Pengaruh Beberapa Jenis Dekomposer dan Lama Waktu Pengomposan terhadap Kualitas Kompos Tandan Kosong
Kata Kunci:
dekomposer, M-21, EM4, pengomposan, TKKSAbstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jenis dekomposer dan lama waktu terhadap pengomposan tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Penelitian ini dilakukan di Desa Kabun, Kab. Rokan Hulu, Prov. Riau pada Mei – Juli 2022. Penelitian ini menerapkan metode percobaan faktorial dengan penyusunannya menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas dua faktor. Faktor pertama terdiri dari 3 aras yaitu M-21, EM 4 dan M-21+EM4. Faktor kedua adalah lama waktu pengomposan yang terdiri dari 3 aras yaitu 4 minggu, 6 minggu, dan 8 minggu. Dari kedua faktor tersebut didapatkan 9 kombinasi yang dilakukan 3 ulangan sehingga terdapat 27 sampel. Data yang diamati dianalisis secara deskriptif (pH dan suhu) data, kelembapan, warna, keremahan, bau dan penyusutan berat dianalisis mengunakan sidik ragam dengan jenjang nyata 5%. Apabila ada beda nyata antara perlakuan maka diuji lanjut menggunakan Duncan multriple range test (DMRT) dengan jenjang nyata 5% Hasil penelitian ini menunjukkan M-21 memiliki hasil paling efektif dibandingkan perlakuan lainnya dan dapat mempersingkat waktu dekomposisi hingga 8 minggu.
Referensi
Agus, P., Restuti, F., Novita, H. 2022. Protein Kasar dan Lemak Kasar Amofer Tongkol Jagung Menggunakan M21 Dekomposer dan Urea pada Level yang Berbeda. Jurnal Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto. Vol 4(1):12-17.
Anugrah, R., Mardawati, E., Putri, S. H., & Yuliani, T. (2020). Karakter Bioetanol Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Metode Pemurnian Adsorpsi (Adsorpsi Menggunakan Adsorben berupa Zeolit). Jurnal Industri Pertanian, 2(1), 113–123.
Hannum, J., Hanum, C., & Ginting, J. (2014). Kadar N, P daun dan produksi kelapa sawit melalui penempatan TKKS pada rorak. Jurnal Online Agroekoteknologi, 2(4), 1279- 1286.
Kurniawan D., Sri K., dan Nimas M. S., 2013. Pengaruh Volume Penambahan Effective Microorganism 4 (EM4) 1% dan Lama Fermentasi Terhadap Kualitas Pupuk Bokashi dari Kotoran Kelinci dan Limbah Nangka. Jurnal Industria, Vol 2.1: 57 – 66.
Kusumawati, N. (2011), Evaluasi Perubahan Temperatur, pH dan Kelembaban Media pada Pembuatan Vermikompos dari Campuran Jerami Padi dan Kotoran Sapi Menggunakan Lumbricus rebellus. J. Inotek. 15(1): 45-56
Ruskandi. 2006. Tehnik Pembuatan Kompos Limbah Kebun Pertanaman Kelapa Polikultur. Buletin Tehnik Pertanian 11(10): 112-115.
Veronika, N., Dhora, A., & Wahyuni, S. (2019). Pengolahan Limbah Batang Sawit Menjadi Pupuk Kompos dengan Menggunakan Dekomposer Mikroorganisme Lokal (MOL) Bonggol Pisang. Journal of Agroindustrial Technology,29(2),154–161
Yuwono, Margo. 2008. Dekomposisi dan Mineralisasi Beberapa Macam Bahan Organik. Jurnal Agronomi Vol. 12 No. 1, Januari - Juni 2008. ISSN 1410-1939. Hal 1.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Citation Check
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Agrotechnology, Agribusiness, Forestry, and Technology: Jurnal Mahasiswa Instiper (AGROFORETECH)
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.