Analisis Vegetasi Gulma di Perkebunan Tebu Rakyat pada Umur Tanaman yang Berbeda dengan Menggunakan Metode Garis

Penulis

  • Yudha Joko Prasetyo Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian INSTIPER Yogyakarta, Indonesia
  • Hangger Gahara Mawandha Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian INSTIPER Yogyakarta, Indonesia
  • Sri Suryanti Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian INSTIPER Yogyakarta, Indonesia

Kata Kunci:

analisis vegetasi, gulma, tebu

Abstrak

Gulma merupakan tumbuhan liar yang tumbuh pada lahan budidaya atau yang keberadaannya tidak dikehendaki dan merugikan tumbuhan lain disekitarnya. Gulma berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman dengan mengurangi produktivitas tanaman dan pendapatan petani. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis jenis gulma yang tumbuh pada kebun tebu umur 11 bulan dan kebun tebu umur 1 bulan, serta mengetahui jenis gulma dominan, kerapatan dan indeks keanekaragaman. Menfaat penelitian ini sebagai pedoman dan perencanaan dalam menentukan kebijakan pengelolaan gulma di lapangan, sehingga dapat menekan biaya perawatan tanaman tebu. Penelitian ini dilakukan di Perkebunan tebu rakyat desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Daerah istimewa Yogyakarta dilakukan April-Juni 2024.  Metode yang digunakan adalah metode garis. Untuk mengumpulkan data di lapangan dilakukan analisis vegetasi. Jumlah rintisan sampel ada 8, masing-masing 4 di kebun tebu umur 11 bulan dan 4 di kebun tebu umur 1 bulan. pengamatan gulma di lakukan di rintisan dengan membuat garis cuplikan sepanjang 5 meter. Hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa gulma dominan adalah jenis gulma berdaun lebar dan rumputan. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien komunitas gulma ( C ) dari kedua lahan tersebut adalah  22,3%. Nilai ini lebih kecil dari 75%, sehingga dapat di simpulkan bahwa komunitas gulma pada kebun tebu umur 11 bulan dan kebun tebu umur 1 bulan tidak Homogen.

Referensi

Arifin, B. (2008). Ekonomi swasembada gula indonesia. Economic Review, 211(211), 1–12.

Barus, E. (2003). Pengendalian gulma di perkebunan, efektivitas dan efisiensi aplikasi herbisida. Kanisius.

Conlong, D. E., & Campbell, P. L. (2010). Integrated weed management for sugarcane field verges: Melinis minutiflora and Cynodon dactylon encroachment.

Donsley Tamalonggehe, AntoniusLuntungan, & MaunaMaramis. (2015). Pengaruh Luas Lahan Dan Harga Produksi Terhadap Produksi Tanaman Salak Di Kabupaten Sitaro (Studi Kasus Kecamatan Tagulandang). Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 15, 1–11. https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jbie/article/view/7647

Hafsah, M. J. (2002). Bisnis gula di Indonesia. Pustaka Sinar Harapan.

Hasdiana U. (2018). Statistik Tebu Indoesia. Analytical Biochemistry, 11(1), 1–5.

Mardianto, S., Simatupang, P., Hadi, P. U., Malian, H., & Susmiadi, A. (2005). Industri Gula Nasional. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 23(1), 19–37.

Pane, H., & Jatmiko, S. Y. (2009). Pengendalian gulma pada tanaman padi. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. Hlm, 267–293.

Parnidi, Shofianita, N., & Nurhidayati, T. (2016). LETHAL CONCENTRATION DETERMINATION OF SUGARCANE ( Saccharum officinarum ) CALLUS , BL AND PS - 862 VARIETIES In Vitro SELECTION FOR. Agric, 62(2), 7–16.

Wirnata, Y. S. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Gula Pasir Di Indonesia Tahun 1980-2010. Economics Development Analysis Journal, 2(1), 1–5.

Unduhan

Diterbitkan

2024-07-19

Cara Mengutip

Prasetyo, Y. J., Mawandha, H. G., & Suryanti, S. (2024). Analisis Vegetasi Gulma di Perkebunan Tebu Rakyat pada Umur Tanaman yang Berbeda dengan Menggunakan Metode Garis. AGROFORETECH, 2(2), 682–687. Diambil dari https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/1347

Terbitan

Bagian

Agroteknologi

Citation Check

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 3 > >>