Pengaruh Curah Hujan terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit di Kebun Kalianta Dua PT. Padasa Enam Utama pada Berbagai Umur Tanaman
Kata Kunci:
curah hujan, defisit air, produktivitas,, kelapa sawitAbstrak
Ketersediaan air menjadi peranan penting dalam sebuah perkebunan kelapa sawit disebabkan air sangat diperlukan dari proses pembibitan sampai dengan memeperoleh hasil dari kelapa sawit. Penelitian ini untuk mengevaluasi produksivitas kelapa sawit berdasarkan data curah hujan dan defisit air. Metode penelitian menggunakan analisis korelasi dan regresi. Analisis korelasi berfungsi mengetahui hubungan keeratan defisit air dengan produktivitas TBS kelapa sawit sesuai dengan perolehan data penelutian dan mengetahui arah hubungan yang terjadi. Berdasarkan hasil analisis korelasi dan regresi defisit air dan produktivitas selama 10 tahun terakhir dari tahun 2012-2021 dengan selang waktu 0 tahun (lag-0), selang waktu 1 tahun (lag-1) dan selang waktu 2 tahun (lag-2), bahwa selang waktu 0 tahun (lag-0), selang waktu 1 tahun (lag-1) dan selang waktu 2 tahun (lag-2) tidak ada beda nyata antara defisit air dengan produktivitas pada uji signifikan. Curah hujan mengalami fluktiatif dari tahun 2012-2021, pada tahun 2017 mengalami curah hujan tertinggi yaitu 3.356 mm, dan curah hujan terendah terdapat pada tahun 2014 yaitu 1.767 mm. Pada tahun 2014 defisit air tertinggi mencapai -243 mm/tahun dan pada tahun 2019 defisit air terendah mencapai -13 mm/tahun. Hubungan defisit air terhadap produktivitas kelapa sawit memiliki hubungan yang lemah, pada tahun ke 1 (lag-1) dengan nilai R2 terbesar yaitu 0,373. Defisit air mempengaruhi produktivitas kelapa sawit selang 1 tahun pada PT. Padasa Enam Utama Kebun Kalianta Dua. Dampak setelah terjadinya el nino 2019 berpengaruh terhadap produktivitas pada tanaman tua.
Referensi
Adiwiganda. (1999). Curah Hujan Terhadap Pertumbuhan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapasawit. Medan, 1(01), 50–59.
Adi, P. 2020. Kaya Dengan Bertani Kelapa Sawit. Pustaka Baru Press.
Cha-um S., N. Yamada.,T.Takabe, and C. Kirdmanee. (2013). Physiological feature dan growth characters of oil palm (Elaeis guineensis Jacq). in response to reduced water deficit dan rewatering. Australian Journal of Crop Science 7 (3): 432-439.
Corley, R. H. V. and P.B. Tinker. (2015). The Oil Palm. 5th Editions. Willey-Blackwell.
Darlan, N. H., Pradiko, I., Winarna, & Siregar, H. H. (2016). Dampak El Niño 2015 terhadap Performa Tanaman Kelapa Sawit di Sumatera Bagian Tengah dan Selatan (Effect of El Niño 2015 on Oil Palm Performance in Central and Southern Sumatera). Jurnal Tanah Dan Iklim, 40(2), 113–120.
Harahap dan Darmosakro. (1999). Pendugaan Kebutuhan Air Untuk Pertumbuhan Kelapa Sawit Di Lapangan Dan Aplikasinya Dalam Pengembangan Irigasi. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit.
Keong, Y.K. and W.M. Keng. 2012. Statistical modeling of weather-based yield forcasting for yaoung mature oil palm. APCBEE Procedia 4:58-65.
Lubis, M. Edwin Syahputra. (2016). Water Dynamics and Ground Water Quality Assessment in an Oil Dinamika air dan fase-fase perkembangan pembungaan penentu produktivitas kelapa sawit Palm Ecosystem. Ph.D Thesis. University Putra Malaysia, 123 p.
Mangoensoekarjo, S. (2007). Manajemen Tanah Dan Pemupukan Budidaya Perkebunan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Siregar, H. H. (2006). Hujan Sebagai Faktor Penting Untuk Perkebunan Kelapa Sawit. Seri Buku Saku 25. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Citation Check
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Agrotechnology, Agribusiness, Forestry, and Technology: Jurnal Mahasiswa Instiper (AGROFORETECH)

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.