Status Kesehatan Pohon Jati di RPH Menggoro BDH Paliyan KPH Yogyakarta
Kata Kunci:
profil tegakan, kondisi tegakan, hama, FHMAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil tegakan jati di RPH Menggoro yang ditaman dengan jarak 3 x 3 m sebagai berikut : Petak 95 umur 23 tahun luasnya 64,2 ha jumlah pohon 35.470.5 meter, dengan tinggi rata-rata 16.53 dan rata – rata diameter pohon 20,75 cm. Pada Petak 96 umur 18 tahun luasnya 102.7 ha jumlah pohon 48.607.91 meter, dengan rata - rata tinggi pohon 15,94 dan rata-rata diameter pohon 19,71 cm. Pada Petak 97 umur 20 tahun luasnya 139.4 ha,jumlah pohon 65.978.02 meter, dengan rata-rata tinggi pohon 16,77 meter, dan rata-rata diameter pohon 21,37 cm.Pada Petak 98, umur 20 tahun luasnya 81 ha,jumlah pohon 39,690 meter dengan rata-rata tinggi pohon 17,85 meter, dan rata-rata diameter pohon 20,91 cm. Pada Petak 99, umur 19 tahun luasnya 91 ha, jumlah pohon 45,609,2 meter dengan rata-rata tinggi pohon 13,92 meter, dan rata-rata diameter pohon 20,37 cm.Pada Petak 100,umur 18 tahun, luasnya 61,6 ha, jumlah pohon 33,953,92 meter,dengan rata-rata tinggi pohon 16,03 meter, dan rata-rata diameter pohon 15,93 cm.Pada Petak 101,umur 18 tahun luasnya 93,5 ha, jumlah pohon per 46,2825 meter, dengan rata-rata tinggi pohon 16,74 meter, dan rata-rata diameter pohon 20,91 cm.Kondisi Kesahatan pohon di RPH Menggoro BDH Paliyan KPH Yogyakarta dengan jumlah total 2.860 pohon jatiterdiri dari pohon sakit ada 2.774 pohon jati yang terserang hama dan penyakit. dan 106 pohon jati dalam kondisi sehat. Lokasi kerusakan pohon jati di RPH Menggoro BDH Paliyan KPH Yogyakarta menunjukan bahwa lokasi kerusakan batang bagian bawah (kode 3) lebih dominan dibanding lokasi kerusakan pada daun (kode 9).ipe keruskan pohon mayoritas di dominasi keruskan mengalami kerusakan terkait dengan jenis kerusakan yang terjadi pada tipe kerusakan lain - lain (hama) berupa rayap belalang serta ulat daun lebih dominan dibanding dengan serangan penyebab penyakit.Jenis penyebab kerusakan dterdiri dari 7 jenis di dominasi rayap,belalang,ulat, luka terbuka, Pembekakan batang dan kanker.
Referensi
Alexander, S. A 1995. Forest Health Monitoring. Las Vegas. U. S. Environmental Protection Agency. Nevada.
Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Jakarta. Kanisius’
Dahlan, E.N. 2002. Hutan Kota untuk Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup. http://www2.bonet.co.id/dephut/hkota.html. Jakarta.
Irwanto. 2006. Penilaian Kesehatan Hutan Tegakan Jati (Tectona grandis) dan Eucalyptus (Eucalyptus pellita) Pada Kawasan Hutan Wanagama I. Fakultas Kehutanan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Miardini, Arina. 2006. Analisis Kesehatan Pohon Di Kebun Raya Bogor. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Pracaya. 2003. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta(ID):Penebar Swadaya
Putra IE. 2004. Pengembangan metode penilaian kesehatan hutan alam produksi. (Tesis). Bogor (ID); Institut Pertanian Bogor
Putra, El dan Purndjaya. 2001. Present Status Of Forest Vitality. Technical Report No. 11 dalam Forest Health Monitoring To Monitor The Sustainaility Of Indonesian Tropical Rainforest Volume I. Japan; ITTO dan Bogor : SEAMEO-BIOTROP.
Stuckle, I. C., C.A. Siregar., Supriyanto dan J. Kartana. 2001. Forest Health Monitoring To Monitor The Sustainability of Indonesian Tropical Rain Forest Mod - Itto - Seameo Biotrop - USDA Forest Service. Bogor.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Citation Check
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Agrotechnology, Agribusiness, Forestry, and Technology: Jurnal Mahasiswa Instiper (AGROFORETECH)
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
