Pueraria javanica</em>) terbukti memiliki pengaruh yang nyata pada beberapa parameter di <em>main nursery </em>pada perkembangan bibit kelapa sawit, seperti lebar daun, tinggi akar, banyaknya daun, serta keringnya tajuk dan berat segar. Pupuk hijau mampu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan ketersediaan hara, dan mendukung perkembangan vegetatif tanaman secara optimal. Dosis pupuk hijau yang tepat berperan penting dalam menyediakan nitrogen dan unsur hara lainnya secara bertahap, sehingga mendukung pembentukan daun, pertumbuhan tajuk, dan perkembangan akar tanpa menimbulkan kelebihan hara yang dapat menghambat pertumbuhan. Secara umum, temuan penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan perkembangan benih kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh keadaan media tanam dan pengaturan air yang sesuai.</p> <p> </p> 2025-09-26T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2248 Pengaruh Ketebalan Mulsa Janjang Kosong dan Frekuensi Penyiraman terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery 2025-09-25T11:25:36+07:00 Alexander Julio jpfulltirai@gmail.com Betti Yuniasih betti@instiperjogja.ac.id Neny Andayani neny_and@instiperjogja.ac.id <p>Agar bibit kelapa sawit dapat berhasil dibudidayakan pada tahap-tahap berikut, pertumbuhannya pada tahap pra-pembibitan sangat penting. Dua elemen penting dalam mendorong pertumbuhan bibit adalah masukan nutrisi dan pengaturan kelembaban. Tujuan riset ini adalah menganalisis bagaimana ketebalan mulsa tandan kosong dan frekuensi penyiraman, serta bagaimana keduanya berinteraksi, memengaruhi perkembangan bibit kelapa sawit. Desain yang digunakan adalah RAL, penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2024 di KP-2 Instiper. Penelitian ini terdiri dari 48 unit percobaan dengan empat ulangan, empat tingkat ketebalan mulsa (0, 1, 2, dan 3 cm), dan tiga frekuensi penyiraman (dua kali sehari, sekali sehari, dan dua hari sekali). Temuan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang jelas antara frekuensi penyiraman dan ketebalan mulsa di semua parameter pertumbuhan bibit. Di sisi lain, berat kering akar bibit meningkat secara signifikan dengan ketebalan mulsa tandan kosong sebesar 2 cm. Tidak semua karakteristik yang diamati dipengaruhi secara signifikan oleh frekuensi penyiraman. Hal ini menunjukkan bahwa mulsa organik pada ketebalan tertentu mampu menciptakan kondisi media tanam yang lebih stabil bagi pertumbuhan akar, sementara kebutuhan air bibit telah tercukupi dalam seluruh perlakuan yang diberikan. Kesimpulannya, ketebalan mulsa 2 cm direkomendasikan untuk digunakan dalam <em>pre-nursery </em> guna mendorong pertumbuhan akar yang optimal, sedangkan penyiraman dapat disesuaikan dengan kelembaban media untuk efisiensi air.</p> 2025-09-26T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2251 Pengaruh Pupuk NPK 16:16:16 dan Pupuk Hayati Mikoriza terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Main Nursery 2025-09-25T12:02:27+07:00 M. Ali Ihsan Harianja aliharianja02@gmail.com Pauliz Budi Hastuti pauliz@gmail.com Umi Kusumastuti Rusmarini umikusumastuti.rusmarini@gmail.com <p>Studi ini ditujukan untuk menilai efek gabungan penggunaan pupuk NPK 16:16:16 dan pupuk hayati mikoriza terhadap perkembangan bibit kelapa sawit fase <em>main nursery</em>. Kegiatan penelitian ini dilakukan di Kebun Pendidikan dan Penelitian INSTIPER, yang terletak di Desa Wedomartani, Sleman, antara bulan Maret dan Juni 2025. Metode yang diterapkan adalah rancangan eksperimen faktorial menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang menguji empat dosis pupuk NPK 16:16:16 (kontrol, 12, 15, dan 18 g/ bibit) serta empat dosis pupuk hayati mikoriza (kontrol, 15, 25, dan 35 g/ bibit). Dengan kombinasi keduanya, diperoleh total 16 perlakuan yang diulang tiga kali, sehingga menghasilkan 48 bibit untuk diamati. Analisis data menggunakan ANOVA 5% dan dilanjutkan dengan DMRT 5% jika terdapat interaksi nyata. Hasil menunjukkan terjadi interaksi nyata antara NPK 16:16:16 dan pupuk hayati mikoriza pada tinggi bibit. Pupuk NPK 16:16:16 dosis 18 g/bibit memberikan pertumbuhan terbaik pada pertambahan tinggi bibit, jumlah daun,pertambahan jumlah daun,diameter batang, pertambahan diameter batang, berat segar dan kering tajuk serta berat segar dan kering bibit, sedangkan pemberian berbagai dosis pupuk hayati mikoriza memperoleh hasil pertumbuhan yang sama.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2261 Pengaruh Curah Hujan terhadap Produktivitas Kelapa Sawit 2025-09-26T09:57:09+07:00 Nanda Tri Machmul A Mardia nandamardia431@gmail.com Herry Wirianata her.wirianata@gmail.com Betti Yuniasih betti@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan mengetahui produktivitas kelapa sawit di PT. Bumitama Gunajaya Agro dan menganalisis pengaruh curah hujan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2024 di perkebunan PT. Bumitama Gunajaya Agro di Metro Manggao Desa Riam Durian, Kec. Kotawaringin Lama Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Penelitian menggunakan data curah hujan BMKG selama 10 tahun pada tahun 2013-2022 dan data produktivitas PT. Bumitama Gunajaya Agro selama 10 tahun. Data curah hujan dianalisis defisit airnya kemudian di analisis dengan regresi dan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan produksi kelapa sawit tahun 2013-2023 di PT. Bumitama Gunajaya Agro menunjukkan fluktuasi hasil produksi dari tahun ke tahun. Kondisi curah hujan juga mengalami fluktuasi dengan curah hujan terendah terjadi pada tahun 2015 sebesar 2400 mm/tahun,dan tertinggi pada tahun 2020 sebesar 3632 mm/tahun. Defisit air terjadi pada tahun 2014 sebesar 121 mm,tahun 2015 sebesar 145 mm dan tahun 2019 sebesar 90 mm. Terdapat pengaruh signifikan curah hujan terhadap produktivitas kelapa sawit di PT. Bumitama Gunajaya Agro. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai p sebesar 0,022&lt;0,05. Aktuasi produksi yang diakibatkan oleh faktor curah hujan 1-2 tahun sebelumnya yang terjadi</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2257 Pengaruh Bioslurry (Padat dan Cair) dan Jenis Tanah terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pre Nursery 2025-09-25T15:16:52+07:00 Iqbal Putra Pratama iqbalputra0208@gmail.com Dian Pratama Putra dianswn@instiperjogja.ac.id Hangger Gahara Mawandha hangger@instiperjogja.ac.id <p>Kelapa sawit ialah suatu jenis tanaman perkebunan yang cukup krusial untuk dijaga dan diperluas di Indonesia. Karena pertanian kelapa sawit di Indonesia terus berkembang, dengan meningkatnya perkembangan kelapa sawit di indonesia, keperluan untuk bibit bermutu juga semakin banyak. Bibit kelapa sawit menunjukkan respons fisiologis yang tinggi terhadap ketersediaan nutrisi dalam media tanam, yang secara langsung memengaruhi laju serta kualitas pertumbuhannya. Penelitian bertujuan guna mengkaji pengaruh Bioslurry padat dan cair serta jenis tanah terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di <em>pre nursery</em>. Dilaksanakan jln. Nangka 2 Timbulrejo Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, periode November 2025 hingga Maret 2026. Dilaksanakan dengan menerapkan 2 faktor yang diatur dalam rancangan acak lengkap (RAL) Faktor pertama ialah Bioslurry padat serta cair yang terbagi atas 3 aras yakni: tanpa bioslurry (kontrol), padat 200 g, cair 200 ml. Faktor kedua ialah jenis tanah yang terbagi atas 3 aras yakni: Latosol, Regosol, Entisol.sehingga, terdapat 9 kombinasi perlakuan yangdiperoleh dari 3 x 3 = 9 kombinasi dengan diulang 4 kali, total bibit percobaan yang diperlukan ialah 9 x 4 = 36 bibit. Data yang diperoleh dianalisis mempergunakan analisis varians (ANOVA) signifikansi 5%. Jika terdapat perbedaan yang signifikan, uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) 5%. Hasil mengindikasikan tidak ada interaksi antara perlakuan bioslurry padat serta cair dan jenis tanah terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery. Pemberian bioslurry padat dan cair serta jenis tanah berpengaruh nyata terhadap parameter panjang akar serta pH tanah, Bioslurry padat dengan dosis 200 g dan bioslurry cair dosis 200 ml memberikan rerata tertinggi pada parameter panjang serta pH tanah. Tanah regosol menunjukkan pengaruh terbaik terhadap parameter pH tanah, tinggi tanaman, jumlah daun