Efektivitas Ekstrak Seresah Daun Bambu Apus (Gigantochloa Apus) sebagai Bioherbisida terhadap Kematian Gulma di Arboretum Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta

Penulis

  • Verariana Ngura Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, INSTIPER Yogyakarta, Indonesia
  • Sushardi Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, INSTIPER Yogyakarta, Indonesia
  • Siman Suwadji Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, INSTIPER Yogyakarta, Indonesia

Kata Kunci:

Seresah daun bambu apus (Gigantochloa apus), penurunan kerapatan gulma, interval penyemprotan

Abstrak

Bambu apus (Gigantochloa apus) berpotensi dimanfaatkan sebagai bioherbisida alami. Gulma merupakan salah satu faktor utama yang menurunkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian karena bersaing dalam memperoleh air, unsur hara, dan cahaya, serta dapat menjadi inang bagi hama atau penyakit. Selain itu, beberapa gulma menghasilkan senyawa beracun atau alelopati yang merugikan tanaman budidaya. Selama ini, pengendalian gulma umumnya mengandalkan herbisida kimia, namun penggunaannya yang berlebihan berisiko menurunkan kualitas tanah dan mencemari lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur interval waktu kematian gulma, persentase mortalitas gulma, serta penurunan kerapatan gulma setelah aplikasi bioherbisida. Desain penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan variasi konsentrasi bioherbisida (100 ml, 1 liter, dan 1,5 liter), masing-masing perlakuan diulang tiga kali dengan interval penyemprotan setiap 3 hari dan setiap 6 hari. Ukuran petak uji adalah 1 × 1 m. Data dianalisis menggunakan analisis varians (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (LSD). Parameter yang diamati meliputi jenis dan jumlah gulma sebelum aplikasi bioherbisida, penurunan kerapatan gulma, serta waktu kematian gulma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun bambu apus mampu menurunkan kerapatan gulma rata-rata sebesar 51,68%. Penurunan tertinggi terjadi pada Asystasia gangetica (65,34%), diikuti Cynodon dactylon (54,86%), Synedrella nodiflora (45,92%), dan Rivina humilis (40,64%). Mekanisme kerja bioherbisida ini terutama bersifat alelopati, yakni menghambat pertumbuhan gulma daripada menyebabkan kematian total. Dengan demikian, ekstrak daun bambu apus berpotensi menjadi bioherbisida ramah lingkungan untuk pengendalian gulma.

Referensi

Adin, E. R. P. W. (2017). Potensi ekstrak gulma daun sembung rambat (Mikania micrantha HBK) sebagai bioherbisida pengendali gulma putri malu (Mimosa pudica L.). Protobiont, 6(1).

Cai, X., & Gu, M. (2016). Bio-herbicides in organic horticulture. In Horticulturae (Vol. 2, Issue 2). MDPI Multidisciplinary Digital Publishing Institute. https://doi.org/10.3390/horticulturae2020003

Deru, E., Kusumaningsih, K. R., & Prijono, A. (2023). Pemanfaatan Beberapa Jenis Bioherbisida untuk Mengendalikan Gulma di Arboretum Fakultas Kehutanan Instiper Yogyakarta. Agroforetech, 1(3), 2138-2144

Elfrida, E., Jayanthi, S., & Fitri, R. D. (2018). Pemamfaatan ekstrak daun babadotan (Ageratum conyzoides L) sebagai herbisida alami. Jurnal jeumpa, 5(1), 50-55

Kusumaningsih, K,. R. 2022. “Uji Efektivitas Beberapa Jenis Tanaman Berpotensi Bioherbisida Untuk Mengendalikan Gulma Babadotan (Ageratum Conyzoides).” Hutan Tropika 16(2):215–23. doi: 10.36873/jht.v16i2.3596

Murtilaksono, A., Adiwena, M., Nurjanah, N., Rahim, A., & Syahil, M. (2021). Identifikasi gulma di lahan pertanian hortikultura kecamatan tarakan utara Kalimantan utara. J-PEN Borneo: Jurnal Ilmu Pertanian, 4(1)

Oliviera, M,. C. (2016). Weed Control in Soybean with Preemergence- and Postemergence-applied Herbicides. Crop, Forage & Turfgrass Management

Permana, J., Widaryanto, E., & Wicaksono, K. P. (2018). Penggunaan Herbisida Oksifluorfen Dan Pendimethalin Pada Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) The Application of Oxyfluorfen And Pendimethalin Herbicides On Shallot (Allium ascalonicum L.). Jurnal Produksi Tanaman, 6(4), 561-568

Prasetia, I., Mayani, N., & Erida, G. (2022). Aktivitas Senyawa Bioherbisida Ekstrak n-heksana Babadotan (Ageratum conyzoide L.) Subfraksi A pada Berbagai Konsentrasi terhadap Pertumbuhan Gulma Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 7(4), 247-253

Vani, E. (2016). “No Potensi Ekstrak Daun Bambu Apus (Gigantochloa Apus) Sebagai Bioherbisida Terhadap Perkecambahan Dan Pertumbuhan Cyperus iria dan Amaranthus spinosus L”. Skripsi 1–5

Unduhan

Diterbitkan

2025-09-29

Cara Mengutip

Ngura, V., Sushardi, & Suwadji, S. (2025). Efektivitas Ekstrak Seresah Daun Bambu Apus (Gigantochloa Apus) sebagai Bioherbisida terhadap Kematian Gulma di Arboretum Fakultas Kehutanan INSTIPER Yogyakarta. AGROFORETECH, 3(3), 1832–1839. Diambil dari https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/JOM/article/view/2285

Terbitan

Bagian

Kehutanan

Citation Check

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

<< < 1 2 3