Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Kakao (Theobroma cacao) di Kabupaten Kulon Progo

Authors

  • Pantja Siwi V.R. Ingesti Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik LPP Yogyakarta, Indonesia
  • Anna Kusumawati Program Studi Pengelolaan Perkebunan, Politeknik LPP Yogyakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.55180/aft.v2i1.217

Keywords:

kakao, kesejahteraan, petani, rumah tangga

Abstract

Kakao termasuk salah satu komoditas perkebunan yang dikelola oleh petani sebagai salah satu sumber pendapatan yang dimungkinkan dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga. Salah satu sentra petani Kakao di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah di kabupaten Kulon Progo tepatnya di kecamatan Kokap seluas 800,02 hektar, Kecamatan Kalibawang seluas 754,45 hektar dan kecamatan Girimulyo seluas 471,95 hektar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan rumah tangga petani Kakao, dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. pendapatan rumah tangga petani kakao berasal dari on farm dan off farm. Responden penelitian ini adalah petani kakao sebanyak 60 responden, tersebar di kecamatan Kokap 20 responden, Kalibawang 20 responden, dan Girimulyo 20 responden. Analisis usahatani berdasarkan pada kriteria kepemilikan tanaman kakao, yaitu : 1) kurang dari 200 tanaman, 2) antara 200 hingga 399 tanaman, 3) antara 400 hingga 599 tanaman, dan 4) lebih dari 600 tanaman.  Adapun hasil dari penelitian ini dapat diketahui. Pendapatan rumah tangga petani kakao terendah sebesar Rp 16.143.941,-/tahun dengan jumlah tanaman kurang dari 200 tanaman dan pendapatan tertinggi sebesar Rp 39.070.000,-/tahun untuk jumlah tanaman diatas 600 tanaman, Distribusi pendapatan rumah tangga petani kakao di Kabupaten Kulon Progo termasuk merata dengan indeks Gini ratio sebesar 0,2025 artinya pengelolaan usahatani kakao memberikan distribusi pendapatan yang merata diantara rumah tangga petani kakao. Berdasarkan besarnya nilai GSR, petani dengan kepemilikan tanaman kakao kurang dari 200 tanaman tingkat kesejahteraannya dikategorikan kurang sejahtera sedangkan petani dengan kepemilikan tanaman kakao antara 200 - 599 tanaman sejahtera dan petani yang memiliki lebih dari 600 tanaman kakao kehiupannya lebih sejahtera.

References

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kulonprogo. (2017). Kecamatan Samigaluh dalam Angka 2017. PT. Pohon Cahaya Yogyakarta,Yogyakarta.

Eskarya, H., & Elihami. (2019). the Institutional Role of Farmer Groups To Develop. Jurnal Edukasi Non Formal, 1 No. 1, 81–87. https://ummaspul.e-journal.id/JENFOL/article/view/205.

Hobrouw, Y. A., Suaryana, I. G. N. A., & Asri Dwija Putri, I. G. A. M. (2021). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal dan Indeks Pembangunan Manusia. E-Jurnal Akuntansi, 31(2), 401. https://doi.org/10.24843/eja.2021.v31.i02.p11

Indonesia, B. P. S. (2019). Statistik Kakao Indonesia. Indonesia Badan Pusat Statistik.

Pertanian, D. P. K. (2017). Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Kakao.

Downloads

Published

2022-07-06

How to Cite

Ingesti, P. S. V., & Kusumawati, A. (2022). Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Kakao (Theobroma cacao) di Kabupaten Kulon Progo . AGRIFITIA : Journal of Agribusiness Plantation, 2(1), 1–13. https://doi.org/10.55180/aft.v2i1.217

Issue

Section

Artikel

Citation Check