serta panjang daun</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2266 Pengaruh Pemberian Kompos Ampas Tahu dan Volume Penyiraman terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery 2025-09-26T11:08:00+07:00 Rifky Rama Handika rifkyrama114@gmail.com Elisabeth Nanik Kristalisasi nanik.kristalisasi@gmail.com Fani Ardiani fani@instiperjogja.ac.id <p>Tujuan penelitian ini agar diketahui pengaruh pemberian kompos ampas tahu enelitian mengenai volume penyiraman terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit pada fase pre-nursery dilaksanakan di Kebun Pendidikan dan Penelitian (KP2) yang berlokasi di Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.Penelitian ini mempergunakan desain percobaan faktorial Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah kompos ampas tahu yang terdiri atas empat taraf, yaitu kontrol (NPK 0,5), 20 g, 30 g, dan 40 g. Faktor kedua yakni volume penyiraman, meliputi 3 tingkatan yakni 60: 80: 100 ml/hari dengan 5 kali pengulangan. Data dari penelitian dianalisa melalui sidik ragam (Anova) pada tingkat signifikansi 5%. Bila ada perbedaan signifikan, kemudian selanjutnya diuji melalui uji DMRT bertingkat signifikansi 5%. Perolehan penelitian memperlihatkan bahwasanya tidak ditemukan pengaruh interaksi yang signifikan antara dosis kompos ampas tahu serta volume pemberian air pada pertumbuhan bibit kelapa sawit paa tahap pre-nursery. Dosis kompos ampas yang diberikan 0,5: 20: 30: 40 g/polybag tidak menimbulkan perbedaan nyata pada pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre-nursery. Volume pemberian air 60: 80: 100 ml/hari juga menunjukkan efek yang serupa pada pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre-nursery.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2265 Identifikasi Hama dan Musuh Alami pada Kebun Kelapa Sawit di Desa Pulau Gambar, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Serdang Bedagai 2025-09-26T10:49:15+07:00 Ridwan ridwanridwaann0@gmail.com Idum Satya Santi idumsanti@instiperjogja.ac.id Samsuri Tarmadja samsuritarmadja@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis hama utama dan musuh alaminya pada tanaman kelapa sawit di Desa Pulau Gambar, Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian menggunakan metode survei lapangan pada 10 lahan petani kelapa sawit, data yang dikumpulkan adalah populasi hama dan musuh alaminya. Penentuan status hama utama dihitung pada tingkat serangan atau kepadatan populasi. Hasil penelitian menemukan enam jenis hama yaitu ulat Setora nitens (174 ekor), Clania tertia (145 ekor), Mahasena corbetti (93 ekor), <em>Oryctes rhinoceros</em> (26 ekor), dan Tikus <em>Rattus argentiventer </em>(10 ekor<em>), Rattus tiomanicus</em> (19 ekor). Musuh alami yang diketemukan tiga jenis, yaitu Sycanus sp. (61 ekor), Belalang sembah (<em>Tanodera aridifolia sinensis</em>) (59 ekor), dan <em>Chelisoches morio</em> (250 ekor), dengan <em>C. morio</em> sebagai yang paling dominan. Hasil analisis ambang ekonomi menunjukkan bahwa yang terberat adalah <em>Oryctes rhinoceros</em> yaitu 39% pokok yang terserang, sedangakan hama ulat dibawah ambang ekonomi (0,047–0,057 ekor/pelepah) dan hama tikus (1,93 ekor/ha) masih berada di bawah ambang ekonomi.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2025-09-29 Pengaruh Dosis Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) dan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pembibitan Utama 2025-09-25T14:28:23+07:00 Ummu Syahidah Lathifah ummusyahidahlatifah@gmail.com Herry Wirianata her.wirianata@gmail.com Samsuri Tarmadja samsuri.tarmadja@gmail.com <p>Tanaman kelapa sawit di Indonesia berkembang dengan cepat, hasil produksi yang dikelola oleh perusahaan di seluruh Indonesia menunjukkan peningkatan. Salah satu usaha untuk mencapai hal ini adalah dengan memperbaiki cara budidaya tanaman kelapa sawit. Penelitian bertujuan guna mengkaji pengaruh limbah cair pabrik kelapa sawit serta pupuk NPK terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pembibitan utama, termasuk interaksi antar kedua faktor tersebut. Penelitian dijalankan di Desa Pondok Kulon, Kalitirto, Berbah, Sleman pada ketinggian 124 mdpl yang dilakukan pada bulan April 2025 – Juli 2025. Penelitian mempergunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktorial dua faktor. Faktor pertama ialah konsentrasi LCPKS yang terdiri atas 4 aras, yaitu 0 ml/liter/bibit, 300 ml/liter/bibit, 200 ml/liter/bibit, serta 100 ml/liter/bibit. Faktor yang kedua ialah pupuk NPK yang terdiri atas 4 aras, yaitu 0 gr/polybag, 7 g/polybag, 5 g/polybag, serta 3 g/polybag. Penelitian ini menerapkan rancangan percobaan faktorial 4x4 yang memperoleh 16 kombinasi perlakuan, masing-masing dilakukan pengulangan 3 kali, didapatkan total kebutuhan bibit adalah 48. Data penelitian di uji menggunakan sidik ragam (ANOVA, dan jika terdapat perbedaan yang signifikan, pengujian lebih lanjut dilakukan menggunakan uji LSD pada tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian aplikasi konsentrasi LCPKS dan pupuk NPK menunjukkan terdapat pengaruh yang sama baiknya terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit.</p> 2025-09-30T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2264 Efektivitas Bioinsektisida untuk Mengendalikan Larva Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) pada Cacahan Batang Kelapa Sawit 2025-09-26T10:01:52+07:00 Reza Hardi Ramadhani hr.reza02@gmail.com Idum Satya Santi idumsanti@instiperjogja.ac.id Samsuri Tarmadja samsuritarmaja@instiperjogja.ac.id <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kumbang tanduk merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman kelapa sawit. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas bioinsektisida untuk mengendalikan larva kumbang tanduk pada dosis yang berbeda. Penelitian dilaksanakan di PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. Kebun Kali Tawang Estate yang terletak di Desa Kali Tawang, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian dilakukan mulai bulan Januari - Maret 2025. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap non faktorial (RAL) dengan 2 faktor perlakuan yaitu jenis insektisida dan dosis aplikasi. Faktor pertama adalah jenis bioinsektisida Metarhizium anisopliae, Beauvaria bassiana, Steinernema spp., dan diberi pembanding insektisida kimiawi Fipronil dan Karbofuran. Faktor kedua adalah dosis yaitu 3,4 kg/ha; 4,2 kg/ha; 5,1 kg/ha. Aplikasi dilakukan pada cacahan batang kelapa sawit. Hasil penelitian membuktikan bahwa infeksi Steinernema spp. lebih tinggi dari pada Metarihzium anisopliae dan Beauvaria bassiana, tetapi mortalitas Beauvaria bassiana lebih tinggi dari pada Metarihzium anisopliae dan Steinernema spp., dosis 3,4 kg/ha sudah memiliki presentase infeksi yang tinggi.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2286 Perancangan dan Pengembangan Sistem Informasi Perbandingan Klon Karet (Havea Brasiliensis) Berbasis Web 2025-09-30T15:40:39+07:00 Christoper Grace Gaho christopergaho4@gmail.com Arief Ika Uktoro arief@instiperjogja.ac.id Suparman suparman@gmail.com <p>Pendataan klon karet di Indonesia masih manual, tidak akurat, dan menyulitkan penentuan klon yang memengaruhi produktivitas, kualitas getah, serta ketahanan tanaman. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem informasi perbandingan klon karet berbasis web. Metode penelitian menggunakan pendekatan waterfall yang terdiri dari analisis kebutuhan, perancangan sistem, implementasi, dan pengujian. Data diperoleh dari wawancara dengan petani mengenai karakteristik, kualitas getah, ketahanan, dan adaptasi klon. Responden menilai sistem bermanfaat, mudah digunakan, serta mendukung pengambilan keputusan. Hasil penelitian menunjukkan instrumen valid (r-hitung &gt; r-tabel 0,261) dan reliabel (Cronbach’s Alpha 0,823). Responden menilai sistem bermanfaat (PU 3,59), mudah digunakan (PEOU 3,46), berniat menggunakan (IU 3,40), serta benar-benar dimanfaatkan (PN 3,47). Uji coba membuktikan aplikasi mampu menyajikan perbandingan klon karet secara interaktif, mempermudah pengelolaan data, dan mendukung pengambilan keputusan</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2284 Analisis Kinerja Sistem Hidraulik pada Mesin Press terhadap Efisiensi Pemisahan Minyak Sawit dan Kerusakan Inti pada Stasiun Pressing 2025-09-30T14:47:39+07:00 Yohanes Woda Malibata wodayonis@gmail.com Hermantoro hermantoro@instiperjogja.ac.id Harsunu Purwoto harsuni@instiperjogja.ac.id <p>Pada tekanan hidraulik penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja sistem hidraulik pada mesin press terhadap efisiensi pemisahan minyak sawit serta tingkat kerusakan inti (nut dan kernel) pada stasiun pressing. