Pendugaan Kepadatan Populasi Satwa Liar Dilindungi Menggunakan Camera Trap Dengan Metode Random Encounter And Staying Time Di Estate Langgam

Penulis

  • Ahmad Dendi Romadhan Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, INSTIPER Yogyakarta, Indonesia
  • Rawana Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, INSTIPER Yogyakarta, Indonesia
  • Tatik Suhartati Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, INSTIPER Yogyakarta, Indonesia

Kata Kunci:

Hasil Rekaman Satwa, Ukuran Populasi, Status Lindung

Abstrak

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman flora dan fauna, dan kerusakan habitat menjadi salah satu faktor kerusakan habitat dari satwa. Kawasan Estate Langgam terdapat banyak satwa yang sudah ditetapkan oleh Permen LHK, IUCN, dan CITES menjadi satwa yang dilindungi dalam skala internasional. Gajah sumatera, harimau sumatera, dan beruang hutan merupakan satwa yang berstatus dilindungi critically endangered dan endangered. Pemantauan jumlah populasi dari ketiga satwa akan dilakukan dengan menggunakan camera trap, dengan metode pemasangan random encounter and staying time dengan model pemasangan grids.

 Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Estate Langgam PT.RAPP. Satwa yang ditemukan pada kawasan ini berjumlah 11 satwa yaitu, babi hutan (Sus scrofa), pelanduk kancil (Tragulus kanchil), burung bubut (Centropus sinensis), tikus hutan (Apodemus sylvaticus), sempidan merah (Lophura erythrophalma), beruk (Macaca nemestrina), garangan (Herpestes javanicus), Kijang (Muntiacus muntjak), beruang hutan (Helarctos malayanus), tapir asia (Tapirus indicus), monyet kra (Macaca fascularis), tupai tanah (Tupaia tana). Terdapat 3 satwa yang berstatus endangered yaitu, garangan, tapir asia, dan monyet kra. Beruang hutan termasuk kedalam status rawan (Vulnerable) berdasarkan IUCN. Hasil dari penelitian ini menunjukkan populasi dari gajah sumatera dan harimau sumatera tidak ditemukan, akan tetapi bekas jejak kaki, jalur lintas dan kotoran satwa ditemukan. Dan populasi dari beruang hutan dapat ditemukan 1 kali perjumpaan dengan ukuran populasi minimal 3 individu.

Referensi

Fredriksson, G., Steinmetz, R., Wong, S., Garshelis, D, L. (2008). Helarctos malayanus. IUCN Red List of Threatened Species. https://www.iucnredlist.org

Mustari, A, H., Setiawan, A., Rinaldi, D., Konservasi, D., Hutan, S., Ekowisata, D., Kehutanan, F. (2015). Kelimpahan Jenis Mamalia Menggunakan Kamera Jebakan Di Resort Gunung Botol Taman Nasional Gunung Halimun Salak (The Abundance of Mammals Using Camera Trap in Gunung Botol Resort, Halimun Salak National Park). Media Konservasi . 20, 2.

Nakashima, Y., Fukasawa, K., Samejima, H. (2018). Estimating animal density without individual recognition using information derivable exclusively from camera traps. Journal of Applied Ecology, 55(2), 735–744. https://doi.org/10.1111/1365-2664.13059

O’Brien, T, H., Wibisono, M., Kinnaird. (2003). Crouching tiger, hidden prey: Sumatran tiger and prey populations in a tropical forest landscape. Animal Conservation, 6, 131–139. https://www.researchgate.net

Diterbitkan

2023-05-29

Cara Mengutip

Romadhan, A. D., Rawana, & Suhartati, T. (2023). Pendugaan Kepadatan Populasi Satwa Liar Dilindungi Menggunakan Camera Trap Dengan Metode Random Encounter And Staying Time Di Estate Langgam . AGROFORETECH, 1(1), 823–831. Diambil dari https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/541

Terbitan

Bagian

Kehutanan

Citation Check

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 3 > >>