OPTIMALISASI LAHAN SAWAH DENGAN TEKNOLOGI PUPUK ORGANIK CARBONTILISER
DOI:
https://doi.org/10.55180/pro.v1i1.246Keywords:
organik, padi, pupuk, sawah, srinukAbstract
Pupuk organik dicirikan dengan kandungan C yang tinggi, umumnya pupuk organik diperoleh dari kompos baik dari sisa tanaman ataupun hewan. Bahan baku alternatif yang mempunyai kandungan C yang tinggi diantaranya Batubara muda, pupuk organic Carbontiliser berbasis batubara memiliki kandungan C 69 %, H 5,5 %, O 25 %, N 0,5 %, P2O 0,04 % dan K2O 0,36 %. Dengan pemberian pupuk organik plus dari batubara ini diharapkan dapat meningkatkan pH tanah karena asam humat mempunyai kemampuan dalam mencengkram (chelate) sehingga memiliki kemampuan sebagai pengikat kation yang dapat menahan ion NH4+ dan K+ yang terdapat dalam tanah. Optimalisasi lahan ini ditujukan untuk dapat memaksimalkan potensi lahan yang selama ini sangat jarang diperhatikan. Kerusakan lahan akibat penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus akan menimbulkan degradasi lahan secara sistematis dan dinamis sehingga kualitas lahan tadi berkurang dan optimalisasi lahan dengan tahapan reklamasi tidak terjadi secara baik dan benar. Penelitian ini menggunakan bibit Srinuk dengan metode multimode parameter dimana parameter pengamatan terdiri dari 2 aspek yaitu tanaman dan tanah dilahan tempat penelitian. Pada parameter tanaman, pengamatan yang dilakukan adalah tinggi tanaman dan klorofil pada masa fase vegetative tanaman padi yang diteliti, kemudian pada parameter tanah, pengamatan yang dilakukan adalah pH tanah, TDS (Total Dissolve Solids), dan suhu tanah. Hasil penelitian pada padi varietas Srinuk pada parameter pertumbuhan dan tanah pemberian pupuk organic Carbontiliser memberikan hasil yang baik kemudian proyeksi potensi produksi lebih tinggi dari hasil saat ini. Hal ini menjadikan optimaliassi lahan sawah pada penelitian dapat dijadikan salahsatu patokan sebagai penentu Good Management Practice.
Kata Kunci: organik, padi, pupuk, sawah, srinuk.