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuantitatif dengan variasi tekanan hidraulik sebesar 45 bar, 50 bar, dan 55 bar. Parameter yang diamati meliputi kehilangan minyak pada serabut <em>(oil losses in fibre</em>), persentase nut utuh dan pecah, serta persentase kernel utuh dan pecah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan tekanan hidraulik berpengaruh signifikan terhadap penurunan kehilangan minyak. Pada tekanan 45 bar, oil losses tercatat sebesar 10,83%, menurun menjadi 8,72% pada 50 bar, dan mencapai 6,68% pada 55 bar. Namun, peningkatan tekanan juga berdampak pada kerusakan inti. Nilai broken nut meningkat dari 2,02% (45 bar) menjadi 2,18% (50 bar) dan 3,39% (55 bar). Demikian pula, broken kernel naik dari 1,86% (45 bar) menjadi 2,01% (55 bar), sementara whole kernel cenderung menurun. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tekanan 55 bar menghasilkan efisiensi pemisahan minyak terbaik dengan kehilangan minyak terendah, tetapi berisiko meningkatkan kerusakan nut dan kernel. Sebaliknya, tekanan 45 bar lebih mampu menjaga keutuhan nut, sedangkan tekanan 50 bar memberikan keseimbangan relatif antara rendemen minyak dan kualitas kernel. Oleh karena itu, pengaturan tekanan hidraulik perlu disesuaikan dengan fungsi dan tujuan pabrik, baik untuk memaksimalkan rendemen minyak maupun menjaga mutu kernel.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2142 Keputusan Perubahan Usaha Tanaman Padi Sawah ke Tanaman Belimbing (Averrhoa Carambola. L) di Desa F. Trikoyo Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas 2025-09-19T09:54:19+07:00 Ilham Setiawan ilhamlinggau271@gmail.com Danang Manumono danangmanumono@gmail.com Fitri Kurniawati kurniawatifitri3@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alasan serta faktor- faktor yang mendorong petani melakukan perubahan lahan dari usaha tanaman padi sawah ke usaha tanaman belimbing di Desa F. Trikoyo, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas. Penelitian menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif, melibatkan lima petani yang dipilih secara sensus. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, serta dokumentasi, kemudian di analisis menggunakan metode SWOT melalui matriks IFAS dan EFAS. Hasil penelitian menunjukkan bawah perubahan lahan dipengaruhi oleh rendahnya produktivitas padi akibat keterbatasan air irigasi, tingginya produksi, serta harga jual yang rendah. Sebaliknya, Usaha tanaman belimbing lebih menguntungkan karena produktivitasnya tinggi, harga relatif stabil, dan berpontensi dikembangkan menjadi agrowisata petik buah belimbing. Analisis SWOT menempatkan usaha agrowisata tanaman belimbing pada kuadrant I, yang menunjukkan posisi kuat dan peluang besar sehingga tepat untuk menerapkan strategi pertumbuhan agresif (<em>Growth Oriented Strategy</em>). Dengan demikian, perubahan lahan tanaman padi sawah ke tanaman belimbing merupakan keputusan yang rasional yang meningkatkan pendapatan petani, memperkuat potensi ekonomi lokal, sekaligus membuka peluang pengembangan agrowisata berbasis pertanian tanaman belimbing di Desa F. Trikoyo.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2184 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Petani dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian Holtikultura di Desa Hargobinangun Kecamatan Pakem 2025-09-23T10:41:08+07:00 Gilang Febrian gilangfebrian072003@gmail.com Siwi Istiana Dinarti siwi.istiana.d@gmail.com Fitri Kurniawati fitri@gmail.com <p style="margin: 0in; text-align: justify; line-height: normal;"><span style="font-size: 11.0pt; font-family: 'Arial',sans-serif;">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi petani dalam kegiatan penyuluhan hortikultura serta menganalisis faktor-faktor yang memengaruhinya di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 30 responden yang ditentukan dengan teknik <em><span style="font-family: 'Arial',sans-serif;">snowball sampling</span></em>. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, kuesioner, serta dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan regresi linear berganda, uji F, uji T, serta koefisien determinasi (R²). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi petani dalam penyuluhan berada pada kategori sedang dengan skor rata-rata 76%. Petani dinilai cukup aktif dalam mengikuti diskusi dan praktik, namun masih lemah dalam frekuensi kehadiran dan keberanian mengemukakan pendapat. Uji regresi menunjukkan bahwa faktor dukungan kelembagaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat partisipasi petani. Sementara itu, variabel luas lahan, tingkat pendidikan, lama usahatani, umur, metode penyuluhan, serta norma sosial dan budaya tidak berpengaruh signifikan. Kondisi ini menegaskan pentingnya peran kelembagaan pertanian, kelompok tani, dan penyuluh sebagai penggerak utama keterlibatan petani dalam penyuluhan. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa peningkatan partisipasi petani dapat dicapai melalui penguatan kelembagaan, perbaikan metode penyuluhan yang sesuai dengan karakteristik petani, serta peningkatan interaksi dua arah dalam kegiatan penyuluhan. Temuan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah, penyuluh, dan kelompok tani dalam merancang strategi penyuluhan yang lebih efektif dan partisipatif.</span></p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2228 Tingkat Kepuasan Petani Terhadap Media Penyuluhan di Cilegon 2025-09-24T13:09:52+07:00 Nazhif Ibnu Sobri Nazhifibnu4@gmail.com Danang Manumono danangmanumono@gmail.com Hernowo hernowo.intiper@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan petani terhadap media penyuluhan serta mengidentifikasi media yang memberikan kepuasan tertinggi di Kecamatan Cilegon. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik purposive sampling terhadap 35 responden petani yang aktif mengikuti penyuluhan. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, kuesioner dengan skala Likert, serta dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan teknik skoring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan petani terhadap media penyuluhan berada pada kategori tinggi atau sangat puas. Media penyuluhan dinilai mampu menyajikan informasi yang lengkap, akurat, mudah dipahami, serta relevan dengan kebutuhan petani. Selain itu, media penyuluhan mendorong adopsi teknologi pertanian baru, meningkatkan keterampilan, dan mempercepat penyebaran inovasi. Dari berbagai jenis media, penyuluhan tatap muka menjadi yang paling diminati dan memberikan kepuasan tertinggi karena dinilai sesuai dengan kondisi sosial, serta karakteristik mayoritas petani yang berusia lanjut. Media cetak dan elektronik berperan sebagai pendukung, sedangkan media audiovisual kurang diminati karena keterbatasan akses dan penguasaan teknologi. Dengan demikian, optimalisasi media tatap muka dan pengembangan media lain yang lebih adaptif sangat penting untuk meningkatkan efektivitas penyuluhan di masa mendatang.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2235 Pemanfaatan Media Sosial dalam Usaha Pertanian di Desa Hargobinangun, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta 2025-09-24T14:15:01+07:00 Yudistira Teguh Prakoso yudistirateguh83@gmail.com Danik Nurjanah danik@instiperjogja.ac.id Danang Manumono danangmanumono@gmail.com <p>Penelitian ini bertujuan menganalisis peran media sosial dalam mendukung usaha pertanian di Desa Hargobinangun, Kabupaten Sleman. Latar belakang penelitian didasarkan pada meningkatnya penggunaan teknologi digital di sektor pertanian, terutama dalam aspek komunikasi, pemasaran, dan jejaring usaha. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik purposive sampling, melibatkan 40 responden petani hortikultura. