Pengaruh Intensitas Naungan terhadap Pertumbuhan Bibit Nyamplung (Calophyllum inophyllum)

Penulis

  • Rintania Aprisa Sari Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta, Indonesia
  • Didik Surya Hadi Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta, Indonesia
  • Karti Rahayu Kusumaningsih Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta, Indonesia

Kata Kunci:

Nyamplung, Pembibitan, Intensitas Naungan

Abstrak

Pengadaan bibit yang berkualitas merupakan faktor utama yang dapat menunjang keberhasilan suatu kegiatan rehabilitasi. Peluang keberhasilan tumbuh di lapangan akan tinggi, apabila bibit yang dipergunakan berkualitas tinggi. Naungan diperlukan bagi banyak spesies pada awal pertumbuhannya, meskipun naungan dapat dikurangi sedikit demi sedikit seiring bertambahnya umur. Bibit berkualitas tinggi dipengaruhi oleh pengaturan naungan karena bibit berkualitas rendah hanya akan mengakibatkan kegagalan dalam aktivitas rehabilitasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas naungan terhadap pertumbuhan bibit nyamplung di BPDAS-HL SOP.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan analisis data Analisis Varians (ANOVA) dan diuji lanjut menggunakan uji Least Significant Difference (LSD). Faktor yang mempengaruhi yaitu intensitas naungan. Faktor ini terdiri dari 4 aras, yaitu naungan paranet berintensitas 0%, 50%, 70%, dan 90%. Masing-masing aras menggunakan 25 bibit berumur 3 bulan. Parameter yang diamati yaitu pertambahan tinggi, pertambahan diameter, pertambahan jumlah daun, dan persentase hidup bibit.Hasil pengamatan menunjukkan penggunaan naungan paranet dengan intensitas 50% memberikan hasil yang tertinggi pada pertumbuhan diameter bibit nyamplung. Sedangkan hasil yang tertinggi pada pertambahan tinggi bibit dan pertambahan jumlah daunnya dengan penggunaan naungan berintensitas 0% (tanpa naungan). Persentase hidup bibit nyamplung dengan intensitas naungan 0 %, 50%, 70%, dan 90% adalah sama, yaitu sebesar 100%.

Referensi

Abbas, S. (2016). ICON UCE 2016 Collaborative Creation Leads to Sustainable Change Proceedings Of The International Conference Konservasi Nyamplung (Calophyllum inophylum L.) di Kawasan Pesisir Pantai Afetaduma Kecamatan Pulau Ternate Kota Ternate. 93. www.unsjournals.com.

Aini, A., Budihastuti, R., & Dwi, H. (2016). Pertumbuhan Semai Rhizophora mucronata Pada Saluran Tambak Wanamina Dengan Lebar Yang Berbeda. Jurnal Biologi (Vol. 5, Issue 1).

Irwanto. (2006). Pengaruh Perbedaan Naungan Terhadap Pertumbuhan Semai Shorea sp di Persemaian. 4. www.irwantoshut.com

Keliat, S. R. (2012). Pertumbuhan Bibit Avicennia marina Pada Berbagai Intensitas Naungan. Universitas Sumatra Utara.

Wibisono, I. T. C., Priyanto, E. B., & Suryadiputra, I. N. N. (2006). Panduan praktis rehabilitasi pantai : sebuah pengalaman merehabilitasi kawasan pesisir. Wetland International - Indonesia Programme.

Unduhan

Diterbitkan

2023-06-26

Cara Mengutip

Sari, R. A., Hadi, D. S., & Kusumaningsih, K. R. (2023). Pengaruh Intensitas Naungan terhadap Pertumbuhan Bibit Nyamplung (Calophyllum inophyllum). AGROFORETECH, 1(2), 1273–1280. Diambil dari https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/677

Terbitan

Bagian

Kehutanan

Citation Check

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 3 > >>