Pengaruh Ketebalan Mulsa terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery pada Jenis Tanah Berbeda
Kata Kunci:
Mulsa, Jenis Tanah, Bibit kelapa sawitAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh ketebalan tutupan tanah terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pembibitan. Penelitian ini dilakukan di Institut Pertanian Stiper KP2 yang berlokasi di Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2022 sampai Maret 2023. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji coba yang diselenggarakan dengan rancangan acaklengkap faktorial (RAL). Faktor pertama yang diteliti adalah ketebalan penutup tanah yang terdiri dari 3 tingkatan, yaitu: Tutupi dengan tanah setebal humus, tutupi dengan tanah setebal 1 cm, tutupi dengan tanah setebal 2 cm, dantutupi dengan tanah setebal 3 cm. Faktor lain yang diteliti adalah jenis tanah yang meliputi tiga jenis, yaitu : tanah latosol, tanah regosol dan tanah mollisol. Dengan demikian terdapat 3 x 3 = 9 kombinasi perlakuan, masing-masing perlakuan dilakukan 4 kali, sehingga jumlah sampel yang digunakan adalah 3 x 3 x 4 = 36 tanaman. Data dianalisis menggunakan ragam pada taraf 5%. Jika perbedaannya signifikan, dilakukan uji lain dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Terdapat interaksi yang nyata antara ketebalan mulsa dan jenis tanah terhadapparameter diameter batang dan berat kering pucuk kelapa sawit muda. Diameter akar maksimum adalah mulsa 1 cm dan jenis tanah Regosol, sedangkan parameter berat kering tajuk tertinggi adalah ketebalan mulsa 1 cm dan jenis tanah Regosol. Ketebalan penutup tanah dan variasi penutup tanah yang berbeda memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit, dan kedalaman penutup tanah 1 cm menunjukkan pertumbuhan bibit yang gelap.
Referensi
Antoinius. 2009. Potensi jerami padi hasil fermentasi probion sebagai bahan pakan dalam ransum sapi simmental. Seminar nasional teknologi peternakan dan veterine. Sumatera Utara.
Dwidjoseputro. G.1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. P.T Gramedia. Jakarta.
Fahmi,I.Z.2013. Media tanam hidroponik dari arang sekam. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan.Surabaya
Pahan,I. 2012. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Managemen Agribisnis Managemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hillir . Penebar Swadaya. Jakarta
Prihmantoro,H.2003. Memupuk Tanaman Sayur. Penebar Swidaya.Jakarta
Rohmiyati. S.M. 2016. Dasar- Dasar Ilmu tanah. Institut Pertanian STIPER Yogyakarta.
Sihombing,M. 2013. First Resources Group Learning.Centar.Kalimantan Barat. www.slideshare.net/../standarpertumbuhanbibitkelapasawit. Diakses pada tanggal 20 Mei 2023
Sutanto.A. A. 2019. Dasar- Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kennyataan. Kanisius.Yogyakarta.
Sutanto. R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta
Sulistio B, A. Purba, dan D. Siahaan, J.Efendi.2010.Budidaya kelapa sawit.PT BALAI PUSTAKA. Jakarta
Sulistyono. 1990. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu ke Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sutanto. R.2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisius.Yogyakarta
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Citation Check
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Agrotechnology, Agribusiness, Forestry, and Technology: Jurnal Mahasiswa Instiper (AGROFORETECH)
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.