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, kuisioner, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan regresi linier berganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, dan TikTok berperan signifikan dalam memfasilitasi edukasi, promosi, serta perluasan jaringan usaha tani. Rata-rata skor pemanfaatan media sosial mencapai 2,76, tergolong tinggi. Dampak utama pemanfaatan media sosial terlihat pada efisiensi pemasaran yang memotong rantai distribusi, sehingga meningkatkan pendapatan petani. Selain itu, terbentuk komunitas digital yang mendorong pertukaran informasi teknis dan peluang bisnis.Penelitian ini menegaskan bahwa media sosial merupakan instrumen penting dalam modernisasi pertanian. Rekomendasi yang diajukan mencakup peningkatan literasi digital, diversifikasi platform, dan kolaborasi dengan pihak eksternal guna memperkuat daya saing petani di era digital.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2285 Efektivitas Ekstrak Seresah Daun Bambu Apus (Gigantochloa Apus) sebagai Bioherbisida terhadap Kematian Gulma di Arboretum Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta 2025-09-30T14:54:51+07:00 Verariana Ngura verarianangura04@gmail.com Sushardi sushardi@instiperjogja.ac.id Siman Suwadji siman@instiper.ac.id <p>Bambu apus (<em>Gigantochloa apus</em>) berpotensi dimanfaatkan sebagai bioherbisida alami. Gulma merupakan salah satu faktor utama yang menurunkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian karena bersaing dalam memperoleh air, unsur hara, dan cahaya, serta dapat menjadi inang bagi hama atau penyakit. Selain itu, beberapa gulma menghasilkan senyawa beracun atau alelopati yang merugikan tanaman budidaya. Selama ini, pengendalian gulma umumnya mengandalkan herbisida kimia, namun penggunaannya yang berlebihan berisiko menurunkan kualitas tanah dan mencemari lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur interval waktu kematian gulma, persentase mortalitas gulma, serta penurunan kerapatan gulma setelah aplikasi bioherbisida. Desain penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan variasi konsentrasi bioherbisida (100 ml, 1 liter, dan 1,5 liter), masing-masing perlakuan diulang tiga kali dengan interval penyemprotan setiap 3 hari dan setiap 6 hari. Ukuran petak uji adalah 1 × 1 m. Data dianalisis menggunakan analisis varians (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (LSD). Parameter yang diamati meliputi jenis dan jumlah gulma sebelum aplikasi bioherbisida, penurunan kerapatan gulma, serta waktu kematian gulma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun bambu apus mampu menurunkan kerapatan gulma rata-rata sebesar 51,68%. Penurunan tertinggi terjadi pada <em>Asystasia gangetica</em> (65,34%), diikuti <em>Cynodon dactylon</em> (54,86%), <em>Synedrella nodiflora</em> (45,92%), dan <em>Rivina humilis</em> (40,64%). Mekanisme kerja bioherbisida ini terutama bersifat alelopati, yakni menghambat pertumbuhan gulma daripada menyebabkan kematian total. Dengan demikian, ekstrak daun bambu apus berpotensi menjadi bioherbisida ramah lingkungan untuk pengendalian gulma.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2282 Pertumbuhan Tegakan Balsa (Ochroma pyramidale) Umur 1 dan 2 Tahun di Desa Sadabumi Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap 2025-09-30T14:24:52+07:00 Wahid Abror Mutaqien Wahidabror29@gmail.com Siman suwadji siman@instiper.ac.id Setiaji Heri Saputro setiaji_hs@instiperjogja.ac.id <p>Pohon balsa (<em>Ochroma pyramidale</em>) adalah penghasil kayu ringan yang dinamakan balsa dengan nama ilmiah <em>Ochroma pyramidale</em> yang berasal dari Amerika Serikat. Kayu dari pohon ini memiliki bentuk yang sederhana, dengan warna putih kemerahan dan serat yang sangat halus. Balsa juga sangat ringan, tetapi sangat tahan lama dan kuat. Pohon balsa bisa dikatakan salah satu pohon yang cepat tumbuh, dengan waktu pertumbuhan 5 sampai 6 tahun, dengan diameter bisa mencapai 40 cm dan tinggi mencapai 20 m. Penelitian ini bertujuan menganalisis pertumbuhan tegakan balsa pada umur 1 dan 2 tahun, khususnya keseragaman diameter, tinggi, dan volume, serta hubungan diameter dengan volume pohon. Metode yang digunakan adalah pengukuran lapangan secara sensus dan analisis regresi (linear sederhana dan kuadratik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan diameter dan volume meningkat seiring bertambahnya umur pohon. Diameter berpengaruh signifikan terhadap volume, dibuktikan dengan nilai signifikansi &lt;0,05. Nilai R Square pada tegakan umur 2 tahun lebih tinggi dibandingkan umur 1 tahun, hal ini menunjukkan semakin bertambah umur, hubungan diameter dengan volume semakin kuat.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2112 Partisipasi Masyarakat terhadap Pengembangan Ekowisata Kali Talang di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah 2025-09-11T16:14:36+07:00 Maria Claudia Dasman ledydasman8@gmail.com Didik Surya Hadi didiksh@instiperjogja.ac.id Yuslinawari yuslinawari@instiperjogja.ac.id <p>Ekowisata merupakan suatu bentuk pariwisata yang berorientasi pada tanggung jawab lingkungan serta kesejahteraan masyarakat lokal. Konsep ini tidak hanya menekankan pada pelestarian alam, tetapi juga mendorong keterlibatan aktif masyarakat terhadap setiap tahap pengelolaan, sehingga mereka memperoleh manfaat sosial maupun ekonomi. Penelitian ini difokuskan pada tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan Ekowisata Kali Talang di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. Partisipasi dianalisis melalui lima aspek utama, yaitu: daya tarik, aksesibilitas, sarana dan prasarana, pasar dan pemasaran, serta pengelolaan dan manajemen. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, dengan data yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara. Jawaban responden kemudian diolah dalam bentuk persentase. Teknik pengambilan sampel menggunakan <em>simple random sampling</em>, dengan jumlah sampel 30 responden yang ditentukan melalui rumus Slovin. Instrumen penelitian disusun berdasarkan skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat berada pada kategori tinggi di hampir semua aspek. Aspek daya tarik memperoleh skor 4,2, yang menunjukkan bahwa objek wisata memiliki keunikan dan keindahan yang mampu menarik minat wisatawan. Aspek aksesibilitas memperoleh skor 4,1, menandakan lokasi wisata mudah dijangkau dari segi jarak, kondisi jalan, dan ketersediaan transportasi. Aspek sarana dan prasarana juga memperoleh skor 4,1, yang berarti fasilitas pendukung, seperti tempat parkir, toilet, tempat istirahat, dan papan informasi sudah memadai untuk kenyamanan pengunjung. Selanjutnya, aspek pasar dan pemasaran memperoleh skor 3,9, yang menunjukkan strategi promosi sudah cukup efektif melalui media sosial, jaringan wisata, maupun kerja sama eksternal. Terakhir, aspek pengelolaan dan manajemen mendapat skor 4,0, yang menandakan pengelolaan dilakukan secara terorganisir dan melibatkan masyarakat lokal, sehingga mendukung keberlanjutan ekowisata. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menegaskan bahwa Ekowisata Kali Talang memiliki potensi besar sebagai destinasi unggulan yang berkelanjutan, serta mampu memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi masyarakat sekitar.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2116 Evaluasi Pertumbuhan dan Kesehatan Tanaman Mangrove Rhizophora mucronata di Pantai Samas Desa Srigading Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta 2025-09-15T11:24:53+07:00 Angga Daniel Surbakti anggadaniel47@gmail.com Agus Prijono prijono.stiper@gmail.com Didik Surya Hadi didiksh@instiperjogja.ac.id <p>Ekosistem mangrove memiliki peran yang sangat penting bagi lingkungan pesisir. Hutan mangrove berfungsi sebagai pelindung garis pantai dari abrasi dan erosi, mengurangi dampak gelombang, serta menyediakan habitat bagi berbagai spesies ikan dan hewan laut lainnya. Banyak tanaman mangrove yang rusak maka diperlukannya pemantauan dan penanaman kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tanaman mangrove Rhizophora mucronata, mengetahui pertumbuhan tanaman mangrove dan mengetahui kesehatan tanaman mangrove berupa jenis-jenis gangguan dan tingkat kerusakan. Penelitian ini dilakukan di Pantai Samas Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta dengan koordinat lokasi 8.005926°S 110.264849°E. