Sambung Pucuk Jati Kluwih (Tectona Abludens)
Kata Kunci:
Jati Kluwih (Tectona abludens), Sambung Pucuk, EntresAbstrak
Jati kluwih keberadaannya mulai langka dan biji dari jati kluwih sendiri susah untuk didapatkan, upaya konservasi yang dilakukan dengan memperbanyak tanaman dengan cara sambung pucuk. Sambung pucuk adalah menyambung bagian tanaman yang berasal dari biji (batang bawah) dengan entres yang berasal dari pohon induk yang telah mempunyai jenis/clon yang jelas. Sambung pucuk akan menjamin kualitas bibit yang dihasilkan sama dengan kualitas induk yang dijadikan sebagai entres, selain itu metode ini dapat memperpendek masa tunggu tanaman. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui posisi entres tanaman Jati Kluwih (Tectona abludens) yang optimal untuk sambung pucuk, dan mengetahui hasil terbaik dari perlakuan panjang entres 5cm, 7,5cm, dan 10cm. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan faktorial 2 (dua) faktor yang disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor yang pertama yaitu panjang entres yang terbagi menjadi 3 yaitu 5cm, 7,5cm, dan 10cm. Faktor yang kedua yaitu posisi entres terbagi menjadi 2 yaitu entres bagian pucuk dan entres bagian bawah. Masing-masing perlakuan terbagi menjadi 3 ulangan yaitu ulangan 1 (presisi), ulangan 2 (kurang presisi), dan ulangan 3 (tidak presisi). Parameter yang diamati yaitu persentase hidup (%), jumlah tunas, tinggi tunas (cm), dan jumlah daun (helai). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perbedaan perlakuan panjang entres dan posisi entres tidak berpengaruh nyata terhadap parameter yang digunakan. Persentase hidup tertinggi terdapat pada perlakuan entres atas dengan panjang 10cm, serta pada 7,5cm bawah, yaitu sebanyak 40%.
Referensi
Adinugraha, H. A., & Efendi, A. A. (2018). Pertumbuhan Bibit Hasil Okulasi Pada Beberapa Klon Jati Dari Gunungkidul Dan Wonogiri. Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 12(1), 13–23. https://doi.org/10.20886/jpth.2018.12.1.13-23
Agroekoteknologi, J., Usu, F. P., & No, E. (2018). No Title. 6(4), 801–808.
Ardana, I. G. M. K., Pradnyawathi, N. L. M., & Yuswanti, H. (2022). Studi Waktu Penyambungan terhadap KeberhasilanSambung Pucuk pada Wani Ngumpen Bali (Mangiferacaesia Jack. Var. Ngumpen Bali). Jurnal Agroteknologi Tropika, 11(1), 20–29. https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT
Arianto, E., & Anggorowati, D. (2018). Uji Keberhasilan Sambung Pucuk Langsat Dengan Berbagai Pemotongan Daun Entres.
Dastama, R., Sahputra, H., & Harahap, J. E. (2022). Pengaruh Panjang Entres Terhadap Keberhasilan Sambung Pucuk Pada Tanaman Alpukat (Persea americana Mill.). Agrinula: Jurnal Agroteknologi Dan Perkebunan, 5(1), 20–29.
Kartika, E. (2019). Tingkat Keberhasilan Sambungan Dan Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea Robusta L.) Hasil Grafting Pada Pemberian Berbagai Jenis Mikoriza Dan Ketinggian Batang Bawah. Biospecies, 12(2), 9–19. https://doi.org/10.22437/biospecies.v12i2.6185
Limbongan, J., & Djufry, F. (2013). Pengembangan Teknologi Sambung Pucuk Sebagai Alternatif Pilihan Perbanyakan Bibit Kakao. J. Litbang Pert, 32(4), 166–172.
Limbongan, J., & Fadjry, D. (2013). Pengembangan Teknologi Sambung Pucuk Sebagai Alternatif Pilihan Perbanyakan Bibit Kakao (Theobroma cocoa L.). Jurnal Litbang Pertanian, 32(2), 166–172.
Tambing, Y., & Hadid, D. A. (2008). Keberhasilan Pertautan Sambung Pucuk Pada Mangga Dengan Waktu Penyambungan Dan Panjang Entris Berbeda. The Success of Mango Union Grafting at Various Grafting Time and Scion Lengths. J. Agroland, 15(4), 296–301.
Thamrin, S., Isnaini, J. leli, & Risaldi, I. (2019). Pengaruh Teknik Penyungkupan Terhadap Pertumbuhan Tunas Sambungan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.). 8(1), 1–6.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Citation Check
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 AGROFORETECH

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.