Pengaruh Frekuensi Penyiraman dan Intensitas Penyinaran terhadap Pertumbuhan Mucuna bracteata
Kata Kunci:
Mucuna bracteata, Frekuensi penyiraman, Intensitas Penyinaran, intensitas cahayaAbstrak
Kelapa sawit adalah tanaman yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia dan salah satu komoditas minyak nabati dengan nilai ekonomi tinggi di Indonesia. Dalam pengolaan perkebunan kelapa sawit, kebijakan menanam tanaman penutup tanah atau Leguminoceae Cover Crop (LCC) telah diterapkan sejak lama, terutama pada lahan tanaman yang belum menghasilkan (TBM). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh frekuensi penyiraman dan intensitas penyinaran terhadap respon pertumbuhan serta kondisi optimal tanaman Mucuna bracteata, termasuk interaksi antara kedua faktor tersebut. Penelitian dilaksanakan di Kebun Penelitian dan Pendidikan (KP2) Institut Pertanian STIPER, DIY. Lokasi tersebut berada pada ketinggian 118 mdpl. Studi ini dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2024. Rancangan penelitian menggunakan metode rancangan acak kelompok (Split Plot) dengan Main plot intensitas penyinaran P1 = 100%, P2 = 50% dan P3 = 25% dan Sub plot macam jenis frekuensi penyiraman yang terdiri dari F1 = 2 x sehari (25 ml/hari), F2 = 1 x sehari (50 ml/hari), F3 = 2 hari sekali (100 ml/hari) dan F4 = 3 hari sekali (150 ml/hari). Demikian diperoleh 3 x 4 = 12 sehingga terbentuk 12 kombinasi perlakuan, masing-masing kombinasi diulang sebanyak 4 kali, dengan total 48 tanaman. Hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam jenjang 5% dan jika ada perbedaan nyata antara perlakuan diuji lanjut dengan DMRT pada jenjang 5%. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya interaksi antara frekuensi penyiraman dan intensitas penyinaran terhadap pertumbuhan Mucuna bracteata. Frekuensi penyiraman mempengaruhi pertumbuhan yang sama terhadap semua parameter. Pada penyiraman 2 x sehari menunjukkan hasil yang baik pada parameter jumlah daun, berat basah tajuk, berat kering tajuk, berat basah akar dan kandungan klorofil. Pada intensitas penyinaran menunjukkan adanya pengaruh nyata pada parameter jumlah sulur, berat basah tajuk dan bintil akar efektif. Pada intensitas penyinaran 100% menunjukkan hasil yang baik pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah sulur, berat basah tajuk dan berat kering tajuk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Mucuna bracteata mampu bertahan dalam kondisi kekurangan air serta dapat beradaptasi pada lingkungan dengan intensitas penyinaran yang rendah.
Referensi
Abdurrachman, E. (2022). Panduan Teknis Tata Cara Pengajuan Proposal Penelitian Dan Pengembangan Sawit. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (Bpdpks), Grant Riset Sawit 2023, 61, 4.
Andhika, R., Budi Hastuti, P., & Firman Syah, R. (2023). Pemanfaatan Eco Enzym Dan Pupuk P Terhadap Pertumbuhan Dan Nodulasi Mucuna Bracteata. Journal Of Sustainable Research In Management Of Agroindustry (Surimi), 3(1), 1–6. Https://Doi.Org/10.35970/Surimi.V3i1.1836
Bayu, A. (2024). Pengaruh Intensitas Penyinaran Terhadap Pertumbuhan Beberapa Jenis Tanaman Kacang–Kacangan. Agroforetech, 1(2).
Edi, S. (2016). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan (Padang Sum). Cv Hei Publishing Indonesia.
Fauzi, R., Meiriani, & Barus, A. (2016). Pengaruh Persentase Naungan Terhadap Pertumbuhan Bibit Mucuna Bracteata D. C. Asal Setek Dengan Konsentrasi Iaa Yang Berbeda. Jurnal Agroekoteknologi, 4(3), 2114–2126.
Girsang, Y. F., Astuti, Y. T. M., & Santosa, T. N. B. (2018). Pengaruh Naungan Dan Frekuensi Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Tanaman Pueraria Javanica. Jurnal Agromast, 3(2), 1–11. Www.Elsevier.Com/Locate/Desal
Handoko, A., & Rizki, A. M. (2020). Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. In Repository Raden Intan, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Raden Intan Lampung.
Harahap, I. Y., Hidayat, T. C., Pangaribuan, Y., Simangunsong, G., Sutarta, E. S., Listia, E., & Suroso, R. (2011). Mucuna Bracteata: Pengembangan Dan Pemanfaatannya Di Perkebunan Kelapa Sawit (Vol. 2). Ppks Medan. File:///C:/Users/User/Downloads/85d1543e739564ad5e55b009fcc4d7c0 (1).Pdf
Pantilu. (2003). (Morphological And Anatomical Responses Of The Soybean (Glycine Max (L.) Merill) Sprouts To The Different Light Intensity). Therapeutic Innovation & Regulatory Science, 37(2), 147–154. Https://Doi.Org/10.1177/009286150303700203
Perkasa, G. P., Hartati, R. M., & Yuniasih, B. (2023). Pengaruh Naungan Terhadap Pertumbuhan Berbagai Macam Lcc ( Legume Cover Crop ). 1(Lcc), 216–222.
Putra, B. A., Made Titiaryanti, N., & Mu’in, A. (2017). Pengaruh Komposisi Media Dan Volume Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Setek Mucuna Bracteata. Jurnal Agromast, 2(1).
Rohmi, B., Parawati, W. D. U., & Santi, I. S. (2016). Pengaruh Jenis Komposisi Lcc Terhadap Kecepatan Penutupan Lahan Tbm Kelapa Sawit. Jurnal Agromast, 1(2), 58–66. Http://Www.Tjyybjb.Ac.Cn/Cn/Article/Downloadarticlefile.Do?Attachtype=Pdf&Id=9987
Saputra, A., & Wawan. (2017). Pengaruh Leguminosa Cover Crop (Lcc) Mucuna Bracteata Pada Tiga Kemiringan Lahan Terhadap Sifat Kimia Tanah Dan Perkembangan Akar Kelapa Sawit Belum Menghasilkan. Journal Of Fakultas Pertanian Universitas Riau, 4(2), 1–14.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Citation Check
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.