Pengaruh Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair Daun Kelor terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery pada Berbagai Jenis Tanah
Kata Kunci:
: Pupuk Organik Cair, Daun Kelor, Kelapa Sawi, Pre nursery, Jenis TanahAbstrak
Pengembangan bibit kelapa sawit dalam pengaturan pra-pembibitan menjadi sasaran penelitian ini tentang hubungan antara jenis tanah dan frekuensi perlakuan POC dan cairan daun kelor. Penelitian berlangsung pada ketinggian 118 meter di atas permukaan laut di KP2 Institut Pertanian Stiper di Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY. Dalam rancangan acak lengkap (RAL), yang digunakan dari Juni hingga Agustus 2024, dua faktor dikontrol: jenis tanah (Regosol, Latosol, atau Grumusol) dan frekuensi penerapan POC daun kelor (tanpa pupuk, setiap dua hari, setiap empat hari, atau setiap enam hari). Ada total 48 tanaman yang diambil sampelnya, dengan tiga kali pengulangan setiap kombinasi perlakuan. Analisis Varians (ANOVA) digunakan untuk memeriksa data pada tingkat signifikansi 5%. Setelah Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pertama selesai, kami mengulangi proses pada tingkat signifikansi 5% untuk mengidentifikasi perbedaan antara perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan bibit kelapa sawit tidak dipengaruhi oleh jenis tanah atau aplikasi POC daun kelor. Meskipun demikian, hasil terbaik dalam hal perluasan lebar batang bibit kelapa sawit diperoleh ketika POC daun kelor diberikan dengan interval dua hari sekali dan empat hari sekali. Selain itu, jenis tanah juga berperan; tanah Regosol menghasilkan hasil terbaik dalam hal perluasan lebar batang bibit kelapa sawit. Kegunaan POC daun kelor sebagai pupuk organik alternatif dan saran untuk penggunaan jenis tanah terbaik untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit di pra-pembibitan didokumentasikan secara ilmiah dalam penelitian ini untuk petani dan pengelola perkebunan kelapa sawit.
Referensi
Agus Berlian Laoli, Sri Suryanti, & Umi Kusumastuti Rusmarini. (2023). Pengaruh aplikasi abu janjang kosong terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit pre nursery di tanah latosol dan regosol pada cekaman kekeringan. Jurnal Pengelolaan Perkebunan (JPP), 4(1). https://doi.org/10.54387/jpp.v4i1.28
Ardiyatno. (2018). Response of Oil Palm Seedlings in Prenursery on Several Types of Soil to Brackish Water Supply. Journal of Agromast, 3(1).
Erawati, A. D., Yulia, E., & Dono, D. (2023). Efikasi Ekstrak Air dan Pupuk Organik Cair Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Patogen Alternaria solani secara In Vitro dan In Vivo. Agrikultura, 34(2). https://doi.org/10.24198/agrikultura.v34i2.48596
Ewaldo, E. (2017). Analisis ekspor minyak kelapa sawit di Indonesia. E-Journal Perdagangan Industri Dan Moneter, 3(1). https://doi.org/10.22437/pim.v3i1.3988
Gayo, A. A. P., Zainabun, Z., & Arabia, T. (2022). Karakterisasi Morfologi dan Klasifikasi Tanah Aluvial Menurut Sistem Soil Taxonomy di Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 7(3). https://doi.org/10.17969/jimfp.v7i3.20885
Krisnohadi, A. (2012). Analisis Pengembangan Lahan Gambut untuk Tanaman Kelapa Sawit Kabupaten Kubu Raya. Perkebunan Dan Lahan Tropika, 1(1). https://doi.org/10.26418/plt.v1i1.24
Masriani, & Pata’dungan, Y. S. (2021). Serapan Unsur Hara Kalium dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Limbah Pabrik Kelapa Sawit. E-Journal Agrotekbis, 9(3).
Prasetyo, U. B., Rohmiyati, S. M., & Hastuti, P. B. (2018). Pengaruh Dosis Pupuk Organik (Senyawa Humat) Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Pada Jenis Tanah Yang Berbeda. Jurnal Agromast, 3(1), 1–10.
Wahyuni, P., Mustafa, S. W., & Hamid, R. S. (2021). Pengaruh Harga Internasional dan Nilai Tukar terhadap Permintaan Ekspor Minyak Sawit di Indonesia. Jesya (Jurnal Ekonomi & Ekonomi Syariah), 4(2). https://doi.org/10.36778/jesya.v4i2.420
Wibowo, F. S., Rohmiyati, S. M., & Neny Andayani. (2019). Pengaruh dosis arang sekam pada beberapa jenis tanah terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery. Jurnal AGROMAST, 6(1).
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Citation Check
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 AGROFORETECH

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.


