Perbandingan Efektivitas Pembuatan Jalur Sampah menggunakan GPS dan Pancang Jalur pada Sistem Harvesting Full Mekanis Areal Low Land
Kata Kunci:
GPS, Pembuatan Jalur Sampah, Areal Low Land, Pancang JalurAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas dua metode pembuatan jalur sampah dalam sistem penebangan full mekanis di areal low land, yaitu menggunakan metode GPS dan metode pancang jalur. Metode GPS menggunakan teknologi Global Positioning System untuk menentukan jalur optimal berdasarkan koordinat geografis, sedangkan metode pancang jalur mengandalkan penandaan manual dengan memasang pancang di sepanjang jalur yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data langsung dari kegiatan setelah penebangan yaitu pembuatan jalur sampah. Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan variabel pembuatan jalur sampah sebagai perlakuan. Pengambilan data penelitian dilakukan dengan cara mengamati, mengukur dan menghitung seluruh percobaan. Data yang diperoleh meliputi waktu yang diperlukan untuk pembuatan jalur sampah dan biaya yang dibutuhkan untuk membuat jalur sampah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan jalur sampah menggunakan metode GPS lebih efektif dibanding menggunakan metode pancang jalur didukung faktor biaya sebagai salah satu pembanding keefektifan diantara kedua metode yang menunjukkan bahwa rata-rata penggunaan biaya pembuatan jalur sampah menggunakan metode GPS sebesar Rp 3.178,74/jam sedangkan menggunakan metode pancang jalur Rp 3.305,60/jam.
Referensi
Afriyadi, F. (2015). Efektivitas Komunikasi Interpersonal Antara. EJournal Ilmu Komunikasi, 3(1), 362–376.
Faqih, S., Hardiansyah, G., & Roslinda, E. (2018). Analisa Biaya Pemanenan Tanaman Mangium (Acacia mangium) Di PT. Bina Silva Nusa Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Hutan Lestari, 6(4), 804–813.
H., K., & A., S. (2000). Dampak pembangunan sektoral terhadap konversi dan degradasi hutan alam: kasus pembangunan HTI dan perkebunan di Indonesia. Dampak Pembangunan Sektoral Terhadap Konversi Dan Degradasi Hutan Alam: Kasus Pembangunan HTI Dan Perkebunan Di Indonesia, 26(26). https://doi.org/10.17528/cifor/000640
Miranda, S., & Tripiawan, W. (2019). Perbandingan Penentuan Waktu Baku Menggunakan Metode Time Study dan Critical Path Method (CPM). Jurnal Sistem Dan Manajemen Industri, 3(1), 19. https://doi.org/10.30656/jsmi.v3i1.1418
Muslimin, I., & Suhartati. (2016). Uji Jarak Tanam pada Tanaman Eucalyptus pellita F. Muell di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Info Teknis Eboni, 13 No 2(2), 119–130.
Pawiro, S. (2015). Optimalisasi Produktivitas Tenaga Kerja dalam Proyek Konstruksi ( Studi Kasus : Pembangunan Gedung Mantos Tahap III). Jurnal Teknik Sipil, 1, 1–6.
PP No 7. (1990). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1990 Tentang Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri. 1–28.
Ratnaningsih, A. T., & Prastyaningsih, S. R. (2017). Dampak Kebakaran Hutan Gambut Terhadap Subsidensi Di Hutan Tanaman Industri. Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan, 12(1), 37–43. https://doi.org/10.31849/forestra.v12i1.200
Rianandra, Arsali, & Akhmad, B. (2015). Studi Perbandingan Penentuan Posisi Geografis Berdasarkan Pengukuran dengan GPS (Global Positioning System), Peta Google Earth, dan Navigasi.Net. Jurnal Penelitian Sains, 17, 82–90. https://ejurnal.mipa.unsri.ac.id/index.php/jps/article/view/54/48
Wahyudin, W., & Siswandi, E. (2021). Pemetaan dan Analisis Tempat Penampungan Sampah Sementara Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kecamatan Mataram, Kota Mataram. Jurnal Serambi Engineering, 6(4), 2294–2302. https://doi.org/10.32672/jse.v6i4.3474
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Citation Check
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.