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sensus. Analisis data dilakukan untuk mengetahui persentase tumbuh tanaman dengan cara membandingkan jumlah tanaman yang ada pada petak ukur dengan jumlah tanaman hidup kemudian dikali dengan 100%. Berdasarkan hasil penelitian evaluasi kesehatan dan pertumbuhan <br>tanaman mangrove Rhizophora mucronata yang berjumlah 150 tanaman, terdapat 95 tanaman hidup (63%) termasuk dalam kategori sedang pada umur 73 hari. Pertumbuhan mangrove Rhizophora mucronata didapatkan pada umur 73 hari yaitu tinggi 61,5 cm, diameter 1,95 cm, dan jumlah daun 3,67. Gangguan pada tanaman Rhizophora mucronata meliputi daun, batang, dan pucuk. Gangguan pada daun yaitu menguning dan daun kering, gangguan pada batang yaitu batang mengering, <br>dan gangguan pada pucuk yaitu pucuk mati.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2243 Studi Pola Agroforestry di Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah 2025-09-24T15:25:41+07:00 Fazri Muharam Firdaus Sukendar fazrimf2003@gmail.com Rawana rawana@instiperjogja.ac.id Tatik Suhartati tatik.suhartati@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pola agroforestri di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, dan menentukan jenis tanaman yang dibudidayakan oleh masyarakat. Agroforestri dipilih karena memadukan fungsi ekologis dan ekonomi secara berkelanjutan, mendukung kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan plot berukuran 20 m × 20 m untuk tingkat pohon, 10 m × 10 m untuk tingkat tiang, 5 m × 5 m untuk tingkat pancang, dan 2 m × 2 m untuk tingkat semai. Hasil penelitian menunjukkan dua pola agroforestri: agrisilvikultur (kombinasi kehutanan dan tanaman pangan) dan agrosilvopastoral (kombinasi kehutanan, pertanian, dan peternakan). Agrisilvikultur mendominasi sebagian besar wilayah, dengan tanaman utama seperti nangka (Artocarpus heterophyllus), sengon (Albizia chinensis), jati (Tectona grandis), mahoni (Swietenia mahagoni), dan kelapa (Cocos nucifera). Pola agrosilvopastoral terdapat di lahan penggembalaan dengan spesies dominan termasuk sengon, nangka, dan rumput gajah (Pennisetum purpureum). Kesimpulannya, agroforestri di Desa Sengi menunjukkan keragaman tanaman yang tinggi, dengan pola tanam yang disesuaikan dengan kondisi biofisik lahan dan kebutuhan masyarakat. Sistem ini berpotensi meningkatkan pendapatan, menjaga kesuburan tanah, mengurangi erosi, dan memperkuat ketahanan ekosistem.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2218 Persepsi Masyarakat terhadap Penetapan Hutan Desa di Tanjung Beulang Kecamatan Tubang Titi Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat 2025-09-24T14:51:03+07:00 Teo Andrian teo.andrian91@gmail.com Sugeng Wahyudiono sugeng@instiperjogja.ac.id Tatik Suhartati tatik.suhartati@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana persepsi dan harapan masyarakat Desa Tanjung Beulang terhadap rencana penetapan Hutan Desa. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tanjung Beulang, yang terletak di Kecamatan Tubang Titi, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Pelaksanaan kegiatan penelitian dijadwalkan pada bulan Mei hingga Juni 2025. Penelitian menggunakan pendekatan <em>mixed method</em> dengan mengombinasikan analisis deskriptif dalam bentuk kuantitatif dan kualitatif. Dengan metode kualitatif yang berlandaskan pada pandangan <em>postpositivisme</em> untuk menelaah objek dalam situasi nyata atau alami, dengan fokus pada pemahaman mendalam terhadap konteks dan makna. &nbsp;Hasil yang didapatkan akan dianalisis menggunakan skala penilaian (<em>rating scale</em>), melalui pendekatan ini, setiap variabel yang ingin diteliti dapat diturunkan menjadi sejumlah indikator. Hasil analisis dari populasi 142 KK yang didapatkan 43 KK sampel dengan 30,80% Dusun Batu Bulan dan 29,90% Dusun Santika, menghasilkan persepsi positif terhadap rencana pembangunan Hutan Kemasyarakatan dengan nilai 72,09%. Yang didominasi dari beberapa kategori responden meliputi lansia dengan nilai 83,33%, pengetahuan tinggi dengan nilai 79,17%, kosmopolitan tinggi dengan nilai 80,00%, pendapatan rendah dengan nilai 87,50% dan manfaat tinggi penyuluhan dengan nilai 77,78%. Mayoritas masyarakat berharap agar pembangunan Hutan Kemasyarakatan mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi, membuka lapangan kerja lokal, serta mengakui dan melibatkan masyarakat secara aktif dalam pengelolaan hutan.<br>Mereka juga menginginkan agar hasil hutan non-kayu seperti madu, rotan, dan obat-obatan tradisional dapat dikelola secara berkelanjutan dan tidak dibatasi aksesnya</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2130 Analisis Spasial Resiliensi Ekosistem Kawasan Gunung Lawu Bagian Timur Pasca Karhutla Tahun 2018 dan 2019 Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 2025-09-24T14:34:43+07:00 Farid Al Asyhari faridalasyhari@gmail.com Sugeng Wahyudiono sugeng@instiperjogja.ac.id Tatik Suhartati tatik.suhartatik@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini menganalisis resiliensi ekosistem di kawasan Gunung Lawu, Kabupaten Magetan dan Ngawi, Jawa Timur, pasca kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2018 dan 2019 dengan menggunakan citra satelit Landsat 8 dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Kebakaran hutan berdampak signifikan terhadap kerusakan tutupan vegetasi, degradasi tanah, serta menurunnya keanekaragaman hayati di kawasan tersebut. Penelitian menggunakan analisis Normalized Burn Ratio (NBR) untuk mengukur tingkat keparahan kebakaran serta Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) untuk memantau kerapatan dan pemulihan vegetasi pasca kebakaran. Data citra satelit multi-temporal tahun 2017 hingga 2022 dianalisis, dengan fokus pada periode pasca kebakaran tanpa kejadian baru antara 2020–2022. Hasil menunjukkan tingkat keparahan karhutla tahun 2018 berkisar rendah hingga sedang dengan nilai standar deviasi 0,33, dan tahun 2019 di tingkat rendah dengan standar deviasi 0,26. Analisis NDVI memperlihatkan kerapatan vegetasi yang mulai pulih dengan peningkatan dari 38% (2020) ke 54% (2021), namun mengalami penurunan menjadi 26% (2022) akibat faktor lingkungan dan intervensi. Transisi luas lahan yang berubah dari non-vegetasi ke vegetasi rapat juga meningkat dari 19,97 ha (2020) menjadi 55,91 ha (2022), menandakan pemulihan ekosistem berjalan secara bertahap. Studi ini menegaskan pentingnya monitoring berkelanjutan dengan resolusi spasial tinggi dan analisis komposisi spesies untuk mendukung rehabilitasi dan konservasi yang efektif di kawasan Gunung Lawu pasca karhutla.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2236 Analisis Perubahan Tutupan Lahan Taman Nasional Bukit Duabelas Wilayah Resor II. E Air Hitam I SPTN II Tebo Provinsi Jambi Menggunakan Sistem Informasi Geografis 2025-09-24T14:14:34+07:00 Anggi Murti Lestari anggibahar2@gmail.com Sugeng Wahyudiono sugeng@instiperjogja.ac.id Tatik Suhartati tatik.suhartati@instiperjogja.ac.id <p>Resor II.E Air Hitam I SPTN Wilayah II Tebo merupakan salah satu bagian wilayah Taman Nasional Bukit Duabelas yang berada di Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi. Sebagai Kawasan konservasi yang menjadi ruang hidup bagi suku anak dalam. Terjadinya perubahan tutupan lahan yang signifikan akibat aktivitas manusia seperti perambahan hutan, pembukaan lahan untuk pertanian, serta tekanan dari pertumbuhan penduduk di sekitar Kawasan. Studi analisis perubahan tutupan lahan diklasifikasikan dengan tujuan penelitian ini untuk menganalisis perubahan tutupan lahan di Resor II.E Air Hitam I SPTN Wilayah II Tebo dalam rentang waktu antara tahun 2020 dan tahun 2025. Penelitian ini menggunakan analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) yang diklasifikasikan menggunakan klasifikasi terbimbing (<em>supervised classification) </em>dengan metode<em> Maximum Likelihood Classification</em>. MLC memperhitungkan probabilitas setiap piksel untuk menentukan kelas mana yang representasinya berdasarkan data statistik sesuai hasil dari citra multispektral dengan menjelaskan kondisi sesuai observasi yang telah dilakukan. Citra landsat 8 yang merupakan koleksi data penginderaan jauh, setiap piksel dalam citra landsat memiliki nilai digital yang merekam pantulan spektral dari permukaan bumi. Citra Landsat 8 tahun 2020 dan citra Landsat 8 tahun 2025. Hasil analisis menunjukkan adanya perubahan signifikan pada tutupan lahan di kawasan Resor II.E Air Hitam antara tahun 2020 dan 2025. Luas tutupan hutan menurun sebesar 470,51 hektar (-4%), tutupan belukar relatif stabil dengan sedikit penurunan 29,15 hektar (0%). yang sebagian besar beralih fungsi menjadi perkebunan seluas 658,15 hektar (+5%) dan lahan terbuka sebesar 252,45 hektar (+2%). Menunjukkan peningkatan akurasi citra dan pengelolaan data.