Studi Kasus Dekomposisi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Diantara Pokok Kelapa Sawit Di Perkebunan PT. Mitranusa Permata Sungai Manunggul Estate (SMGE) Kalimantan Selatan
Kata Kunci:
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS), area aplikasi, waktu aplikasi, dekomposisi, makrofaunaAbstrak
Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh area aplikasi, waktu dekomposisi dan interaksi diantara keduanya pada Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang diaplikasikan diantara pokok kelapa sawit terhadap semua parameter dekomposisi. Penelitian dilakukan Di Perkebunan PT. Mitranusa Permata, Unit Sungai Manunggul Estate (SMGE), Desa Sang-sang, Kelumpang Tengah, Kotabaru, Kalimantan Selatan dilaksanakan pada November 2022 – April 2023. Pengujian analisis C/N organik dilakukan di Laboratorium Pertanian INSTIPER Yogyakarta, dilaksanakan pada 29 – 31 Mei 2023. Penelitian dilakukan model Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor yaitu, faktor pertama area aplikasi dan faktor kedua waktu dekomposisi. Diperoleh 6 kombinasi berbeda dilakukan ulangan sebanyak 3 kali disetiap perlakuan, maka terdapat 18 sampel. Dari hasil penelitian, data dianalisis menggunakan sidik ragam Analysis of Variance jenjang 5 %. Apabila terdapat beda nyata, dilakukan Duncan Multiple Range Test jenjang nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai C/N terendah pada perlakuan area aplikasi datar dengan waktu dekomposisi 6 bulan setelah aplikasi bernilai 34,28. Pada parameter suhu disetiap perlakuan tidak berpengaruh nyata, sedangkan parameter pH area aplikasi datar memiliki nilai pH optimal yaitu 6,31p. Pengamatan warna kompos terbaik pada perlakuan 6 bulan setelah aplikasi bernilai 2,83a menuju (coklat gelap), sedangkan pengamatan tekstur kompos terbaik pada perlakuan 6 bulan setelah aplikasi bernilai 3a (remah) dan pengamatan aroma kompos terbaik pada perlakuan 6 bulan setelah aplikasi bernilai 2,83a menuju (tidak bau). Penyusutan tertinggi pada perlakuan area datar 6 bulan setelah aplikasi range 44,03%-48,06%. Nilai indeks keanekaragaman makrofauna berada range 2,05 H’-2,48 H’ (sedang), sedangkan perlakuan aplikasi area datar memiliki nilai rata-rata populasi makrofauna tertinggi 94,55p.
Referensi
Dalzell, H., Biddelstone, A. J., Gray, K. R., & Thuraniranjan, K. (1987). Compost Production and Use in Tropical and Subtropical Environments. Coletin 56 de Suelos de La FAO, 6.6, 134.
Djuarnani, N. Kristian dan Setiawan, B. S. (2005). Cara Cepat Membuat Kompos. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Kementerian Pertanian. (2019). Persyaratan teknis minimal pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah. In Pub. L. No. 261/ KPTS/ SR. 310//M/4/2019 (2019). (pp. 1–18). http://psp.pertanian.go.id/index.php/page/publikasi/418
Kepmentan. (2019). Keputusan Menteri Pertanian Nomor 833/KPTS/SR.020/M/12/2019. Tentang Penetapan Luas Tutupan Kelapa Sawit Indonesia 2019 (2019 (ed.); Issue l, p. 27).
Notohadiprawiro, T. (1998). Tanah dan Lingkungan. Jakarta.
Ratna, D. A. P., Samudro, G., & Sumiyati, S. (2017). Pengaruh Kadar Air Terhadap Proses Pengomposan Sampah Organik Dengan Metode Takakura. Jurnal Teknik Mesin, 6(2), 63. https://doi.org/10.22441/jtm.v6i2.1192
Santus Hendra Jaco, Wardati, W. (2015). Makrofauna Tanah Perkebunan Kelapa Sawit (Elais Guineensis Jacq) Di Lahan Gambut Dengan Pemberian Bahan Organik Pada Tinggi Muka Air Tanah Berbeda. JOM Faperta, 2(2).
Sentana, S., Subroto, M. A., Sudiyana, dan, Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia LIPI, U., Pengkajian Teknologi BPPT Puspiptek Serpong, B., Bioteknologi LIPI Cibinong, P., & Fisika LIPI Puspiptek Serpong, P. (2010). Pengembangan dan Pengujian Inokulum Untuk Pengomposan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit. Jurnal Rekayasa Proses, 4(2), 35.
Situmorang, V. H., & Afrianti, S. (2020). Keanekaragaman Makrofauna Tanah Pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) PT. Cinta Raja. Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan, 8(3), 176–186. https://journal.uncp.ac.id/index.p.
Subali, B. (2010). Pengaruh Waktu Pengomposan Terhadap Rasio Unsur C / N. April, 49–53.
Suin, M. N. (1997). Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara. Jakarta.
Sumiyati, Wayan Budiarta, I., & Setiyo, Y. (2017). Pengaruh Saluran Aerasi pada Pengomposan Berbahan Baku Jerami. Beta (Biosistem Dan Teknik Pertanian), 5(1), 68–75. http://ojs.unud.ac.id/index.php/beta
Sundari, E. (2009). Percepatan Proses Pembuatan Kompos Dari Limbah Kulit Kakao. Jurnal Teknos, 9(1), 37–44.
Surtinah. (2013). Pengujian Kandungan Unsur Hara Dalam Kompos Yang Berasal Dari Serasah Tanaman Jagung manis (Zea mays saccharata). Jurnal Ilmiah Pertanian, 11(1), 11–17.
Susanto, J. P., Santoso, A. D., & Suwedi, N. (2017). Perhitungan Potensi Limbah Padat Kelapa Sawit untuk Sumber Energi Terbaharukan dengan Metode LCA. Jurnal Teknologi Lingkungan, 18(2), 165. https://doi.org/10.29122/jtl.v18i2.2046
Susilawati, & Supijatno. (2015). Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Kelapa Sawit, Riau. 3(2), 203–212.
Sutanto Rachman. (2002). Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.
Syukur, A. (2006). Kajian Pengaruh Pemberian Macam Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jahe Di Inceptisol, Karanganyar. Jurnal Ilmu Tanah Dan Lingkungan, 6(2), 124–131.
Widiastuti, H., & Panji, T. (2007). Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Sisa Jamur Merang (Volvariella volvacea)(TKSJ) Sebagai Pupuk Organik Pada Pembibitan Kelapa Sawit. Menara Perkebunan, 75(2), 70–79.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Citation Check
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Agrotechnology, Agribusiness, Forestry, and Technology: Jurnal Mahasiswa Instiper (AGROFORETECH)

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.