Studi Krisis Air dalam Upaya Menanggulangi Kekeringan di Padukuhan Karang Tengah, Kalurahan Gotakan, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo
Kata Kunci:
krisis air, tanah regosol, penanganan krisis airAbstrak
Krisis air yang dialami warga Padukuhan Karang Tengah, Kalurahan Gotakan, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo berdampak pada berbagai aspek kehidupan, seperti pada sektor pertanian, peternakan, peningkatan biaya hidup akibat pembelian air bersih serta dapat memicu konflik sosial. Studi krisis air ini diidentifikasi melalui penelitian kualitatif dengan teknik snowball sampling, dan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi langsung di lapangan. Penyebab krisis air di Padukuhan Karang Tengah adalah gabungan beberapa faktor yang saling berkaitan, terutama disebabkan oleh pemeliharaan dan pengelolaan air yang kurang optimal. Meskipun perhitungan ketersediaan air di wilayah Padukuhan Karang Tengah mengalami surplus air, pada kenyataannya masih terjadi krisis air. Kondisi ini diperparah oleh faktor geologi setempat, yaitu didominasi batuan dan jenis tanah regosol dengan karakteristik porositas tinggi, sehingga air mudah meresap ke dalam tanah namun tidak dapat tertampung secara efektif untuk memenuhi kebutuhan air penduduk setempat, serta adanya peningkatan kebutuhan air bersih masyarakat setempat. Dampak yang dirasakan warga yaitu kerusakan tanaman seperti tanaman mengering bahkan mati, kelangkaan pakan ternak, serta dapat menimbulkan konflik sosial dalam mendapatkan air bersih. Upaya penanganan dilakukan melalui pembuatan tandon terpal sebelum musim kemarau Kondisi potensi air hujan yang cukup melimpah, mengindikasikan perlu dilakukannya penanaman vegetasi yang dapat mengikat air dengan baik, serta melakukan penampungan air hujan seperti pembuatan kubangan air/rorak agar air hujan yang jatuh ke permukaan dapat ditampung dengan baik.
Referensi
Adolph, R. (2016). Mitigasi Bencana Dalam Mengatasi Kekeringan di Kalurahan Gayamharjo Kapanewon Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. 5(1), 1–23.
Amalia, B. I., & Sugiri, A. (2014). Ketersediaan Air Bersih dan Perubahan Iklim: Studi Krisis Air di Kedungkarang Kabupaten Demak. Teknik PWK, 3(2), 295–302. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk
BAPPEDA Kab. Kulon Progo. (2025). Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kulon Progo 2025 (Issue 0274).
Cook, B. I., Mankin, J. S., & Anchukaitis, K. J. (2018). Climate Change and Drought: From Past to Future. Current Climate Change Reports, 4(2), 164–179. https://doi.org/10.1007/s40641-018-0093-2
Fransiska, G., Sari, A., Yolanda, D., Negeri, U., Rayi, S., Rajib, K., Kampus, A. :, Gunungpati, S., & Tengah, S. J. (2024). Krisis Air Menangani Penyediaan Air Bersih Di Dunia Yang Semakin Kekurangan Sumber Daya. Jurnal Ilmiah Research Student, 1(5), 334–341. https://doi.org/10.61722/jirs.v1i5.1373
IPCC. (2014). Part A: Global and Sectoral Aspects. (Contribution of Working Group II to the Fifth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change). Climate Change 2014: Impacts, Adaptation, and Vulnerability., 1132. https://www.ipcc.ch/pdf/assessment-report/ar5/wg2/WGIIAR5-FrontMatterA_FINAL.pdf
Irianto, D. S. S. M. F. (2024). 1-5+Sosialisasi+Perubahan+Iklim+Dan+Krisis+Air. 4(1), 1–5.
Puspitasari, N. R. (2021). Analisis Studi Kasus Krisis Ketersedian Air Musim Kemarau Dalam Upaya Menanggulangi Pada Masyarakat Di Desa Butuh. Journal of Research and Education Chemistry, 3(2), 86. https://doi.org/10.25299/jrec.2021.vol3(2).7127
Sugiyono, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Wilhite, D. A. (2000). Drought Planning and Risk Assessment: Status and Future Directions. Annals of Arid Zone, 39(3), 211–230.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Citation Check
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.