Studi Monitoring Kesehatan Pohon di Taman Kehati Tlogo Jurug, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Kata Kunci:
Kesehatan Pohon, Taman KEHATI, Forest Health MonitoringAbstrak
Taman Keanekaragaman Hayati (KEHATI) dibentuk oleh Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka melestarikan keanekaragaman ekosistem, spesies dan genetik. Taman KEHATI dapat berhasil dengan baik jika dilakukan pengelolaan yang tepat termasuk di dalam nya pemeliharaan. Taman KEHATI Tlogo Jurug merupakan satu dari empat Taman KEHATI yang ada di Yogyakarta yang lokasi nya berdekatan dengan pantai Timang, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Untuk mengetahui kondisi kesehatan nya maka perlu dilakukan penelitian berupa monitoring kesehatan pohon.Penelitian ini menggunakan metode sensus dalam pengambilan sampel pohon di Taman KEHATI Tlogo Jurug. Kemudian mengidentifikasi status kesehatan pohon dengan metode Forest Health Monitoring (FHM), yaitu metode penilaian kesehatanan pohon dengan mengelompokkan jenis dan tingkat kerusakan per individu berdasarkan kriteria pengamatan yaitu lokasi kerusakan, tipe kerusakan dan kelas keparahan.Hasil penelitian menunjukan pohon pada Taman KEHATI Tlogo Jurug ada 18 jenis dengan jumlah sebanyak 130 pohon, yaitu Akasia (Acacia sp), Asam londo (Pithecellobium dulce), Cemara (Casuarina equisetifolia), Jati (Tectona grandis), Kemiri (Aleurites moluccanus), Ketapang (Terminalia catappa), Loa (Ficus racemosa), Mahoni (Swietenia mahagoni), Melinjo (Gnetum gnemon), Plamboyan (Delonix regia), Pulai (Alstonia scholaris), Randu (Ceiba pentandra), Salam (Syzygium polyanthum), Segawe (Adenanthera pavonina), Sengon (Paraserianthes falcataria), Sukun (Artocarpus altilis), Trambesi (Samanea saman) dan Weru (Albizia procera). Jumlah pohon yang tidak sehat ada 112 dengan persentase 86,15% dan yang sehat ada 18 pohon dengan persentase 13,85%. Lokasi kerusakan yang paling banyak ditemui adalah pada bagian daun berasal dari 41 pohon, tipe kerusakan yang paling banyak ditemui pada batang atau akar patah berasal dari 45 pohon (dari jumlah lokasi kerusakan batang bawah, batang atas dan batang tajuk) dan kelas keparahan yang paling banyak ditemui adalah 0-29% sebanyak 70 pohon.
Referensi
Indonesia. (2012). Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2012 Tentang Taman Keanekaragaman Hayati.
Mangold. R (1997). Forest Health Monitoring: Field Methods Guide. United States Department Of Aciatgriculture Forest Service.
Negara, Kerta Halim, Normela Rachmawati dan Damaris Payung. 2019. Identifikasi Kerusakan Pohon Pinus Di Hutan Kota Banjarbaru. Banjarbaru : Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat
Rahayu, S. (2016). Perubahan Iklim Global Dan Perkembangan Hama Penyakit Hutan Di Indonesia, Tantangan Dan Antisipasi Ke Depan. Jurnal Ilmu Kehutanan, 10, 1-3.
Safe'i, & Tsania. (2016). Kesehatan Hutan. Penerbit PLANTAXIA.
Simanjorang, & Safe'i. (2018). Penilaian Vitalitas Pohon Jati Dengan Forest Health Monitoring Di Kph Balapulang. Ecogreen, 9-15.
Yunasfi. (2002). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit Dan Penyakit Yang Disebabkan Oleh Jamur.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Citation Check
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Agrotechnology, Agribusiness, Forestry, and Technology: Jurnal Mahasiswa Instiper (AGROFORETECH)

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.