Aplikasi Penggunaan Fermentasi Air Kelapa sebagai Bahan Campuran Herbisida Glifosat dengan Knapsack Sprayer untuk Mengendalikan Gulma pada Lahan Kelapa Sawit
Kata Kunci:
herbisida glifosat, herbisida campuran, gulma, biayaAbstrak
Pengendalian gulma adalah sebuah praktik menghentikan persaingan antara tanaman pertanian dengan tanaman liar. Metode yang paling umum digunakan adalah dengan cara menggunakan herbisida. Ada banyak jenis herbisida salah satunya adalah herbisida glifosat berbahan aktif roundoup. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis biaya dan tingkat kematian gulma menggunakan dua cairan berbeda yaitu herbisida glifosat dan herbisida campuran.Penelitian ini dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit milik pribadi dengan lokasi di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Tapung, Kabupaen Kampar, Provinsi Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematian gulma dengan menggunakan herbisida glifosat dan herbisida campuran hasil dari fermentasi air kelapa, serta mendapatkan total biaya yang dikeluarkan untuk mengendalikan gulma di lahan perkebunan kelapa sawit dengan membandingkan herbisida glifosat dan herbisida campuran.Biaya untuk herbisida gilifosat didapatkan nilai sebesar Rp 260.000,00/ha, sedangkan herbisida campuran sebesar Rp 130.000,00/ha. Untuk biaya operasi pengendalian gulma per hektar didapatkan nilai pada herbisida gilifosfat Rp 260.061,884/ha, sedangkan herbisida campuran sebesar Rp 130.063,187/ha. Pada hari-10 gulma pada penyemprotan dengan cairan herbisida glifosat telah mengalami mati total, sedangkan pada cairan herbisida campuran mengalami mati total pada hari ke-13, pertumbuhan gulma lebih cepat tumbuh pada penyemprotan menggunakan cairan herbisida glifosat, untuk pengendalian gulma lebih efektif menggunakan herbisida campuran karena tinggat pertumbuhan gulma yang lebih lambat dibandingkan herbisida glifosat.
Referensi
Dahlianah, Inka. 2019. Keanekaragaman Jenis Gulma di Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal Indobiosains. Vol 1. No. 1 Edisi Februari 2019 https:// jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/biosains.
Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1. Jakarta: Buku Sekolah Elektronik
Kilkoda, A.K., Nurmala, T. Widayat, D. 2015. Pengaruh keberadaan gulma (Ageratum conyzoides dan Borreria alata) terhadap pertumbuhan dan hasil tiga ukuran varietas kedelai (Glycine max L. Merr) pada percobaan pot bertingkat. Jurnal Kultivasi. 14(2): 1-9.
Kurniawan, Setiadi. 2014. Efektivitas Air Kelapa Fermentasi Sebagai Larutan Penghemat Herbisida Komersil. Jurnal Teknologi Agro-Industri Vol. 1 No.1 ;November 2014 ISSN 2407-4624.
Oktavia, Evi. 2014. Efikasi Herbisida Glifosat Terhadap Gulma Umum Pada Perkebunan Karet (Hevea brasiliensis [Muell.] Arg) Yang Sudah Menghasilkan. J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Vol. 2, No. 3: 382 – 387, September 2014.
Prayogo, dkk.2017. Pengaruh Pengendalian Gulma Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai. Jurnal Produksi Tanaman Vol. 5 No. 1, Januari 2017: 24 -32 ISSN: 2527-8452.
Priyambada, Handout kuliah alsin. Perhitungan Biaya Operasi Penggunaan Alsin.Sastroutomo, S. 1988. Ekologi Gulma. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Reagan. 2019. Pengertian Herbisida. Dikutip pada : https://kitacerdas.com/deifinis -herbisida/. Diakses pada tanggal 21 juni 2022.
Trinovanta, Ulfa. 2018. Teknik Fermentasi Asam Laktat Pada Air Kelapa Dengan Sistem Bacth dan Continous. Dikutip pada : https://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_detail&id=50885. Diakses pada tanggal 21 juni 2022.
Yandhika, Budi, Zaman, Sofyan. 2017. Pengendalian Gulma Pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq). Jurnal Bul. Argohorti Vol. 5 No 3 :ISSN 384-391 (2017)
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Citation Check
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Agrotechnology, Agribusiness, Forestry, and Technology: Jurnal Mahasiswa Instiper (AGROFORETECH)
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.