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2121 Studi Perubahan Tutupan Lahan Di RPH Sermo BDH Kulon Progo Menggunakan Citra Satelit Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) 2025-09-15T23:22:10+07:00 Jesyca Oktavia Sitanggang jessicastg97@gmail.com Sugeng Wahyudiono sugeng@instiperjogja.ac.Id M. Darul Falah falah@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perubahan kondisi tutupan lahan di RPH Sermo, BDH Kulon progo pada tahun 1999 dan 2025, serta menganalisis perubahan tutupan lahan dari hutan dengan kerapatan sedang ke hutan dengan kerapatan padat. Data yang digunakan berupa citra satelit landsat 5 (tahun1999) dan landsat 8 ( tahun 2025) yang diolah dengan metode klasifikasi terbimbing menggunakan algoritma Maximum Likelihood Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tutupan lahan di RPH Sermo mengalami perubahan yang signifikan. Pada tahun 1999, kawasan didominasi oleh Hutan dengan kerapatan sedang (45,99%) dan lahan terbuka (29,08%), sementara hutan dengan kerapatan padat 20,39%. Pada tahun 2025, hutan kerapatan padat meningkat secara drastis menjadi 74,01% Hutan dengan kerapatan sedang menurun menjadi 5,25%, lahan terbuka hilang sepenuhnya , sedangkan semak belukar (11,77%) dan Agroforestri (8,97%) bertambah. Perubahan fungsi hutan produksi menjadi hutan lindung sejak tahun 2000 berdampak positif , ditandai dengan peningkatan luas hutan kerapatan padat sebesar 136,08 ha (263%) dan berkurangnya lahan terbuka hingga 100%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kebijakan alih fungsi kawasan hutan di RPH Sermo berhasil meningkatkan kualitas tutupan lahan dan memperkuat fungsi ekologis kawasan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam perencanaan pengelolaan hutan yang berkelanjutan serta dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2230 Persepsi, Motivasi, dan Partisipasi Masyarakat terhadap Kelestarian Hutan Mangrove di Desa Jago-Jago, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara 2025-09-24T13:45:54+07:00 Mahfuzah Jamil Pasaribu mahfuzahjamil01@gmail.com Rawana rawana@instiperjogja.ac.id Nanda Satya Nugraha nandasatya@instiperjogja.ac.id <p>Hutan mangrove merupakan ekosistem pesisir yang unik dan penting, tumbuh di daerah tropis dan subtropis, serta memiliki fungsi ekologis vital seperti ketahanan terhadap abrasi, penyerapan karbon, dan habitat bagi berbagai spesies. Di Indonesia, hutan mangrove mencakup sekitar 3,4 juta hektar, menjadikannya salah satu yang terbesar di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana masyarakat Desa Jago-Jago memandang, termotivasi, dan berpartisipasi dalam upaya pelestarian hutan mangrove.&nbsp; Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan pengumpulan data primer melalui observasi, wawancara terstruktur, dan kuesioner dari 40 responden yang dipilih secara&nbsp;<em>purposive sampling</em>, serta data sekunder dari informasi desa. Analisis data dilakukan secara deskriptif menggunakan persentase dan Skala Likert untuk mengukur sikap, serta korelasi Pearson untuk menguji hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap kelestarian hutan mangrove tergolong baik (rerata skor 3,93), dengan pemahaman yang kuat tentang manfaat ekologis dan ekonomis mangrove, serta kesadaran akan peraturan dan edukasi konservasi. Motivasi masyarakat tergolong baik (rerata skor 3,62), ditandai dengan rasa tanggung jawab, keinginan menjaga keanekaragaman hayati, dukungan terhadap komunitas peduli mangrove, dan minat mengikuti pelatihan. Sementara itu, partisipasi masyarakat tergolong cukup baik (rerata skor 3,36), dengan keterlibatan dalam penanaman dan penghindaran aktivitas merusak, namun partisipasi dalam musyawarah desa dan usaha berbasis mangrove masih perlu ditingkatkan. Analisis korelasi menunjukkan bahwa persepsi memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi, dan motivasi memiliki hubungan yang sangat kuat dan positif dengan partisipasi, mengindikasikan bahwa peningkatan kesadaran dan dorongan internal masyarakat sangat penting untuk keberlanjutan pelestarian hutan mangrove.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2148 Persepsi Wisatawan Mancanegara terhadap Pengembangan Ekowisata Berbasis Budaya Lokal di Desa Wisata Candirejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 2025-09-19T22:01:46+07:00 Gilbert Yehesqiel Mulik gilbertymulik@gmail.com M. Darul Falah falah@instiperjogja.ac.id Karti Rahayu Kusumaningsih kartirahayukusumaningsih@gmail.com <p>Desa wisata merupakan alternatif pariwisata yang menarik bagi wisatawan, terutama mereka yang tinggal di perkotaan dan mencari pengalaman berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis persepsi wisatawan mancanegara terhadap daya tarik ekowisata berbasis budaya lokal di Desa Wisata Candirejo yang terdiri dari enam aspek yaitu persepsi wisatawan terhadap Ekowisata Desa Candirejo, daya tarik, pelayanan <em>tour guide</em>, atraksi, amenitas dan aksesibilitas serta untuk menganalisis persepsi wisatawan mancanegara terhadap pengembangan ekowisata berbasis budaya lokal di Desa Wisata Candirejo. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis data dimulai dengan menganalisis seluruh data yang diperoleh dari kuesioner, kemudian dihitung persentase jawaban yang diberikan responden. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>accidental sampling</em>. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 orang yang dihitung menggunakan metode Slovin dan menggunakan skala pengukuran instrument yaitu skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi wisatawan mancanegara terhadap pengembangan ekowisata berbasis budaya lokal di Desa Wisata Candirejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah tergolong sangat tinggi dengan skor 4,6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik ekowisata berbasis budaya lokal di Desa Wisata Candirejo bagi wisatawan mancanegara tergolong sangat tinggi dengan skor 4,6 dan pengembangan ekowisata berbasis budaya lokal di Desa Wisata Candirejo bagi wisatawan mancanegara tergolong sangat tinggi dengan skor 4,6. Ekowisata Desa Candirejo berpotensi menjadi destinasi unggulan yang mampu mendukung pelestarian lingkungan, mampu memadukan keindahan alam, budaya, dan prinsip ekowisata berkelanjutan.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2136 Kesehatan dan Pertumbuhan Tanaman Sengon (Falcataria moluccana) di Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2025-09-18T15:21:35+07:00 William Ido Tua Sinaga william82w@gmail.com Agus Prijono prijono.stiper@gmail.com Surodjo Taat Andayani surodjotaat1@gmail.com <p>Hutan rakyat dikelola oleh masyarakat dengan memegang prinsip kelestarian hutan. Kelestarian hutan diperoleh dengan budidaya tanaman hutan dengan baik. Salah satu yang mendukung kelestarian hutan tersebut dengan selalu memonitor kondisi kesehatannya yang salah satunya melalui metode <em>Forest Health Monitoring </em>(FHM) sebagai langkah lanjutan dalam pengelolaan hutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesehatan tegakan sengon, mengetahui nilai insidensi dan severitas serangan yang disebabkan oleh hama boktor dan penyakit karat puru serta untuk mengetahui keragaman pertumbuhan tegakan sengon di Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul selama 1 minggu pengamatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan sensus 100%. Analisis data yang digunakan adalah standar <em>Enviromental Monitoring and Assessment program</em> (EMAP). Total sampel yang diamati sejumlah 269 tegakan sengon. Hasil penelitian diketahui bahwa tingkat kesehatan tegakan sengon mencapai 59 % dalam kondisi sehat, 38% dalam kondisi sakit dan 3% pohon mati yang menunjukkan status cukup sehat. Indikator kematian paling banyak terjadi disebabkan oleh hama dan kegiatan penebangan oleh manusia. Kerusakan yang terjadi banyak disebabkan oleh hama boktor (<em>Xystrocera festiva </em>Pascoe<em>)</em> dan penyakit karat puru (<em>Uromycladium tepperianum </em>(Sacc.)) dengan dominasi bagian kerusakan di bagian batang atas dan batang bawah. Nilai insidensi serangan hama boktor didapatkan sebesar 7,1% serta severitas serangan sebesar 3,4% yang mana nilai severitas serangan termasuk pada kategori ringan. Nilai insidensi serangan karat puru didapatkan sebesar 10,4% serta severitas serangan 3,2% yang mana nilai severitas serangan termasuk pada kategori ringan. Pertumbuhan tanaman sengon menunjukkan nilai CV pada diameter sebesar 41% dan tinggi sebesar 30%, yang mana nilai CV menunjukkan kategori heterogen.