Perbandingan Metode Self Assessment HQA dan Metode Sensus pada Parameter Cekungan dan Tinggi Tunggul di Areal Lowland
Kata Kunci:
Cekungan, HQA, SA, Sensus, TunggulAbstrak
HQA (Harvesting Quality Assessment) merupakan salah satu kegiatan yang ada di harvesting yaitu dibagian post harvesting yang bertujuan untuk mengecek atau menilai hasil dari suatu areal yang telah ditebang apakah lulus atau tidak.dalam kegiatan tersebut yang di snilai adalah tinggi tunggul , cekungan,lebar skidtrack,tinggi sampah.pada kegiatan HQA ada 2 metode yaitu dengan metode sensus dengan mengecek seluruh areal dan metode SA pengecekan 30% dari luas areal tersebut.pada penelitian ini di lakukan di estate Merbau PT DKS dengan menghitung jumlah tunggul dan cekungan dengan 2 metode yaitu metode sensys dengan seluruh areal dan metode SA dengan 30% dari uas areal tersebut dengan metode jaluran serta analisis menggunakan uji t dengan membandingkan hasil dari jumlah tunggul dan cekungan per Ha.pada hasil penelitian yang di lakukan tidak ada perbedaan antara metode sensus dan metode sa karena hasil dari jumlah tunggul dan cekungan yang di lakukan tidak ada perbedaan yang jauh dari hasil yang di dapatkan dengan rata-rata jumlah tunggul dari metode sensus 159,467 dan untuk metode SA 154.300 dan rata-rata jumlah cekungan dari metode sensus 14,000 dan untuk metode SA 16,483,dengan hasil data yang di dapatkan dengan 2 metode tersebut dapat di simpulkan bahwa pada 2 metode tersebut yaitu sensus dan SA tidak berbeda jauh untuk data yang di dapatkan dengan ini penggunaan pada metode SA lebih efektif karena luas areal yang di nilai lebih kecil dan efesiensi waktu yang di gunakan juga lebih sedikit dan juga untuk hasil data yang di dapatkan tidak berbeda jauh dari metode sensus.
Referensi
Davidson, A. J., Wahyudiono, S., Bowo, H., Program, W., Kehutanan, S., Kehutanan, F., & Yogyakarta, I. (2023). Studi Perbandingan Evaluasi Harvest Quality Assessment Menggunakan Drone dan Secara Manual di Area Lowland PT. RAPP (Vol. 1).
DHARMAWAN, Ir. A. (1990). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1990 TENTANG HAK PENGUSAHAAN HUTAN TANAMAN INDUSTRI. HUKUM Online, 21(58), 99–104.
Hidayat, S. H., Hidayat, P., Harahap, I. S., Nurhayati, E., Giyarto, & Guntoro, D. (2016). Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Academia, 1–492.
IFCC. (2013). Pengelolaan Hutan Lestari - Persyaratan. 29.
J. & Götmark, F. (2014) Differential survival and growth of stumps in 14 woody species after conservation thinning in mixed oak-rich temperate forests. European Journal of Forest Research, 1-11.
Santa Fermana, J., Sadjati, E., & Ikhwan, M. (2019). ANALISIS BIAYA PEMANENAN DAN PRODUKTIVITAS PRODUKSI KAYU EKALIPTUS (STUDI KASUS: HPHTI PT.PSPI DISTRIK PETAPAHAN) (Analysis of Harvesting Costs and Productivity of Eucalyptus Wood Production Case Study: HPHTI PT.PSPI Petapahan District). Muhammad Ikhwan/Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan, 14(2), 38. https://doi.org/10.31849/forestra
Suhendang, E. (2002). Pengantar Ilmu Kehutanan. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan IPB.
Syahadat, E., & Sylviani. (2014). Analisis kebijakan penyediaan lahan hutan tanaman industri. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 11(3), 277–296.
Syaid M. Noor. (2019). Mengenal Jenis Hutan di Indonesia - M. NOOR SYAID - Google Books. Alprin.
Triestini, Y., Nugroho, B., & Siburian, R. H. S. (n.d.). Trend PNBP sektor kehutanan Provinsi Papua Barat pasca implementasi kebijakan si-puhh online dan self assesment Trend of PNBP of forestry sector of Papua Barat Province following the implementation of si-puhh online and self-assessment policy. CASSOWARY, 3(1), 1–10. https://pasca.unipa.ac.id/
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Citation Check
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.