Keragaman Gulma Tanaman Kelapa Sawit di Lahan Datar dan Lahan Miring
Kata Kunci:
Gulma, jenis gulma dominan, morfologi, daur hidup, nilai koefisienAbstrak
Kelapa sawit merupakan jenis tanaman penghasil minyak nabati unggul. Dalam perawatan kelapa sawit dibutuhkan pengendalian gulma secara optimal, karena gulma kelapa sawit sangat merugikan serta menurunkan hasil produksi. Dalam usaha meningkatkan produksi kelapa sawit diperlukan usaha pemeliharaan tanaman secara intensif. Salah satu masalah yang cukup penting di perkebunan kelapa sawit ialah masalah gulma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis gulma, jenis gulma dominan dan gulma dominan berdasarkan morfologi dan daur hidup di lahan datar dan lahan miring, dan mengetahui koefisien komunitas gulma di lahan datar dan lahan miring. Hasil pengamatan gulma yang dilakukan pada lahan datar dan lahan miring, terdapat 34 jenis gulma yang tumbuh. Di lahan datar terdapat 24 jenis gulma yang tumbuh, 14 gulma tahunan dan 10 gulma semusim. Hasil pengamatan di lahan miring terdapat 27 jenis gulma yang tumbuh, terdapat 15 gulma tahunan dan 12 gulma semusim. Berdasarkan morfologi gulma dua lahan yaitu lahan datar dan miring, di lahan datar terdapat 19 gulma daun lebar, 4 gulma rumputan dan 1 gulma tekian. Morfologi gulma pada lahan miring terdapat 21 gulma daun lebar, 5 gulma rumputan dan 1 gulma pakuan. Dari hasil perhitungan Summed Dominance Ratio (SDR) berdasarkan daur hidup menunjukkan jenis gulma yang mendominasi di lahan datar dan lahan miring ialah gulma semusim. Sedangkan dari hasil perhitungan Summed Dominance Ratio (SDR) berdasarkan morfologi menunjukkan jenis gulma yang mendominasi di lahan datar dan lahan miring ialah gulma daun lebar. Nilai koefisien komunitas gulma atau C yang didapatkan dari hasil perhitungan SDR tiap jenis gulma adalah 57,67%. Karena nilai C = 57,67% < 75%, komunitas gulma di lahan datar dan lahan miring berbeda atau tidak seragam.
Referensi
Arsyad, S. (1989). Konservasi Tanah dan Air. UPT Produksi Media Informasi.
Ginting, W. A., & Soejono, A. T. (2021). Komposisi Gulma Lahan Basah dan Kering Di Perkebunan Kelapa Sawit PTPN. IV Ajamu, Panai Hulu, Kab. Labuhan Batu, Sumatera Utara. 47(4), 124–134.
Lubis, R. E., & Widanarko, A. (2011). Buku Pintar Kelapa Sawit. PT AgroMedia Pustaka, Jakarta Selatan.
Mangoensoekarjo, S., & Soejono, A. T. (2015). Ilmu Gulma dan Pengelolaan Pada Budi Daya Perkebunan. Gadjah Mada University IKAPI, Yogyakarta.
Mustafa, M. H. (2004). Teknik Berkebun Kelapa Sawit. Yogyakarta Adicita Karya Nusa.
Pujiwati, I. (2017). Pengantar Ilmu Gulma. Intimedia Kelompok Intrans Publishing Wisma Kalimetro, Malang.
Risza, S. (2010). Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Penerbit Kanisius.
Sinaga, kaleb syahputra, Wijayani, S., & Mu’in, A. (2021). Analisis Vegetasi Gulma Pada Lahan Datar dan Miring Perkebunan Kelapa Sawit di PTPN V Sei Berlian, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Jurnal Agromast/ Masepi, 5.
Supawan, I. G., & Haryadi. (2014). Efektivitas Herbisida IPA Glifosat 486 SL Untuk Pengendalian Gulma Pada Budidaya Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) Belum Menghasilkan Effectiveness. Bul Agrohorti.
Syofia, I., & Radiah, M. (2018). Keanekaragaman Komunitas Gulma Dalam Tanah Pada Tingkat Kedalaman Dan Jarak Pengambilan Tanah Di Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan. Agrium, 21(2), 178.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Citation Check
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.