AGRICULTURAL ENGINEERING INNOVATION JOURNAL https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/AEI <p><strong>Agricultural Engineering Innovation Journal</strong> merupakan media publikasi untuk tulisan asli yang belum pernah diterbitkan di dalam jurnal ilmiah nasional maupun internasional, dan berkaitan dengan teknik pertanian (<em>Agricultural Engineering</em>) secara luas.</p> Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian STIPER Yogyakarta en-US AGRICULTURAL ENGINEERING INNOVATION JOURNAL 2985-7236 Analisis Pengaruh Tekanan Mesin Screw Press Terhadap Presentase Broken Nut https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/AEI/article/view/765 <p>Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tekanan terhadap Presentase Broken Nut (PBN), serta menemukan tekanan optimal yang digunakan ketika proses pengempaan tandan buah segar pada Stasiun Digesting and Press sesuai standar yaitu 17%. Pada penelitian ini dilakukan pada dua tempat yaitu Unit Press dan Laboratorium Pabrik. Penelitian pada unit Press dilakukan menggunakan tekanan 40 – 50 Bar dengan waktu ± 5 menit. Analisa pada laboratorium dilakukan untuk mengetahui presentase Broken Nut yang dihasilkan. Untuk menghasilkan Presentase Broken Nut standar 17%, unit Press dapat menggunakan tekanan sebesar 44.03 Bar. Berdasarkan hasil dan Analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar tekanan pada proses pengempaan, maka semakin besar potensi Broken Nut.</p> Faroqul Hanan Munif Gani Supriyanto Sentot Purboseno Copyright (c) 2024 Faroqul Hanan Munif, Gani Supriyanto, Sentot Purboseno https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-29 2024-01-29 2 1 51 61 10.55180/aei.v2i1.765 Rancang Bangun Timbangan Menggunakan Sensor Load Cell dan Mikrokontroler Berbasis Internet of Things (IoT) https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/AEI/article/view/1024 <p>Perkembangan ilmu dan teknologi rekayasa khususnya elektronika intrumentasi mengalami kemajuan pesat. Kemajuan tersebut membuat orang berusaha memanfaatkan teknologi untuk mempermudah kehidupannya, dalam satu contoh pengukuran berat yang dilakukan secara manual dengan timbangan biasa. Timbangan merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui berat suatu benda. Dalam pemanfaatannya, timbangan banyak digunakan dalam bidang perdagangan untuk melakukan transaksi jual-beli antar pedagang dan pembeli. Modul timbangan di pasaran umumnya masih menggunakan timbangan manual yang seringkali menghasilkan pengukuran yang kurang teliti. Selain itu output hasil pengukuran hanya ditunjukkan oleh jarum penunjuk. Dalam penelitian ini penulis akan membuat alat ukur timbangan digital otomatis menggunakan sensor <em>Load</em> <em>Cell</em> dan <em>Mikrikontroler</em> berbasis <em>Internet of things</em> (<em>IoT</em>). Tujuan penelitian ini adalah membuat alat timbangan otomatis menggunakan sensor <em>Load</em> <em>Cell</em> dan <em>Mikrokontroler</em> berbasis <em>IoT</em>, melakukan kalibrasi alat ukur timbangan untuk mendapatkan akurasi dan toleransi dan mengaplikasi alat ukur untuk menimbang pasir. Kesimpulan penelitian ini adalah telah berhasil membuat prototype alat ukur timbangan menggunkan sensor load cell dan mikrokontroler berbasis <em>Internet of Things</em> (<em>IoT</em>). Alat timbangan bisa diaplikasikan untuk penimbangan pasir dengan hasil yang baik yaitu dengan akurasi rata-rata 98,97% dan toleransi 1,03 %.</p> Suparman Gani Supriyanto Agung Kumara Copyright (c) 2024 Suparman, Gani Supriyanto, Agung Kumara https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-30 2024-01-30 2 1 62 68 10.55180/aei.v2i1.1024 Rancang Bangun Alat Ukur Data Iklim Automatic Weather Station (AWS) https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/AEI/article/view/766 <p>Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu sistem pengukuran kondisi cuaca yang dapat membantu masyarakat dalam menjalankan aktivitas mereka. Sistem ini menggunakan <em>Automatic Weather Station</em> (<em>AWS</em>) yang dirancang untuk mendeteksi dan mengukur kondisi iklim di sekitar alat ukur. Alat ini terdiri dari beberapa sensor, termasuk sensor DHT11, BMP180, dan Sensor Hujan (<em>Raindrops Module</em>). hasil pengukuran sensor BMP180 dibandingkan dengan sensor barometer pada smartphone, dan ditemukan nilai rata-rata error sebesar 24,97% pada pengukuran ketinggian dan 1,31% pada pengukuran tekanan udara, hasil pengukuran sensor DHT11 dibandingkan dengan sensor <em>AccuWeather</em> pada <em>Smartphone</em> menghasilkan nilai rata-rata error sebesar 3,85% pada pengukuran suhu dan 1,98% pada pengukuran kelembaban udara, sensor hujan diuji dengan memberikan beberapa titik air pada panel sensor, dan ditemukan bahwa nilai analog sensor berkurang seiring dengan penambahan air. Semua komponen telah terhubung dengan baik ke <em>Mikrokontroler</em> <em>Arduino</em> <em>Mega</em> 2560. Dalam uji fungsional alat, semua komponen bekerja dengan baik sesuai dengan fungsi dan spesifikasinya.