Pengendalian Gulma Bandotan (Ageratum conyzoies) Dengan Berbagai Jenis Larutan Dan Konsentrasi Ekstrak Akar Alang-alang (Imperata cylindria L.)

Penulis

  • Maria Magdalena Ome Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta, Indonesia
  • Agus Priyono Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta, Indonesia
  • Didik Surya Hadi Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta, Indonesia

Kata Kunci:

alelopati, gulma, alang-alang, bandotan, larutan akar kering, larutan akar basah

Abstrak

Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang tumbuhnya tidak dikehendaki dan merugikan tanaman pokok atau tanaman budidaya karena bersaing dalam mengambil air, unsur hara, cahaya matahari, CO2, dan lain-lain. Agar tanaman budidaya tumbuh dengan baik maka perlu dikendalikan salah satunya gulma bandotan. Pengendalian gulma bisa menggunakan ekstrak akar alang-alang (Imperata cylindrical L.) karena pada akar alang-alang memiliki senyawa alelopati yang bersifat toksik yang dapat menggangu atau menghambat pertumbuhan tanaman di sekitar yang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh alelopati larutan akar alang-alang dalam menghambat pertumbuhan gulma bandotan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 44 sampel tanaman bandotan dengan 4 kali ulangan pada tiap jenis larutan ( larutan akar basah,larutan akar kering dan kontrol) dan kosentrasi (15%, 20%,25%,30% dan 35%). Data diambil dalam waktu 7 minggu yang disiremprotkan 1 hari sekali 250 ml larutan ekstrak akar alang-alang per 1 tanaman bandotan. Data yang diperoleh di analisis dengan menggunakan Anilisis Varians dan akan di uji lanjut menggunakan Uji Tukey jika terdapat pengaruh terhadap pertumbuhan tinggi dan jumlah daun bandotan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan tanaman bandotan pada perlakuan larutan akar kering dan larutan akar basah. Jenis larutan dan konsentrasi yang efektif dari ekstrak akar alang-alang adalah jenis larutan akar basah dengan konsentrasi 35 % yang menghambat rata-rata tinggi batang bandotan  9,33 cm dan rata-rata jumlah daun sebesar 9,9 helai.

Referensi

Due, Maria. 2015. Pengaruh Alelopati larutan Akar Alng-alang (Imperata cylindrica L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) . Yogyakarta.

Isda, Siti Fatonah dan Rahmi Fitri. 2013. Potensi Ekstrak Daun Gulma Babadotan (Ageratum conyzoides L.) Terhdap Perkecambahan dan Pertumbuhan Paspalum conjugatum Ber. Jurnal Biologi, Vol 6 No.2

Pujiwati, Istirochah. 2017. Pengantar Ilmu Gulma. Malang : Penerbit Intimedia .

Prijono, 2013. Gulma Pada Hutan Tanaman Di Indonesia. Jurnal Wanatropica Instiper Yogyakarta

Rahayu, E. S. 2003. Peranan Penelitian Alelopati dalam Pelaksanaan Low External Input and Sustainable Agriculture (LEISA). Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Sastroutomo. 1990. Ekologi Gulma . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sastroutomo. 1992. Pestisida, Dasar-dasar dan Dampak Penggunaannya. Jakarta.

Sembodo Dad R.J. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sumardi dan S. M. Widyastuti. 2004. Dasar-dasar Perlindungan Hutan. Gadjah Mada University Press. Cetakan Pertama.

Susanto. 2018. Regrowth Gulma Dominan Pada Eucalyptus pellita Umur 3 dan 6 Bulan Rotasi Tanaman Eucalyptus spp. Yogyakarta.

Unduhan

Diterbitkan

2023-06-26

Cara Mengutip

Ome, M. M., Priyono, A., & Hadi, D. S. (2023). Pengendalian Gulma Bandotan (Ageratum conyzoies) Dengan Berbagai Jenis Larutan Dan Konsentrasi Ekstrak Akar Alang-alang (Imperata cylindria L.). AGROFORETECH, 1(2), 1202–1206. Diambil dari https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/697

Terbitan

Bagian

Kehutanan

Citation Check

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 3 > >>