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2139 Inventarisasi Potensi Tegakan Jati (Tectona grandis) Hutan Rakyat di Desa Semoyo Kabupaten Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 2025-09-18T15:16:04+07:00 Yosua Hasian Manurung yosuamanurung120@gmail.com Sugeng Wahyudiono sugeng@instiperjogja.ac.Id Setiaji Heri Saputra setiaji_hs@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini dilaksanakan di Desa Semoyo, Kabupaten Gunungkidul, Masyarakat di Desa Semoyo memanfaatkan hasil hutan kayu sebagai penghasilan untuk kebutuhan yang besar. Tujuan mengetahui potensi tegakan jati (<em>Tectona grandis</em>) pada hutan rakyat serta tingkat heterogenitas. Metode pengambilan sampel menggunakan sampling alokasi proporsional serta sensus dengan intensitas sampling (IS) 10% menggunakan metode jalur sistematik trip. Data yang dikumpulkan meliputi diameter, tinggi pohon, serta kondisi lingkungan (kelembaban, suhu dan kelerengan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi tegakan jati di Desa Semoyo mencapai 77.882,65 m<sup>3 </sup>dengan rata-rata diameter diameter pohon 0,23 m dan rata-rata tinggi pohon 22,11 m Nilai Mean Annual Increment (MAI) sebesar 228,70 m<sup>3</sup>/Ha/tahun, yang menunjukkan adanya pertumbuhan volume tegakan tiap tahunnya. Hasil perhitungan coevisien varians (CV) sebesar 55,63%, yang berarti tegakan jati di Desa Semoyo bersifat heterogen karena &gt;25%.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2113 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Jumlah Permintaan Kunjungan dan Nilai Ekonomi Ekowisata Gunung Api Purba di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta 2025-09-18T13:42:49+07:00 Weliga Marwah Hanna' weligamarwah77@gmail.com Sugeng Wahyudiono sugeng@instiperjogja.ac.id Yuslinawari yuslinawari@instiperjogja.ac.id <p>Ekowisata memiliki peran penting dalam mendukung konservasi lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal. Salah satu destinasi yang berkembang pesat adalah Gunung Api Purba Nglanggeran di Kabupaten Gunungkidul, yang menarik banyak wisatawan setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi jumlah kunjungan serta memperkirakan nilai ekonomi objek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, dengan penerapan Metode Biaya Perjalanan <em>(Travel Cost Method / TCM)</em> untuk menilai nilai ekonomi objek wisata tersebut. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi terhadap 45 responden yang dipilih secara <em>accidental sampling</em>. Variabel independen meliputi biaya akomodasi, akses jalan, umur, pendidikan terakhir, pendapatan, jenis kelamin, pekerjaan, kendaraan, tujuan kunjungan, informasi, kesesuaian, rekan, durasi, fasilitas, pelayanan, dan kebersihan, sedangkan variabel dependen adalah jumlah permintaan kunjungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akses jalan, pendapatan pengunjung, ketersediaan informasi, dan fasilitas secara signifikan memengaruhi jumlah kunjungan, dengan pendapatan menjadi faktor yang paling berpengaruh. Surplus konsumen per kunjungan di Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran tercatat sebesar Rp434.177,70, dengan total kunjungan tahunan sebanyak 46.486 orang. Hal ini menghasilkan nilai ekonomi keseluruhan sebesar Rp20.183.184.609,48 per tahun, mencerminkan kontribusi signifikan ekowisata terhadap perekonomian lokal.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2131 Keawetan Alami Kayu Jati Unggul Nusantara (JUN) terhadap Serangan Rayap Kayu Kering 2025-09-17T15:04:34+07:00 Dhea Safitri dheasafitri284@gmail.com Karti Rahayu Kusumaningsih kartirahayukusumaningsih@gmail.com Setiaji Heri Saputro setiaji_hs@instiperjogja.ac.id <p>Jati Unggul Nusantara (JUN) merupakan hasil perbanyakan vegetatif dari Jati Plus Perhutani (JPP) melalui teknik stek pucuk, sehingga memiliki sistem perakaran tunggang majemuk yang kokoh. Kayu jati konvensional yang berasal dari pembiakan generatif (dengan biji) selama ini tergolong dalam kelas awet I-II, sedangkan kayu JUN belum banyak informasi tentang keawetan alaminya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang keawetan alami kayu JUN, khususnya terhadap serangan rayap kayu kering. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh posisi batang arah aksial (pangkal, tengah, dan ujung) dan posisi batang arah radial (gubal dan teras) terhadap kadar ekstraktif kayu Jati Unggul Nusantara (JUN) dan penurunan berat contoh uji setelah diumpankan pada rayap kayu kering. Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan dan 3 kali ulangan. Parameter yang diamati berupa kadar ekstraktif dan penurunan berat contoh uji setelah diumpankan ke rayap kayu kering. Data dianalisis menggunakan analisis varians, apabila hasil menunjukkan perbedaan nyata, maka dilakukan uji lanjut dengan uji LSD (Least Significant Difference). Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi batang arah aksial dan radial tidak berpengaruh nyata terhadap kadar ekstraktif kayu Jati Unggul Nusantara (JUN), rata-rata kadar ekstraktif kayu JUN adalah sebesar 6,587%. Posisi batang arah aksial dan radial tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan berat kayu setelah diumpanankan ke rayap kayu kering, rata-rata penurunan berat contoh uji setelah diumpankan ke rayap kayu kering sebesar 0,434%. Berdasarkan rata-rata penurunan berat contoh uji setelah diumpankan ke rayap kayu kering, kayu JUN <br>tersebut masuk kelas awet I (sangat tahan) terhadap serangan rayap kayu kering.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2127 Serangan Hama dan Penyakit pada Persemaian Pinus (Pinus merkusii) di BKPH Purworejo, KPH Kedu Selatan 2025-09-17T07:58:51+07:00 Abraham Timothy Bangun abrahamtimothybangun31@gmail.com Karti Rahayu Kusumaningsih kartirahayukusumaningsih@gmail.com Surodjo Taat Andayani surodjotaat1@gmail.com <p>Tanaman pinus<em>&nbsp; </em>(<em>Pinus merkusii</em>) merupakan tanaman yang dikelola oleh Perum Perhutani dengan tujuan utama yaitu memproduksi getah. Persemaian pinus diharapkan menjadi penghasil bibit yang sehat dan berkualitas sehingga dapat menghasilkan tegakan yang berkualitas baik. Permasalahan yang terjadi pada persemaian adalah serangan hama dan penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan dan dapat menyebabkan kematian semai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis hama dan penyakit yang menyerang semai pinus dan untuk mengetahui pengaruh umur semai terhadap insidensi (tingkat kejadian) dan severitas (tingkat keparahan) serangan hama dan penyakit pada persemaian pinus. Penelitian ini dilaksanakan di petak 98i, RPH Loano, BKPH Purworejo, KPH Kedu Selatan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 1 faktor perlakuan berupa umur semai yang terdiri atas umur 4, 5, dan 6 bulan, dengan 3 kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis varians dan diuji lanjut menggunakan uji LSD (<em>Least Significant Difference</em>). Parameter yang diamati adalah jumlah dan jenis hama, jenis penyakit, insidensi serangan hama, insidensi serangan penyakit, severitas serangan hama, dan severitas serangan penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis hama yang menyerang adalah belalang kayu (<em>Valanga nigricornis</em>), sedangkan jenis penyakit yang menyerang adalah penyakit lodoh semai yang disebabkan oleh kebusukan pada akar semai. Umur semai berpengaruh nyata terhadap jumlah hama, insidensi serangan penyakit, dan severitas serangan penyakit. Jumlah hama terendah terdapat pada semai umur 6 bulan yaitu berjumlah 39 hama. Insidensi dan severitas serangan penyakit pada semai umur 4 dan 5 bulan cenderung lebih rendah daripada semai umur 6 bulan, yaitu sebesar 2,97% umur 4 bulan dan 3,73% umur 5 bulan untuk insidensi serangan penyakit, dan sebesar 51,22% umur 4 bulan dan 37,23% umur 5 bulan untuk severitas serangan penyakit.