Inventarisasi Potensi Jenis-Jenis Bambu di Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
Kata Kunci:
potensi bambu, inventarisasi, jenis bambuAbstrak
Secara lingkungan, bambu memiliki manfaat besar karena menghasilkan biomassa tujuh kali lebih banyak daripada hutan pohon dan membantu mengurangi erosi dengan memperkuat ikatan partikel tanah serta menahan aliran air. Desa Ngargoretno terletak di lereng Pegunungan Menoreh dan terdiri dari enam dusun, yakni Dusun Selorejo, Dusun Wonokerto, Dusun Wonosuko, Dusun Tegalombo, Dusun Karangsari, dan Dusun Sumbersari. Potensi alam tersebut telah dimanfaatkan oleh Masyarakat Desa Ngargoretno sejak tahun 2016 untuk mengembangkan sektor pariwisata dan memajukan desa. Desa Ngargoretno telah lama memanfaatkan bambu dalam kehidupan sehari-hari mulai dari konstruksi, pembangunan rumah hingga pencegahan tanah longsor, banjir dan kekeringan. Berdasarkan uraian di atas, terdapat manfaat, kelebihan, dan kegunaan bambu di Desa Ngargoretno. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis bambu, jumlah rumpun dan jumlah bambu yang terdapat di Desa Ngargoretno, Salaman, Magelang. Penelitian dilakukan di Desa Ngargoretno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya meliputi wilayah Dusun Karangsari dengan metode jelajah dan purposive sampling. Data informasi yang dikumpulkan terdiri dari jenis-jenis bambu termasuk nama, ciri-ciri dan morfologi, jumlah rumpun, yang merupakan jumlah rumpun untuk setiap jenis bambu, serta jumlah batang, yang mencatat jumlah batang dalam satu rumpun. Jumlah rumpun di Desa Ngargoretno sebanyak 351 rumpun yang terdiri dari 202 rumpun bambu apus, 95 rumpun bambu petung, 32 rumpun bambu wulung, 18 rumpun bambu ampel, 3 rumpun bambu legi, dan 1 rumpun bambu kuning. Dan di Desa Ngargoretno terdapat 8.927 batang bambu yang terdiri dari 6.693 batang bambu cacing, 1.324 batang bambu petung, 567 batang bambu wulung, 287 batang bambu ampel, serta 52 batang bambu legi dan 4 batang bambu kuning.
Referensi
Batubara, R. (2002). Pemanfaatan Bambu di Indonesia. USU Digital Library, 1987, 1–7.
Cahyanto, T., Arigustin, D., & Efendi, M. (2016). Keanekaragaman Jenis Bambu di Gunung Ciremai Jawa Barat. Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi, 4(1), 90–94. https://doi.org/10.24252/bio.v4i2.2513
Catelan, M. (2009). Horizontal branch stars: The interplay between observations and theory, and insights into the formation of the Galaxy. Astrophysics and Space Science, 320(4), 261–309. https://doi.org/10.1007/s10509-009-9987-8
Charomaini Z., M. (2014). Budidaya bambu jenis komersial (Vol. 1).
Muhammad Aulia Rizkillah, Muhamad Husni Idris, & Indriyatno. (2018). Inventarisasi Hasil Hutan Bukan Kayu Bambu Di Hutan Kemasyrakatan Senggigi Kabupaten Lombok Barat (The Inventory Of Non Timber Forest Product Of Bamboo In Senggigi Community Forest Of West Lombok) Muhammad Aulia Rizkillah 1) Muhamad Husni Idris 2) Indriya. 1–10.
Murtodo, A., & Setyati, D. (2015). Inventarisasi Bambu di Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Jurnal Ilmu Dasar, 15(2), 115–121.
prof. dr. sugiyono. (2011). prof. dr. sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. intro ( PDFDrive ).pdf. In Bandung Alf (p. 143).
Wahyudiono, S., Suhartati, T., Suwadji, S., & Simbolon, J. P. (2022). Efisiensi Pemanfaatan Lidar Untuk Menaksir Tinggi Dan Diameter Pohon Dalam Kegiatan Inventarisi Sumberdaya Hutan. Prosiding Seminar Nasional Instiper, 1(1), 180–187. https://doi.org/10.55180/pro.v1i1.253
Wahyudiono, S., & Yaka, U. M. U. (2018). Potensi Bambu di Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jurnal Wana Tropika, 8(April), 27–36.
Simon, H. 2007. Metode Inventore Hutan. Pustaka Pelajar; Yogyakarta.
Sonjaya, Jajang Agus.2023. Laporan Proges Sekolah Lapang Bambu di Desa Ngargoretno, Salaman, Magelang.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Citation Check
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.