Pembuatan Pati dari Iles-Iles (Amorphophallus Muelleri) dengan Variasi Perbandingan Air, Umbi dan Waktu Pengendapan
Kata Kunci:
UMBI ILES-ILES, PERBANDINGAN UMBI ILES-ILES DAN AIR, LAMA WAKTU PENGENDAPAN, PATIAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbandingan air, umbi iles-iles dan waktu pengendapan yang tepat agar diperoleh karakteristik serta randemen pati yang tinggi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Blok Lengkap(RBL) 2 faktor, masing-masing terdiri dari 3 taraf di ulangi 2 kali sebagai blok. Faktor pertama adalah perbandingan umbi iles-iles dan waktu (A) yaitu A1 = 1 : 2, A2 = 1 : 4, A3 = 1 : 6. Faktor kedua adalah waktu pengendapan(B) terdiri 3 taraf yaitu B1 = 12 jam, B2 = 24 jam, B3 = 36 jam, masing-masing di ulangi 2 kali sebagai blok. Pati yang di hasilkan di analisis kadar air, abu, pati, rendemen dan warna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi perbandingan umbi iles-iles dan air tidak berpengaruh terhadap kadar air, abu, warna dan rendemen pati, namun variasi perbandingan umbi iles-iles dan air berpengaruh terhadap kadar pati umbi iles-iles. Lama perendaman tidak berpengaruh terhadap kadar air, abu, pati, rendemen dan warna (nilai L). Rendemen pati tertinggi 6,77% didapatkan pada A1 = 1 umbi iles-iles : 4 air yang dipengaruhi oleh kadar air = 10,37%, abu = 10.94%, pati = 74,29%, warna (L) = 52,38%. Rendemen tertinggi = 6,90% terdapat pada B1 = waktu pengendapan 12 jam yang didalang waktu kadar air = 10,79%, abu = 10,81%, pati = 77,94% dan warna (L) = 55,35%. Perbandingan umbi iles-iles dan air serta lama waktu pengendapan yang hasil pati tertinggi terdapat pada A1 = 1 : 2 yaitu 74,76%, juga terdapat pada B1 = 12 jam yaitu 77,94%.
Referensi
Amanto et al., 2015. Karakterisasi sifat fisikokimia tepung umbi dan tepung pati dari umbi ganyong, suweg, ubi kelapa dan gembili. Jurnal Pasca Panen.Volume 1(1):29-37. http://eprints.upgris.ac.id/190/1/laporan%20penelitian%20akhir%20ekstraksi.pdf Diakses 4 February 2021
Anas, 2007. Umbi Gembili (Dioscorea esculenta L.) sebagai Bahan Pangan Mengandung Senyawa Bioaktif. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(3):129-135. http://repository.lppm.unila.ac.id/9856/1/336-1419-1-PB.pdf Diakses 2 January 2021
Jacobs, H. and J.A. Delcour. 1998. Hydrothermal modifications of granular starch with retention of the granular structure: Review. J. Agric. Food Chem. 46(8): 28952905.
Nurjanah, 2010. Studi regenerasi tanaman bernilai ekonomi tinggi. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman. Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor. http://eprints.umm.ac.id/47808/3/BAB%20II.pdf Diakses 3 Januari 2021
Murti, 2001. Analisis Rendemen dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Mikroalga Laut Tetraselmis chuii. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(2):121-126. http://repository.lppm.unila.ac.id/9856/1/336-1419-1-PB.pdf Diakses 2 January 2021
Saini, A. 2013. Potensi konjac flour di Indonesia. http://suarajakarta.co/ekstra/jurnalis-warga/potensi-konjac-flour-diindonesia. Diakses 5 Januari 2021.
Suhirman dkk., 1995. Studi perbandingan bahan baku umbi singkong dan iles-iles untuk pembuatan bioetanol. Seminar Rekayasa Kimia dan Proses, 45 Agustus 2010, Jurusan Teknik Kimia Fak. Teknik Undip, Semarang. http://eprints.undip.ac.id/22694/ Diakses 2 Januari 2021
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Citation Check
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Agrotechnology, Agribusiness, Forestry, and Technology: Jurnal Mahasiswa Instiper (AGROFORETECH)
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.