Evaluasi Produksi Kelapa Sawit Berdasarkan Data Curah Hujan Dan Defisit Air

Penulis

  • Aldi Alfajar Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian INSTIPER Yogyakarta, Indonesia
  • Betti Yuniasih Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian INSTIPER Yogyakarta, Indonesia
  • Tri Nugraha Budi Santoso Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian INSTIPER Yogyakarta, Indonesia

Kata Kunci:

curah hujan, defisit air, produksi

Abstrak

Kelapa sawit tumbuh sangat baik dataran rendah yang beriklim tropis, syarat tumbuh tanaman kelapa sawit curah hujan sekitar 2.000 mm/tahun. kemudian penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi produksi kelapa sawit berdasarkan data curah hujan dan defisit air sehingga dapat memperkirakan peluang produksi kelpa sawit kedepannya serta mengevaluasi produksi tahun sebelumnya. Analisis regresi dan korelasi merupakan teknik penelitian yang digunakan. Analisis korelasi digunakan untuk menilai hubungan antara curah hujan dan keluaran TBS kelapa sawit serta arah hubungan berdasarkan data kajian yang telah dikumpulkan. Analisis regresi digunakan untuk memperkirakan produksi tanaman kelapa sawit dalam satu sampai dua tahun ke depan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh curah hujan terhadap produksi TBS kelapa sawit. Berdasarkan hasil analisis regresi dan korelasi curah hujan dengan produksi selama 10 tahun terakhir, dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020, dengan interval 0 tahun lag-0, 1 tahun lag-1, dan 2 tahun lag- 2, dapat disimpulkan bahwa selang waktu 0 tahun lag-0, 1 tahun lag-1, dan 2 tahun lag-2 tidak berbeda nyata satu sama lain pada uji signifikan. Pada saat 0 tahun lag-0, 1 tahun lag-1, dan 2 tahun lag-2, uji regresi tidak adil. Koefisien, bagaimanapun, adalah positif untuk interval lag-0, menunjukkan hubungan positif antara curah hujan dan produktivitas, semakin banyak curah hujan, semakin tinggi produksi. Curah hujan mengalami fluktuatif dari tahun 2011-2020, pada tahun 2020 curah hujan tertinggi 3.351 mm/tahun, pada tahun 2015 curah hujan terendah 1.683 mm/tahun dan rerata curah hujan sepanjang tahun skitar 2.000 mm. Defisit terjadi pada tahun 2014-2015 dan 2019 dan defisit terbesar terjadi pada tahun 2015 sebesar 1.683 mm. Pada interval 0 tahun antara tahun hujan, dampak keduanya cukup kuat terhadap produksi kelapa sawit lag-0.

Referensi

Adiwiganda. (1999). Curah Hujan Terhadap Pertumbuhan Kelapa sawit, Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Donhi. (2017). Fitografi dan Kesesuain Lahan Kelapa Sawit. Faperta UGM.

Dwidjoseputro, D. (1986). Pengantara Fisiologi Tumbuhan. Gramedia.

Hidayat. (2013). Air dan Kelapa Sawit Seri Kelapa Sawit Populer 12. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Lubis, A. . (1992). Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) di Indonesia. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat Bandar Kuala. Marihat Ulu, Pemantang Siantar.

Pahan. (2011). Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya.

Siregar, et, A. (1995). Pembibitan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Marihat.

Siregar. (2006). Hujan Sebagai Faktor Penting Untuk Perkebunana Kelapa Sawit. Seri Buku Saku 25. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

Unduhan

Diterbitkan

2023-03-20

Cara Mengutip

Alfajar, A., Yuniasih, B., & Santoso, T. N. B. (2023). Evaluasi Produksi Kelapa Sawit Berdasarkan Data Curah Hujan Dan Defisit Air. AGROFORETECH, 1(1), 50–59. Diambil dari https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/359

Terbitan

Bagian

Agroteknologi

Citation Check

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 > >>