Pengaruh Pemberian Kompos Batang Pisang Dan Frekuensi Penyiraman Terhadap Petumbuhan Tanaman Kelapa Sawit Di Pre Nursery
Kata Kunci:
Frekuensi penyiraman, Kelapa sawit, Kompos batang pisang, Pre nurseryAbstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengevaluasi dampak perlakuan kompos batang pisang terhadap perkembangan bibit kelapa sawit dan (2) untuk menilai hubungan antara perlakuan kompos dan frekuensi penyiraman sebelum tanam. Penelitian berlangsung pada bulan Mei hingga Agustus 2023 dan bertempat di Desa Wedomartani, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, di Balai Pertanian KP-2 Kalikuning Stiper Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua variabel bebas. Jumlah batang pisang yang dikomposkan bervariasi dari nol (kontrol) hingga dua ratus (double-blind), empat ratus (triple-blind), dan lima ratus (quadruple-blind) gram. Kedua, seberapa sering Anda menyiram itu penting; penyiraman setiap hari, dua kali sehari, atau dua hari sekali adalah pilihan yang tepat. Terdapat total 60 tanaman dengan 12 kemungkinan permutasi (4 x 3 = 60), karena setiap kombinasi perlakuan diberikan sebanyak lima kali. Analisis Varians (ANOVA) digunakan untuk menguji data observasi pada tingkat signifikansi 5%. Potensi perubahan nyata antar perlakuan diteliti lebih lanjut dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf signifikansi 5%. Penggunaan kompos batang pisang dan frekuensi penyiraman tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dalam penelitian ini. Rutinitas perawatan terbaik terdiri dari penyiraman satu kali sehari dan penambahan 400 g batang pisang yang sudah dikomposkan. Terdapat korelasi yang cukup besar antara penggunaan batang pisang yang dikomposkan dengan peningkatan tinggi benih, jumlah daun, bobot pucuk segar, dan bobot pucuk kering. Tidak ada perbedaan pertumbuhan yang signifikan antara bibit kelapa sawit yang diairi lebih sering atau lebih jarang pada masa pra-pembenihan.
Referensi
Budihardjo, M. A. 2006. Studi Potensi Pengomposan Sampah Kota Sebagai Salah Satu Alternatif Pengelolaan Sampah Di Tpa Dengan Mengunakan Aktivator Em4 (Effective Microorganism). Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi Dan Pengembangan Teknik Lingkungan, 1(1), 25–30.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Kusumawati, A. 2015. Analisa Karakteristik Pupuk Kompos. Seminar Nasional Universitas PGRI Yogyakarta, 323–329.
Lakitan, B. 1996. Dasar - Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo. Jakarta.
Lingga P. dan Marsono. 2005. Petunjuk penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta
Maryani, A. T. 2012. Pengaruh Volume Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Di Pembibitan Utama. Fakultas Pertanian Universitas Jambi, 1(2), 64–74.
Pranata, A.S. 2010. Meningkatkan Hasil Panen dengan Pupuk Organik. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Putinella, J. A. 2014. Perbaikan Fisik Tanah Kambisol Akibat Pemberian Bokashi Ela Sagu Dan Pupuk Abg (Amazing Bio Growth) Bunga-Buah. Jurnal Budidaya Pertanian, 10(1), 14–20.
Suyanti dan Supriyadi. 2008. Biodiversitas Dan Hubungan Kekerabatan Berdasarkan Karakter Morfologi Berbagai Plasma Nutfah Pisang. Ipb Bogor
Wibowo, A. 2019. Rancang Bangun Alat Penyiraman Tanaman Bawang Otomatis Berbasis Arduino Uno. Skripsi, 8(5), 55.
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah, Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava Media. Yogyakarta. 350 hal
Wulandari, 2011. Pengaruh pemberian pupuk npk dan kompos terhadap pertumbuhan semai jabon (Anthocephalus cadamba Miq.). Jurnal Silvikultur Tropika, 03(01), 78–81.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Citation Check
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Agrotechnology, Agribusiness, Forestry, and Technology: Jurnal Mahasiswa Instiper (AGROFORETECH)

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.