</p> Bilsanto Zamili Hermantoro Suparman Copyright (c) 2024 Bilsanto Zamili, Hermantoro, Suparman https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-29 2024-01-29 2 1 28 36 10.55180/aei.v2i1.766 Analisis Perubahan Curah Hujan Terhadap Dosis Bahan Kimia di Water Treatment Plant di Pabrik Kelapa Sawit https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/AEI/article/view/801 <p>Ada kemungkinan bahwa kualitas air berubah selama periode hujan dan tidak hujan, ini dapat berdampak pada jumlah bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan air di <em>Water Treatment Plant</em> (<em>WTP</em>). Hal ini sangat penting untuk menjamin bahwa kualitas air bersih yang dihasilkan oleh <em>WTP</em> sesuai dengan standar pH 6,5 - 7,5, <em>Turbidity</em> maksimal 5 NTU, dan TDS 30 - 50 ppm. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis variasi curah hujan memengaruhi kualitas air yang masuk ke <em>WTP</em> serta dosis bahan kimia yang digunakan selama proses pengolahan. Selain itu, penelitian ini mengkaji hubungan antara curah hujan dan dosis bahan kimia. Parameter yang diamati pH, <em>Turbidity</em>, TDS (<em>Total Dissolved Solids</em>) di Pabrik Kelapa Sawit, Kalimantan Tengah dari Agustus hingga September 2022. Parameter kualitas air, pH, <em>Turbidity</em>, dan <em>TDS</em>, tidak berubah secara signifikan pada saat hujan dan saat tidak hujan. Perubahan cuaca, khususnya hujan, tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap parameter kualitas air. Curah hujan berpengaruh terhadap penggunaan bahan kimia (PAC, <em>Soda Ash</em>, dan <em>Polymer</em>) dalam proses pengolahan air di <em>WTP</em> berkorelasi moderat. Ini terjadi meskipun pengaruh hujan pada parameter kualitas air sangat kecil, tetapi dampaknya pada penggunaan bahan kimia dalam pengolahan air sangat besar.Curah hujan berkorelasi kuat terhadap penggunaan bahan kimia PAC dengan nilai korelasi 0,848. Curah hujan berkorelasi sedang terhadap penggunaan bahan kimia <em>Soda Ash</em> dengan nilai korelasi 0,546. Curah hujan berkorelasi sedang terhadap penggunaan bahan kimia <em>Polymer</em> dengan nilai korelasi 0,546.</p> Yohanes Nopan Bagas Nuraeni Dwi Dharmawati Hermantoro Copyright (c) 2024 Yohanes Nopan Bagas, Nuraeni Dwi Dharmawati, Hermantoro https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-29 2024-01-29 2 1 1 27 10.55180/aei.v2i1.801 Masalah dan Penanganan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Pada Proses Panen diperkebunan Kelapa Sawit https://jurnal.instiperjogja.ac.id/index.php/AEI/article/view/857 <p>Potensi bahaya terjadi hampir dalam setiap proses kerja yang berhubungan dengan mesin, peralatan, material dan cara kerja. Identifikasi bahaya kerja harus dipelajari dan diketahui sedini mungkin agar dapat dilakukan Tindakan pencegahan/ penanggulangan bahaya. Dalam penelitian ini dilakukan observasi untuk mengidentifikasi bahaya yang dihadapi serta langkah atau tindakan pencegahannya sehingga penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) berjalan dengan baik. Diskusi dengan pekerja tentang pekerjaannya memungkinkan untuk mencari cara-cara terbaik dalam mencegah atau menghindari bahaya yang ada. Pada proses pemanenan, bahaya dapat terjadi karena tertimpa Tanda Buah Segar (TBS) dan pelepah, serta cedera karena digigit hewan berbahaya seperti ular, tawon, lebah dsb. Hal ini disebabkan tanaman liar/ gulma sekitar pokok tanaman tidak tertangani sehingga hewan-hewan tersebut dapat bersarang, serta menyulitkan pekerja dalam perawatan dan pemanenan tanaman. Masalah utama pada kasus yang dibahas ini adalah tidak terawatnya kondisi kebun (ring weeding tidak rapi, gulma tinggi/ lebat, akses jalan kurang baik) sehingga pemupukan dan atau pemanenan tidak dapat dilakukan maksimal, banyak kendala/ halangan di lapangan yang terjadi. Penanggulangannya bisa diakukan dengan cara prunning dan penyemprotan herbisida secara merata untuk mematikan pertumbuhan gulma, penanggulangan hewan-hewan tersebut dapat melakukan pengasapan agar sarang tawon/ lebah mudah diambil, selain itu juga bisa menggunakan racun insektisida yang dapat mematikan serangga. Cara bekerja yag aman juga perlu dilakukan seperti mengecek keadaan sekitar sebelum memasuki ancak guna menghindari hewan-hewan yang berbahaya serta harus menggunakan alat Alat Pelindung Diri (APD). Sikap tidak disiplin karyawan yang tidak menggunakan APD adalah salah satu masalah dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM).</p> Raja Alamsyah Damanik Priyambada Priyambada Pandu Parmadi Copyright (c) 2024 Raja Alamsyah Damanik, Priyambada Priyambada, Pandu Parmadi https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2024-01-29 2024-01-29 2 1 37 50 10.55180/aei.v2i1.857