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2115 Persepsi Masyarakat Desa Tlogoguwo terhadap Pengelolaan Ekowisata Hutan Pinus Kalilo di Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Jawa Tengah 2025-09-16T14:03:52+07:00 Aziza Oktavia Putri azizahoktavia20@gmail.com Yuslinawari Yuslinawari yuslinawari@instiperjogja.ac.id Nanda Satya Nugraha nandasatya@instiperjogja.ac.id <p>Pengelolaan ekowisata yang dilakukan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas menjadi lebih baik dan menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung. Hal ini tak lepas dari persepsi masyarakat sekitar yang berpengaruh untuk mendorong pertumbuhan ekowisata yang telah dilakukan dan menjadi salah satu acuan pengelola ekowisata untuk meningkatkan pengelolaan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana masyarakat melihat pengelolaan yang telah dilakukan, serta bagaimana masyarakat terlibat dalam pengelolaan ekowisata hutan pinus ini. Penelitian dilakukan di Hutan Pinus Kalilo, Desa Tlogoguwo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah <em>purposive sampling</em> dengan jumlah responden sebanyak 43 orang yaitu masyarakat Desa Tlogoguwo. Analisis data dilakukan dengan kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Tlogoguwo memiliki persepsi positif atau sangat mendukung terkait pengelolaan yang telah dilakukan di Hutan Pinus Kalilo. Masyarakat Desa Tlogoguwo juga setuju untuk dilibatkan atau berpartisipasi dalam pengelolaan ekowisata Hutan Pinus Kalilo.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2114 Studi Perubahan Penggunaan Lahan Kawasan Pantai Glagah, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis 2025-09-15T23:25:00+07:00 Mitsni Nuraeni mitsninuraeni@gmail.com Sugeng Wahyudiono sugeng@instiperjogja.ac.Id Didik Surya Hadi didiksh@instiperjogja.ac.id <p>Perubahan penggunaan lahan terjadi karena pembangunan infrastruktur dan pengembangan pariwisata yang mengkonversi vegetasi alami menjadi area terbangun. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kondisi lahan dan seberapa besar perubahan kawasan Pantai Glagah pada tahun 2018 dan 2025. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif spasial temporal, pendekatan <em>change detection analysis</em>. Metode klasifikasi citra dilakukan secara <em>supervised classification</em> menggunakan <em>support vector machine</em>. Pendekatan<em> change detection analysis</em> adalah analisis kuantitatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan pada permukaan fenomena atau objek selama dua periode waktu yang berbeda. Citra yang digunakan adalah Google Earth Pro tahun 2018 dan 2025. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan terbesar terjadi pada kategori lahan kosong (+8,14 ha), bangunan (+6,69 ha) dan badan air yang relatif stabil dengan peningkatan luasan (+0,51). Penurunan terbesar terjadi pada tambak udang (­10,36 ha) dan vegetasi (-4,97 ha). Alih fungsi terbesar yang teridentifikasi adalah vegetasi menjadi lahan kosong seluas 11,63 ha dan tambak udang menjadi lahan kosong seluas 10,03 ha. Nilai kappa pada tahun 2018 sebesar 74% dan nilai kappa pada tahun 2025 sebesar 90%. Keduanya menunjukkan kesesuaian antara interpretasi citra dan <em>ground check</em>.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2278 Pengaruh Metode Aplikasi dan Konsentrasi Stearin dada Edible Coating terhadap Kualitas Buah Salak Pondoh Sleman 2025-09-29T13:02:04+07:00 Yuhelki Ginting elkiginting@gmail.com Reza Widyasaputra rezaws@instiperjogja.ac.id Ryan Firman Syah ryan@instiperjogja.ac.id <p><em>Edible coating </em>yaitu metode memperpanjang masa simpan dan menjaga kualitas buah pada suhu ruang. Penelitian dilakukan dengan berbagai tingkat stearin, yaitu 0 g (kontrol/tidak ditambahkan stearin), 0,2 g (B1), 0,4 g (B2), dan 0,6 g (B3). Parameter yang diukur meliputi susut bobot, kekerasan buah, indeks pencoklatan, total keasaman, total padatan terlarut, dan uji organoleptik. Metode aplikasi <em>edible coating </em>berpengaruh signifikan terhadap karakteristik fisik, kimiawi, dan organoleptik buah salak pondoh. Metode semprot (A2) terbukti paling efektif dalam menghambat susut bobot, menjaga aroma, rasa, warna, dan tekstur buah selama penyimpanan. Konsentrasi 2%–3% stearin menghasilkan lapisan yang cukup tebal untuk menekan kehilangan air. Kombinasi metode semprot (A2) dengan konsentrasi stearin 3% (B3) menghasilkan perlakuan terbaik dalam menekan nilai browning dan mempertahankan kualitas organoleptik, sementara kombinasi semprot paling efektif dalam menekan susut bobot. Perlakuan <em>edible coating </em>mampu memperlambat penurunan tersebut secara signifikan, terutama pada blok B1 (hari-hari awal penyimpanan). Penyimpanan di suhu kulkas (±10°C) memberikan lingkungan yang mendukung efektivitas <em>edible coating, </em>memungkinkan buah salak pondoh tetap berkualitas baik hingga 14–21 hari penyimpanan.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2274 Pengaruh Persentase TBS Kurang Masak terhadap Persentase Oil Losses Kondesat, Unstripped Bunch, dan Oil Losses Empty Bunch Pada Vertical Sterilizer 2025-09-28T16:30:40+07:00 Azrib Prabowo Pakpahan azrifprabowo@gmail.com Erista Adisetya Erista@instiperjogja.ac.id Adi Ruswanto Adiruswanto@instiperjogja.ac.id <p>Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh persentase Tandan Buah Segar (TBS) kurang masak terhadap kehilangan minyak (<em>oil losses</em>) pada kondensat, <em>unstripped bunch</em> (USB), dan <em>empty bunch</em> menggunakan <em>vertical sterilizer</em> di PT MS–2 POM, Kalimantan Tengah.Metode penelitian dikumpulkan selama 91 hari pada periode April–Juni 2024 dan dianalisis menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) terdiri dari 10 taraf, P1-P10 dengan 1 faktor pengujian dan 2 kali ulangan serta untuk melihat pengaruh antar kelompok menggunakan analisis ANOVA pada software SPSS 30.0.Hasil penelitian menunjukkan bahwa TBS kurang masak tidak berpengaruh signifikan terhadap oil losses kondensat dan USB, sedangkan berpengaruh signifikan terhadap oil losses empty bunch (p = 0,050). Dengan nilai uji perkakuan paling kecil di dapatkan rerata 5,74 pada perlakuan P6. Disimpulkan bahwa pengaruh persentase TBS kurang masak tidak berpengaruh signifikan terhadap persentase <em>oil losses condesat</em> dan <em>unstripped bunch, </em>Sedangkan pada <em>oil losses empty bunch</em> ditemukan pengaruh signifikan. Dimana persentase <em>oil losses</em> melebihi standart perusahaan 3%.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2271 Pengaruh Konsentrasi Sodium Cocoyl Isethionate terhadap Sifat Fisik Sampo Cair dengan Penambahan Cocoa Butter dan Minyak Sawit Merah 2025-09-26T14:52:14+07:00 Agustinus Yohan Satria yohansatria110@gmail.com Erista Adisetya erista@instiperjogja.ac.id Mohammad Prasanto Bimantio bimantiomp@instiperjogja.ac.id <p>Sampo cair yang diformulasikan dari cocoa butter dan minyak sawit merah sebagai produk perawatan rambut alami menawarkan manfaat unik untuk menutrisi dan melindungi rambut yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi minyak sawit merah dan cocoa butter dengan konsentrasi <em>sodium cocoyl isethionate</em> yang optimal untuk menghasilkan sampo dengan karakteristik fisik yang baik. Sediaan tersebut kemudian diuji melalui beberapa parameter, yaitu uji viskositas, pH, bobot jenis, tinggi busa, dan kadar air. Penelitian ini menggunakan rancangan blok lengkap dengan faktor satu perbandingan cocoa butter dan minyak sawit merah (A) dan penggunaan konsentrasi sodium cocoyl isethionate (B). Analisis yang dilakukan meliputi viskositas, ph, bobot jenis, kadar air, dan tinggi busa. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan faktor (A) variasi perbandingan cocoa butter dan minyak sawit merah berpengaruh terhadap uji bobot jenis tetapi tidak berpengaruh terhadap uji viskositas, ph, bobot jenis, kadar air, dan tinggi busa. Pada faktor (B) penggunaan konsentrasi sodium cocoyl isethionate berpengaruh terhadap uji viskositas dan kadar air. Namun, tidak berpengaruh terhadap uji ph, bobot jenis, dan tinggi busa pada sediaan sampo.</p> 2025-09-29T00:00:00+07:00 Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH